Arthur!

5.2K 507 6
                                    

Seberkas cahaya masuk dari celah-celah jendela, menyorot tepat di mataku. Aku mengerjap-ngerjapkan mata untuk memperjelas penglihatanku. Ku edarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan yg sedang ku tempati ini. Sangat asing!

Sekarang aku berbaring di sebuah kasur empuk dengan selimut tebal yg sangat nyaman. Aku terlonjak kaget saat menoleh ke sampingku. Seorang pria yg boleh di bilang tampan dengan hidung mancung dan rahang keras yg terpahat sempurna di wajahnya. Belum lagi otot-otot yg bertonjolan di kedua lengannya. Jangan berpikir jika aku menikmati pemandangan ini, malah sebaliknya aku takut dan sangat shok.

Ar-thur..., Arthur tidur di sampingku. Dan kamar nan mewah ini bukan kamarku, baik di rumah, maupun di rumah bibi Ariana.

Lalu dimana aku berada?

Aku kembali memandang Arthur yg masih tertidur pulas di sampingku itu. Ya, aku ingat aku bertemu Arthur di rumah sakit saat kejadian menyebalkan itu terjadi. Dan saat bertemu dengan pria ini dirumah sakit, hanya menatap matanya saja, aku tiba-tiba tak sadarkan diri.

"Dia menculik mu Zara!" seru Lucy memindlink ku.

"Menculik kita lebih tepatnya!" seruku pada Lucy.

"Kita harus bagaimana?" tanya Lucy.

"Kabur!" jawabku mantap.

Aku bangkit dari ranjang dan melangkah perlahan menuju pintu keluar kamar ini. Melangkah sangat pelan agar tak menimbulkan suara yg memicu Arthur untuk bangun dari tidurnya. Aku memegang kenop pintu dan berusaha membukanya perlahan, tapi sebuah tangan kekar tiba-tiba menarik dan menutup pintu itu kembali.

"Mau melarikan diri, hmm?"

Suara besar nan gagah terdengar di kedua telingaku. Aku menelan ludah saat berbalik dan mendapati Arthur berdiri tepat di belakangku. Entah mengapa suara ku tak bisa keluar saat mendapat tatapan tajam dari pria itu. Arthur menarik bahuku dengan kasar agar berhadapan dengannya. Kemudian ia menyudutkan ku ke dinding. Aku merasakan aura mengancam yg sangat kuat berasal dari dirinya.

"Kau tak boleh pergi ke mana pun!" ucapnya dengan nada tinggi. Aku mencoba memberontak dan melepaskan cengkramannya dari bahuku.

"Lepaskan aku Alpha Arthur!" seruku memberontak.

"Jika kau berniat lari dari sini, akan ku tandai kau dengan kasar sekarang juga!" ancamnya.

"AKU BUKAN MATE MU!" bentak ku dengan suara lantang. Ku dorong tubuh besar itu dengan sekuat tenaga dan berhasil.

"Aku bukan mate mu, dan kau tidak berhak menandaiku! Hanya mateku lah yg berhak melakukan nya!" seruku penuh emosi.

"Sekarang kau adalah mate ku! Aku telah merebutmu dari Peter, kau menjadi milikku. Akan ku bunuh mate mu agar kau bisa menjadi mateku!" ujarnya seraya tertawa gentir terkesan menakutkan.

"Kau tak akan bisa melakukannya! Aku akan melindungi Peter dengan sekuat tenaga ku bahkan nyawa ku sekalipun. Kau tak akan bisa menyentuhnya. Jika kau berani, aku tak akan segan-segan membunuhmu!" ancamku.

Arthur hanya tertawa menanggapi ancamanku. Ia berjalan mendekatiku. Tangan kanannya membelai wajahku dengan lembut. Ia mendekatkan jarak wajah di antara kami. Bibirnya mendekat ke telingaku.

"Kekuatanmu tak sebanding dengan kekuatan seorang Alpha, sayang! Terimalah semua ini dan kau bisa hidup tenang bersamaku. Jangan mencoba menghalagiku untuk membunuh calon Alpha lemah itu. Siapa saja bahkan wolf mu Lucy akan mati jika berani menghalangiku!" bisiknya di telingaku.

Arthur mendorong tubuhku hingga jatuh ke lantai.

"Kau tak bisa keluar ke mana pun! Kau milik ku sekarang!"

My Husband Alpha Lee Taeyong (END) RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang