Dibalik Misi

8.4K 745 23
                                    

Zara duduk termenung di dekat jendela kamarnya. Moodnya menjadi buruk setelah bertemu dengan ayahnya. Perintah ayahnya yang tidak bisa ia bantah itu membuatnya kesal. Mengirimnya ke dunia manusia untuk menjalankan misi yang menurutnya sama sekali tidak penting. Membuatnya pusing tujuh keliling.

"Bersiaplah, besok kau akan pergi ke dunia manusia!"

"What?" Mata Zara membesar.

"Untuk apa?" tanyanya.

"Untuk menjalankan sebuah misi," jawab Alpha Brandon singkat.

"Misi apa? Ayah tidak pernah membicarakan hal ini denganku. Aku bahkan tidak tahu misi ini untuk apa. Mengapa tidak Briyan saja yang Ayah utus untuk menjalankan misi ini? Ayah tahu, aku tidak pernah keluar dari dunia ini, mengapa harus aku yang pergi ke dunia itu? Briyan lebih berpengalaman ke dunia manusia, pokoknya aku menolak!" Zara berbicara sangat cepat.
Alpha Brandon hanya mengangkat gelasnya, menyeruput kopinya yang terlihat masih mengepulkan asap tipis.

"Sudah selesai protesnya?" Pria itu menatap putrinya datar seraya menaruh kembali gelasnya di meja.

"Duduklah dulu!" Alpha Brandon melirik kursi kayu yang berada di depannya, mengisyaratkan agar gadis itu duduk di sana.

Zara menghela napas kasar. Ia terpaksa mendaratkan bokongnya di kursi tersebut. Menatap ayahnya tajam dengan wajah ditekuk.

"Misi ini sangat penting, dan hanya dirimu-lah yang cocok menjalankan misi ini. Kau harus menjaga seorang calon Alpha Darkmoon pack di dunia itu," jelas Alpha Brandon.

"Calon Alpha? Darkmoon pack? Mengapa aku harus menjaganya? Bukankah Darkmoon pack mempunyai banyak guard yang bisa diandalkan? Mereka juga pack besar di negeri ini, mengapa hanya menjaga seorang calon Alpha membutuhkan bantuan dari pack lain? Lalu mengapa calon Alpha itu harus dijaga? Manja sekali! Dia akan menjadi seorang Alpha, itu berarti dia harus bisa menjaga dirinya sendiri. Bagaimana dia bisa menjaga kawanannya jika dirinya sendiri saja tidak bisa!" Zara berceloteh panjang lebar.

"Ini misi penting Zara. Alpha Jack sendiri yang meminta bantuanmu. Tugasmu bukan hanya menjaga calon Alpha itu, tapi membawanya pulang kembali ke El Villa Merida. Alpha Jack percaya akan kemampuanmu, kau lebih dari bisa menjaga pria itu," ujar Alpha Brandon terlihat serius.

"Membawanya pulang? Apa dia tidak bisa kembali sendiri ke kam ...."

"Cukup Zara! Ayah tidak ingin mendengar semua ocehan atau apapun itu. Kau pergi besok, dan Ayah tidak terima penolakkan. Sekarang pergi ke kamarmu, urus semua kebutuhanmu yang ingin kau bawa ke dunia itu. Kau boleh pergi!"

"Aaaa ... aku tidak mau pergi!!" Zara berteriak sambil mengacak rambutnya. Memikirkan hal tersebut semakin membuat gadis itu kesal.

***

Tok tok tok!

Zara sedikit tersentak saat suara ketukan berasal dari balik pintu kamarnya.

"Boleh aku masuk?" tanya sosok pria yang hanya menunjukan kepalanya saja di balik pintu.

Zara memutar bola matanya malas, kembali melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda karena kehadiran Briyan, kakaknya.

Briyan berjalan pelan mendekati Zara yang terlihat sibuk menata barang-barang pribadi ke dalam koper. Ia tahu alasan Zara tak bersemangat pagi ini.

