Battle 2

5.5K 502 35
                                    

Zara terus menangis di dalam kamarnya. Sungguh, ia sangat merindukan matenya. Taeyong. Ia ingin segera bertemu dengan pria itu dan memeluknya melepas segala kerinduan dan sesak di hatinya. Zara berjanji akan memaafkan segala kesalahan matenya itu jika mereka bertemu.

Zara berhenti menangis saat merasakan dan mencium aroma yg sangat ia kenal. Aroma menenangkan yg selalu membuatnya merasa nyaman. Aroma matenya.

"Dia ada disini Zara! Taeyong berada disini untuk menyelamatkan kita!" seru Lucy terlihat senang

"Yah, dia datang untuk kita!"

Zara merasa jika pesan nya sudah sampai pada bibi Ariana. Kemarin setelah Alpha Arthur mengurungnya di kamar, ia mencoba memindlink bibi Ariana dan menyampaikan jika dia sedang dalam bahaya.

"Selamatkan aku bi! Alpha Arthur menculik ku dan membawaku ke packnya. Dia ingin menjadikanku Lunanya! Tolong, selamatkan aku!"

Sekarang dia bisa merasa lega, karena masih ada orang yg mau menyelamatkannya. Zara tersentak kaget saat seseorang membuka pintu kamar. Ia menoleh dan mendapati Beta Edmund berdiri di ambang pintu.

"Bawa dia!" serunya menyuruh para warrior penjaga kamar itu.

Para warrior itu segera menuruti perintah dan membawa Zara.

"Aku mau dibawa kemana?" tanya Zara seraya memberontak. Tak ada yg berniat menjawab pertanyaan nya.

"Lepaskan! Aku mau dibawa kemana?"

******
"Mate mu?" Arthur tertawa gentir. Ia menatap sinis ke arah Taeyong.

"Bawa gadis itu kesini sekarang juga! Agar mereka tahu siapa sebenarnya mate dari gadis itu!" mindlink Arthur pada Beta Edmund yg berada dibelakang nya.
Beta Edmund mengangguk patuh. Ia segera pergi menemui Zara di kamarnya.

Tidak lama kemudian, Edmund kembali bersama Zara yg terus meronta sambil menangis minta dilepaskan.

Aroma menenangkan yg sangat Taeyong rindukan, akhirnya bisa ia cium dan rasakan lagi. Taeyong terkejut saat melihat keadaan matenya yg mengenaskan. Beberapa lebam kebiru-biruan bersemayam di tubuhnya. Matanya berubah menjadi merah darah. Tangannya mengepal. Ia marah. Arthur menyiksa kekasihnya.

"Lepaskan mateku! Aku akan membunuhmu jika kau berani melukainya!" seru Taeyong lantang.

"Kau berani membunuhku? Wah..aku menjadi merasa tertantang! Haruskah kita battle?" tantang Arthur.

"Tidak! Taeyong! Jangan lakukan itu, kau bisa mati!" Zara berteriak memperingati kekasihnya tersebut.

Arthur menarik Zara mendekat padanya. Ia menyingkirkan rambut panjang yg menutupi leher jenjang gadis itu.

"Pemenangnya, mendapatkan gadis ini!" ujar Arthur lalu mengecup sekilas leher gadis itu membuat Taeyong semakin panas. Jika Mark tak menahannya mungkin Taeyong sudah menerjang Alpha sialan itu dari tadi.

"Jangan menyentuh mate ku!" bentak Taeyong keras.

Arthur terkekeh. "Aku sudah menyentuhnya sejak dia ada disini! Jika kalian tadi tidak datang, dia pasti sudah menjadi milikku. Aku hampir menandainya tadi jika kalian tak datang." ucap Arthur dengan santai membuat semua orang membesarkan mata.

"Brengsek kau!" Taeyong menggeram marah. Rexal mengambil alih tubuhnya, siap menyerang Arthur.

Arthur dengan cepat siaga. Ia menyuruh Beta Edmund membawa Zara menjauh lewat mindlink. Para warrior juga ikut bersiap dengan posisi bertarung mereka.

"Pertarungan ini hanya untuk ku dan Peter! Para Warrior tetap di tempatnya!" seru Arthur lantang membuat semua menjadi senyap.

Arthur segera berganti shift dengan Riclof, wolfnya. Suasana tegang dan mencekam mendominasi tempat itu. Di depan mereka telah berhadapan 2 ekor serigala besar. Seekor serigala hitam dan seekor serigala putih kecoklatan yg siap bertarung dengan kekuatan besar mereka. Kekuatan seorang Alpha.

My Husband Alpha Lee Taeyong (END) RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang