Part 1 : DEUX

1.5K 84 4
                                    

"Bibi Yan, kenapa Ayah dan Ibu tidak ada di rumah?" pemuda limabelas tahun itu menatap bibi pembantu dengan tatapan penuh tanya.

Bibi Yan tersenyum—kikuk dan kemudian menunduk dalam, "Tuan dan Nyonya di rumah sakit, Tuan Muda."

Pemuda itu mengernyit, terlihat bingung ketika ia melihat Bibi Yan terlihat siap untuk meneteskan air matanya. "Siapa yang sakit Bibi?"

Air mata Bibi Yan jatuh dan ia melihatnya. Pemuda dengan seragam Junior High School yang kini membawa sebuah piala kejuaraan itu mulai merasa takut, melihat perempuan yang sudah mengabdi untuk keluarganya hampir tigabelas tahun untuk Keluarga Wu itu terlihat tidak baik. Ia tahu jika ada yang sedang terjadi dan semua orang di rumah ini tidak ingin dia tahu.

"Bibi Yan! Kenapa diam? Siapa yang sakit?"

"Tuan Muda…"

"Bibi Yan! Jawab pertanyaanku. Ini perintah!"

Pemuda itu bisa melihat ketika Bibi Ya menghapus air matanya dengan tangan kirinya sebelum akhirnya dengan suara yang bergetar, "Tuan Muda Kris… Tuan Muda Kris meninggal."

Piala itu jatuh dan pecah.

Juara I, Lomba Olimpiade Matematika Nasional.

20 April, Hyung Pergi. Dengan keadaan yang mengenaskan penuh luka dan polisi menghentikan penyelidikan kasus itu tanpa alasan yang jelas.

.


Mobil metalik hitam itu berhenti di depan halaman sekolah yang berada di pinggiran kota Seoul tepat ketika jam menunjukkan pukul delapan lebih limapuluhtiga menit. Pintu mobil bagian depan itu terbuka, menampilkan pria paruh baya dengan setelan jas berwarna hitam rapi dan kemudian berlari untuk membukakan pintu penumpang.

Pria itu membungkuk ketika kaki dengan sepatu berwarna putih dengan brand terkenal itu mulai menampakkan dirinya, memijakkan kakinya dengan mantap dan perlahan menampakkan pemuda dengan rambut berwarna gelap dengan wajah tampan keluar dari sana. Pemuda dengan wajah poker-facenya itu hanya membalas anggukan untuk pria dengan setelan jas rapi itu.

Mengabaikan tatapan beberapa siswa yang memandang remeh dan mengejek kearahnya dan juga beberapa bisik-bisik dari mereka. Pemuda itu terus melangkahkan kakinya menyusuri halaman depan sekolah barunya itu, tidak berniat untuk menanggapi mereka sedikitpun.

Sekolah ini yang akan merubah hidupnya mulai saat ini.

DEUX Senior High School, sekolah dengan reputasi paling buruk di Korea Selatan. Sekolah yang dikenal dengan bibit-bibit mafianya. Sekolah dengan tingkat perkelahian terbanyak dan juga siswa dengan kenakalan yang tidak perlu di ragukan lagi jumlahnya.

Pemuda itu tahu semuanya. Tentang reputasi negatif sekolah ini. Ini adalah sekolah yang kejam. Sekolah yang akan mengajarkan bagaimana dunia itu keras. Dunia itu kejam. Sekolah ini yang akan mengajarkannya untuk mengerti arti tentang hukum rimba.

Pemuda dengan name tag Oh Sehun itu tidak menghiraukan seorang siswa yang menghembuskan asap rokok kearahnya ketika ia akan melewati anak tangga. Ia melihat siswa itu tersenyum mengejek untuknya dan kemudian mengangkat tangannya untuk Sehun dan dibalas anggukan sopan dari si tampan bermarga Oh itu.

Wind Oh SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang