Langit di luar kini mulai menggelap dengan sedikit sisa kemerahan senja yang menghilang ditelan waktu yang terus berjalan. Suhu di sekitar menurun drastis menjadi dingin dan lembab. Zara mencuri pandang dari kaca jendela. Bulan sabit yang muncul menggantikan tugas mentari menarik perhatiannya.
"Menyebalkan bukan, bertemu dengan pria angkuh itu?" Lucy tiba-tiba bersuara.
"Sangat!" Zara menimpali.
"Seandainya dia tahu siapa dirimu sebenarnya, aku yakin dia akan bersikap sebaliknya. Pria jaman sekarang kebanyakan memandang fisik," oceh Lucy.
"Ya, kau benar. Akan ada saatnya dia meminta maaf padaku akan semua sikapnya itu. Huh, jika misi ini benar-benar terlihat tidak ada kemajuan ke depannya, aku akan mengundurkan diri."
"Ide bagus. Itu lebih baik. Jangan sampai aku juga ikut emosi menghadapi calon Alpha itu. Semua akan semakin rumit jika itu terjadi."
"Yap. Jangan sampai itu terjadi!"
"Zara!" panggilan Ariana dari luar kamar menghentikan obrolan tersebut.
"Iya, Bi!"
"Apa aku boleh masuk?"
"Tentu saja. Masuklah, Bi!"
Pintu kamar terbuka perlahan, sosok Ariana muncul setelahnya. "Hai!" sapanya sambil tersenyum.
"Hai," balas Zara.
Ariana melangkah mendekati Zara dan mengambil tempat duduk di sampingnya. "Kau baik-baik saja?" tanyanya seraya mengelus rambut panjang gadis cantik itu.
"Ya, aku baik-baik saja."
"Maafkan perlakukan Taeyong tadi pagi ya, Bibi sangat tidak enak padamu," kata Ariana.
Zara memperbaiki posisi duduknya menghadap Ariana. "Tidak masalah, Bi. Aku juga akan melakukan hal yang sama jika berada di posisi Taeyong. Saat ini, ia pasti sangat kacau. Dirinya pasti sangat kesulitan, di satu sisi ia ingin memberontak dan di sisi lain mau tidak mau dia harus menerima kenyataan perjodohan ini. Walau pada akhirnya hal ini juga hanya sandiwara semata," ujarnya.
"Kau gadis yang baik!" Ariana tersenyum seraya menggenggam tangan Zara.
Hening sejenak.
"O ya, tadi aku mendengar kau berbicara dengan seseorang? Apakah ada orang lain di kamar ini?" tanya Ariana penasaran.
"Aku sedang berbicara dengan Lucy," jawab Zara.
"Lucy? Apa dia sisi wolf-mu?"
Zara mengangguk membenarkan. Ariana terlihat tersenyum sumringah. "Bolehkan aku bertemu dengannya? Sudah sangat lama aku tidak melihat hal seperti itu selama aku pindah ke sini."
"Apa kau ingin bertemu dengan Bibi Ariana?" tanya Zara pada Lucy.
"Ya!" jawab Lucy mantap.
Zara tersenyum seraya mengangguk pada Ariana. Wanita itu terlihat sangat senang. Zara akhirnya bangkit dari duduknya, mengambil tempat yang cukup luas untuk merubah wujudnya. Saat merasa sudah mendapat tempat yang baik, Lucy perlahan mengambil alih tubuh Zara. Mata biru itu perlahan berubah menjadi warna kuning keemasan. Disusul dengan retakkan tulang yang menyakitkan dan geraman yang cukup membuat telinga berdenging. Hanya dalam hitungan detik, kini seekor serigala betina besar berbulu coklat emas itu berdiri gagah di depan Ariana. Wanita itu menganga tak percaya, ia takjub. Serigala itu melangkah mendekat, menggerakan kepalanya menyundul tangan Ariana berulang kali agar wanita itu mengelusnya.
"Hai, Lucy!"
***
Hawa panas mencekik di tengah hari tak menyurutkan semangat Zara untuk mengantarkan bekal siang pada Taeyong di lokasi syuting. Ariana yang menyuruhnya, siapa lagi. Padahal, dalam hati sangat ingin berkata tidak. Zara benar-benar malas bertemu pria angkuh itu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Alpha Lee Taeyong (END) Revisi
FanfictionMisi yang menurut Zara tidak berguna itu membawanya pergi ke dunia manusia. Di mana di dunia itu dia bertemu dengan Taeyong. Pria yang membuat Misi itu ada. Calon Alpha Darkmoon pack selanjutnya yang harus Zara bawa pulang ke El Villa Merida. Akanka...