Akhirnya hari ini pun tiba. Pengumuman pembauran kelas. Aku sengaja datang ke sekolah lebih awal agar aku bisa melihat dan memilih tempat dudukku lebih dulu. Tapi langkahku terhenti sebelum benar-benar tiba di depan papan pengumuman.
Dan di situlah dia.
Kenapa kami jadi sering bertemu, sih?
Jujur saja, kejadian kemarin membuatku sedikit takut dan kepikiran, meskipun aku berusaha keras untuk berpikir positif.
Dan seharusnya, tadi aku mengajak Jungkook pergi sekolah bersama, ya meskipun bisa dipastikan dia belum bangun sekarang.
"Hai?" sapaku kepada Jimin. Dia awalnya tidak menyadari keberadaanku, tapi akhirnya dia mengalihkan pandangannya kepadaku.
Dan dia hanya memberikan ku sebuah tatapan seakan menyahut panggilanku.
Dia bisa sedingin ini?
Jujur saja, kemarin hanya kemarin. Itu yang kuharapkan. Kukira, jika hari berikutnya kami bertemu, dia akan menyapaku. Bahkan, ini pertama kalinya aku menyapanya, bukankah harusnya dia menjadi lebih ramah seperti yang biasa dia tunjukkan pada orang-orang?
Tak ingin menambah masalah, aku memutuskan mencari namaku di antara jajaran nama murid-murid lainnya. Berusaha mengabaikan keberadaannya. Selagi mencari namaku, aku juga mencari nama Jeon Jungkook, dia pasti tidak peduli untuk sekedar melihat-lihat mading. Dan akan sangat tidak berguna jika aku bertanya langsung padanya, jadi lebih baik aku mencari sendiri, dan membantunya mencarikan tempat duduk.
"Kau sekelas denganku."
Aku menoleh, sedikit terkejut mendengar suara Jimin. Suaranya tidak terlalu nyaring, terdengar lebih seperti lirih?
Aku memandangnya yang kini juga menatapku, tepat di mata. Tatapannya tidak sedingin kemarin. Dan entah kenapa aku bisa melihat sedikit guratan sedih di tatapannya.
Apa maksudnya ini?
"Apa salahku?" tanyaku tanpa kusadari.
Apa yang baru saja aku ucapkan!?
Jimin melihatku dengan tatapan yang tak bisa dijelaskan. Tak berapa lama, dia menghembuskan nafas dengan kasar, seperti kesal akan suatu hal; dan kemudian, dia pergi meninggalkanku begitu saja.
Tanpa memberi sebuah jawaban.
***
Ketika tahu di mana letak kelas baruku, aku memutuskan untuk duduk di kursi kedua dari depan di dekat jendela; posisi yang pas bagiku. Karena jika duduk di posisi paling belakang, aku pasti mudah mengantuk. Setidaknya aku harus mengubah kebiasaan lamaku yang suka tertidur di kelas. Nilaiku bisa hancur jika begitu terus.
Kelas sebentar lagi dimulai. Aku bisa melihat beberapa murid mulai memasuki kelas; termasuk Park Jimin. Awalnya aku mengira dia belum menemukan tempat duduk, melihat tingkahnya seperti gelisah mencari-cari tempat duduk. Aku baru saja akan menawarkan kursi di sebelahku padanya, mengingat aku masih duduk sendiri.
Tapi, ternyata aku salah.
Dia sedari awal sudah menemukan kursi, dan letaknya tepat di depanku. Dia memandangiku sekilas, tanpa ekspresi tentu saja, lalu mengambil tas yang berada di kursi di depanku. Setelah mengambil tasnya, dia berjalan melewatiku.
Aku bisa mendengarnya berdecih ketika melewati bangkuku.
Akhirnya, Jimin duduk di kursi paling belakang; satu-satunya kursi yang masih kosong.
Jimin beneran membenciku, ya?
***
Selama pelajaran tadi, aku tidak bisa fokus. Entah kenapa pikiranku sibuk memikirkan seseorang yang menjadi ketua kelas di kelas baur baru, Jimin. Aku bisa merasakan aura malaikat Jimin ketika dia memimpin kelas dan ketika dia berinteraksi dengan orang-orang. Melihat itu, aku semakin berpikir keras. Kenapa orang semalaikat Jimin bisa membenciku?
Membayangkan orang seperti dia membenci seseorang rasanya sangat mustahil.
"Kau sedang mikirin apa, sih?"
Lamunanku terhenti ketika Jungkook menepuk bahuku pelan. Karena kejadian kemarin, aku memutuskan untuk pulang bersama Jungkook saja, meskipun artinya aku harus menunggunya sampai selesai ekskul.
"Hm ... tidak."
Aku melihat Jungkook yang sedang berpikir keras sambil menatapku.
"Kau bohong."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jimin?
FanfictionYang aku tahu, seorang Park Jimin adalah malaikat sekolah; baik, ramah, penolong. Aku tak mengenalnya, hanya tahu namanya dan sering melihatnya, tapi aku tak menyangka, dia memperlakukanku 180 derajat berbeda. Apa dia membenciku? [AU] fanfict you x...