Kenapa dia memandangiku seperti itu?
Aku memerhatikan penampilanku. Memastikan mungkin saja ada yang aneh dari penampilanku. Apakah aku mengenakan sesuatu yang salah atau Jungkook meletakkan sesuatu ketika aku lengah?
Tapi, tak ada yang aneh dariku. Memastikan lagi, aku memegang wajahku. Mungkin saja ada noda aneh di wajahku?
Tapi, dari jarak sejauh ini, memangnya Jimin bisa melihat jika ada sesuatu yang salah di wajahku?
Jadi, aku menyimpulkan, dia memerhatikanku tanpa alasan?
Berusaha untuk tidak memandangnya balik, aku menatap jalan yang kutapaki sembari berdoa semoga saja suasana kami nanti tidak menjadi canggung. Atau setidaknya, bus datang dengan segera.
Tak terasa aku telah berada tepat di samping Jimin. Tanpa memastikan dia masih memandangku atau tidak, aku melihat jalanan yan terlihat sepi. Memang tidak banyak yang menggunakan bus, mengingat aku berada di sekolah yang dikenal elit, hanya sedikit siswa yang menaiki bus. Salah satunya aku, dan Jimin.
Oh, jangan lupakan si Kookie.
Aku tertawa kecil mengingat nama itu, Jungkook selalu marah kalau aku memanggilnya dengan nama kecilnya. 'Setidaknya jangan dengan nada seperti itu!' dia akan mengeluh dengan mimik seperti anak kecil yang marah.
Takut dikira gila, aku menghentikan tawaku. Jimin bahkan tidak bersuara sedikit pun. Apa dia mengira aku gila?
Penasaran, aku pun menoleh ke arah kiri, di posisi Jimin berada. Aku menahan nafas.
Dia menatapku tanpa ekspresi.
Dia terlihat sangat berbeda. Aku seperti melihat orang lain. Caranya memandangku tadi seakan dia tak memiliki sedikitpun simpati padaku, dan caranya melihat jalanan seperti kebosanan setengah mati berada di dekatku. Itu terlihat terlalu jelas. Dia tak terlihat seperti malaikat yang yang dikatakan orang-orang. Dia seperti bukan seperti Park Jimin.
Padahal, aku ingin menjadi temannya. Maksudku, hei, aku bukan orang yang mudah berbaur, dan dia adalah orang yang hangat, pasti rasanya menyenangkan memiliki teman dekat seperti itu. Tapi, sepertinya aku salah telah berpikir sejauh itu.
Tak selang beberapa lama, aku merasakan dirinya yang kembali memerhatikanku. Aku berusaha keras untuk tidak tahu dan hanya berfokus menatap jalanan. Kapan busnya tiba, sih?
Sejak kapan Park Jimin bisa seseram ini?
Pikiranku berkecamuk, aku benar-benar pusing memikirkan hal-hal seperti ini. Akhirnya, memberanikan diri, aku mencoba bertanya padanya, hitung-hitung membuat suasana tidak canggung dan demi menghilangkan pemikiran negatifku juga.
"Apa ada sesuatu yang salah?"
Dia masih menatapku tanpa ekspresi. Cukup lama dia seperti itu. Aku penasaran apa yang sedang dipikirkannya?
Kemudian, dia menaikkan sebelah alisnya, "Oh, kau bertanya padaku?"
Seriously?
Aku membeku. Pikiranku pergi antah berantah. Aku tak pernah melihatnya seperti ini. Ini benar-benar sesuatu yang ... mengejutkan.
Lagi-lagi aku berdoa, semoga saja bus segera datang. Atau setidaknya, ada mukjizat Jungkook datang berlari kemari sambil berkata bahwa dia memutuskan untuk mengakhiri latihannya demi pulang bersamaku. Wah, harapan macam apa ini.
Bagaimana bisa Jimin bertanya aku bertanya pada siapa? bukankah jelas-jelas hanya ada kami berdua di sini!
Meskipun aku tidak pernah sekelas dengannya, tapi aku cukup sering mendengarnya dari orang-orang. Dulu pas awal masuk sekolah, sebelum tahu siapa namanya, aku melihatnya begitu hangat kepada orang-orang, begitu pula sebaliknya. Dia terkenal. Dan aku bisa melihat sisi malaikat yang sering orang-orang bicarakan. Dia bahkan ramah kepada orang yang tidak dikenal. Tapi kenapa denganku ...?
Hush, apa yang telah aku pikirkan?
Aku berusaha membuang semua pemikiran menuduh seperti ini. Mungkin aja dia lagi badmood, thinking positif.
Tak berapa lama, bus yang kutunggu pun akhirnya datang. Aku masuk secepat kilat, mengabaikan eksistensinya. Dan untungnya, posisi duduk kami sangat jauh, jadi tak ada kecanggungan dan suasana aneh lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jimin?
FanfictionYang aku tahu, seorang Park Jimin adalah malaikat sekolah; baik, ramah, penolong. Aku tak mengenalnya, hanya tahu namanya dan sering melihatnya, tapi aku tak menyangka, dia memperlakukanku 180 derajat berbeda. Apa dia membenciku? [AU] fanfict you x...