"Jangan dekat-dekat dengan Jimin."
Apa Jungkook tahu sesuatu? "Kenapa?" tanyaku, mencoba memancing.
"Karena dia membencimu."
"Hah."
Aku melanjutkan kembali kegiatanku yang tertunda. Ucapannya memang tak bisa dianggap serius. Kenapa tadi aku merasa dia seperti sedang serius dan seakan tahu sesuatu sih?
"Lebih baik kau menjaga jarak saja darinya. Kalau kau merasa dia membencimu, lebih baik begitu." Ucapnya.
"Aku penasaran kenapa dia sebegitunya denganku, aku salah apa?"
"Lebih baik kau menjauh saja darinya."
"Ya, kau sudah mengatakan 'lebih baik' sebanyak tiga kali."
"Tapi aku serius."
Aku menutup mata sejenak. Lalu sembari membuka mata, aku menatap Jungkook dan berkata dengan lembut, "Iya, Kookie, aku mengerti."
Dan setelah itu, kami berdebat karena Jungkook tak suka panggilan itu.
***
Tak terasa beberapa hari telah berlalu. Sejak pembauran kelas, aku tak pernah lagi berbicara dengan Jimin. Tepatnya, sejak aku memutuskan untuk selalu bersama Jungkook. Mungkin kami hanya bertemu di kelas, atau sesekali aku melihatnya bersama teman-temannya dari kejauhan. Tapi tak pernah lebih dari itu. Kami tak pernah kebetulan bertemu di perhentian bus lagi, atau bertemu ketika datang ke sekolah.
Padahal, hari-hari sebelumnya aku tidak pernah memerhatikannya. Tapi kenapa sekarang aku sepeduli itu?
Tak lama aku mendengar suara bel. Bergegas, aku pun beranjak keluar melihat siapa yang datang. Dan ternyata, Jungkook.
"Kenapa kau kemari?" Waw. Dia mengenakan pakaian resmi, mau kemana dia?
"Kenapa aku kemari?" tanyanya, dengan nada heran bercampur kesal(?)
"Kau bercanda? Bukannya kau yang menyuruhku kemari, bersama-sama pergi ke acara--"
HAHH! Aku baru ingat, malam ini aku harus bersiap-siap ke rumah salah satu teman sekelasku. "Masuklah, aku akan bersiap-siap!" Aku berucap dengan tergesa-gesa. Lalu berlari cepat menuju kamar.
Di sana, akan ada perayaan merayakan ulang tahun salah satu temanku. Karena mendadak, yang diundang pun hanya teman sekelas lama dan beberapa teman dekat saja. Aku pernah sekelas dengannya dulu, dia juga salah satu anak atletik, satu ekskul dengan Jungkook, jadi aku akan pergi bersama Jungkook ke sana.
Aku benar-benar sangat lupa, harusnya aku menulis note di hari sebelumnya. Aku mencari baju yang cocok seadanya. Ha aku rasa aku tak punya banyak waktu untuk menggunakan makeup.
"Cepat! Jangan lama-lama, dasar wanita."
***
Sesampainya di tempat tujuan, aku bertemu dengan temanku yang berulang tahun kemudian berbincang sebentar. Ternyata, yang datang ramai juga. Tidak seperti yang kubayangkan.
"Aku ke sana dulu, ketemu teman-temanku yang lain," ucap Jungkook, "kau--cobalah makan sesuatu atau belajarlah berteman!" lalu dia lari meninggalkanku. Aku mendengus kesal. Dia sih enak punya banyak teman. Terkenal pula. Sedangkan aku?
Aku benar-benar bingung harus bagaimana. Aku sangat jarang datang ke acara seperti ini. Aku bahkan tidak terlalu dekat dengan teman-teman yang datang.
Mengikuti saran pertama Jungkook, aku memutuskan untuk mencoba makanan yang tersedia di meja. Makanan di sini cukup bervariasi. Tapi, aku sudah makan di rumah. Aku bahkan lupa acaranya hari ini.
Akhirnya, aku pun memutuskan mencoba pudding greentea berukuran kecil. Hmm, rasanya sangat ringan. Rasa greentea yang segar dan ringan saat dimakan, membuatku tanpa sadar sudah menghabiskan pudding itu dalam sekejap.
"Suka?"
Aku hampir saja tersedak ketika mendengar suara Park Jimin terasa dekat di telinga kananku. Sejak kapan dia ada di sini? "Kau bahkan sampai menutup matamu tadi," ucapnya geli.
"A-ah benarkah?" sungguh, aku benar-benar tidak sadar tadi.
"Hm," sahutnya, berusaha mengalihkan pandangan dariku. Dan tak lama, tatapannya kembali seperti biasa. Seakan beberapa detik yang lalu, dia tidak pernah berbicara denganku.
Dia kenapa sih? "Hei, boleh aku bertanya padamu, Jimin?" kali ini aku berusaha menekan namanya agar dia tidak melakukan sarkasme seperti tempo hari.
Dia menoleh, memberi tatapan bertanya.
"Kenapa kau membenciku?"
Diam. Dia seperti terpaku melihatku. Aku benar-benar ingin tahu apa yang dia pikirkan sekarang.
"Aku tak bermaksud membencimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jimin?
FanfictionYang aku tahu, seorang Park Jimin adalah malaikat sekolah; baik, ramah, penolong. Aku tak mengenalnya, hanya tahu namanya dan sering melihatnya, tapi aku tak menyangka, dia memperlakukanku 180 derajat berbeda. Apa dia membenciku? [AU] fanfict you x...