"Tidak biasanya kau datang mengunjungiku. Kau senang'kan jika aku pergi?" Zara menghentikan aktivitas tangannya dan melemparkan tatapan tajam pada sang kakak.

Briyan terkekeh mendengar pertanyaan yang jelas kalimat sindiran untuknya, tangannya bergerak mencubit pelan pipi Zara yang sengaja dikembangkan karena merasa kesal.

"Tidak ada orang di rumah ini yang senang melihat kau pergi," ucap Briyan dengan mengulum senyum simpul.

"Tak bisakah kau membujuk Ayah? Aku benar-benar tidak ingin pergi!" Zara merajuk, memasang ekspresi memelas pada wajah cantiknya.

Briyan menghela napas, jemarinya bergerak mengusap lembut pucuk kepala sang adik.

"Tidak perlu khawatir. Semua akan baik-baik saja. Kami akan sering menghubungimu," ucap Briyan seakan meyakinkan Zara.

Zara mendengus sebal, menepis kasar tangan Briyan dari kepalanya dengan melemparkan tatapan tajam.

"Kau sama saja dengan Ayah!"

Briyan kembali menghela napas, tatapannya berubah menjadi sendu. Sejujurnya, dia tidak rela membiarkan Zara melaksanakan misi itu, tapi keputusan sang Ayah adalah mutlak. Mau tidak mau, mereka sebagai anak harus mengikutinya.

"Ayo berkeliling!" ajak Briyan. Tanpa menunggu persetujuan Zara, Briyan menarik lembut pergelangan tangan Zara dan membawa sang adik keluar dari kamar.

Briyan mengajak Zara untuk pergi ke camp warrior yang berada di belakang mansion. Keduanya berjalan santai mengelilingi tempat pelatihan itu, salah satu tempat yang akan Zara rindukan nantinya setelah kamarnya. Di sanalah ia sering menghabiskan waktunya untuk melatih para warrior junior.

Zara mengulum senyum simpul mendapati Mark yang tengah berlatih dengan wujud serigala bersama werewolf lainnya. Ia juga akan sangat merindukan bocah tengil itu.

"Peter Adrich," ucap Briyan pelan.

Zara mengerutkan dahi, melemparkan tatapan bingung pada Briyan yang justru tengah tersenyum ramah.

"Pria yang akan kau lindungi. Di dunia manusia dia lebih dikenal dengan nama Taeyong," ucap Briyan mengerti maksud tatapan bingung sang adik.

"Aku akan langsung membawanya kembali dengan cepat! Kau tidak perlu memberikan penjelasan yang tidak berguna seperti itu."

Briyan terkekeh, bagaimana mungkin Zara bisa begitu percaya diri dengan tugas yang diberikan ayahnya tanpa tahu jika sang Ayah sudah merencanakan sesuatu.

"Kau terlalu naif, Sayang."

"Maksudmu?"

"Kau akan menjadi tunangan calon Alpha itu sesaat setelah kau menginjakan kaki di dunia manusia. Dan itu adalah rencana yang sudah Ayah susun sebelum mengirimmu. Sekarang kau tahu kan, alasan mengapa Ayah mengirimmu dan bukannya aku," jelas Briyan membuat bola mata Zara melebar sempurna karena terkejut.

"Apa!" Mulut Zara terbuka lebar.

Bagaimana bisa ayahnya menyusun skenario seperti itu? Apa ayahnya memiliki keahlian lain? Omong kosong!

Briyan lagi-lagi hanya bisa terkekeh. Ia tahu betapa tersiksanya Zara menjalankan misi ini. Dan hal itu membuat kesenangan tersendiri untuknya.

"Kau ingin tahu alasan Ayah menyusun skenario seperti itu?"

Zara mengangguk cepat.

"Karena calon Alpha itu tidak tahu jika dirinya adalah seorang werewolf!"

"What!"

***

859-050122

TBC

Tinggalkan jejak please! See You Next Chapter!

My Husband Alpha Lee Taeyong (END) RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang