"Appa.. pulang! Eomma.. Appa pulang!" si mungil dengan sweater bergambar Winnie The Pooh itu tersenyum lebar, memperlihatkan deretan gigi mungil miliknya dan juga salah satu giginya yang tanggal dan mulai tumbuh ketika bibir mungilnya membentuk sebuah ukiran keatas.
Si mungil itu berlari menuju pintu, mengabaikan teriakan ibunya untuk tidak berlari karena itu bisa membuatnya jatuh. Dia bukan seorang anak nakal yang tidak mendengarkan apa yang ibunya bilang, rasa rindunya yang besar karena telah lama tidak bertemu dengan ayahnya membuatnya melakukan itu. Dia berlari dengan cepat hanya untuk bertemu dengan ayahnya. Mencuri pelukan ayahnya, mencuri gendongan ayahnya dan mencuri ciuman dari ayahnya sebelum ayahnya bertemu dengan ibunya.
Dia benar-benar merindukan sang ayah.
"Appa!"
Senyumnya semakin lebar ketika tangan-tangan mungilnya mencoba menggapai ganggang pintu berbentuk ukiran-ukiran khas dari bahan baja itu. Ia sedikit berjinjit untuk menggapainya sebelum dengan sekuat tenaga ia mencoba menarik pintu itu agar terbuka.
"Appa.. bagoshippo~" si mungil meloncat senang ketika ia melihat punggung ayahnya yang baru saja turun dari dalam mobil dan terlihat menunggu seseorang. Si mungil itu tersenyum dan siap untuk berlari sebelum akhirnya ia melihat anak kecil lain yang turun dari mobil milik ayahnya dengan sebuah action figure Momotaros ditangannya.
Mata bulatnya mengerjab, terlihat berpikir siapa yang ayahnya bawa itu sebelum akhirnya ia mendongak ketika ia menemukan tangan ibunya yang mengusap rambutnya. Ia bisa melihat ibunya tersenyum, namun ia tahu ibunya tidak tersenyum tulus saat itu. Sekecil apapun dirinya, dia bisa melihat senyum yang tulus dari hati atau hanya senyum yang dipaksakan.
Mengambil jemari tangan ibunya, si mungil dengan sweater Winnie The Pooh itu mengenggam jemari lentik ibunya yang terasa tegang. Ia tidak tahu kenapa ibunya bersikap berbeda bahkan ketika ayahnya yang sudah lama tidak pulang kembali pulang ke rumah untuk bertemu dengan dirinya dan juga ibunya.
Kenapa sang ibu terlihat tidak senang dengan kedatangan sang ayah?
Si mungil itu kembali melemparkan tatapan mata bulat miliknya kearah sang ayah yang kini mulai berjalan kearahnya dengan tangannya yang menggenggam erat tangan anak kecil yang mungkin sebaya dengannya itu. Dia menatap anak kecil itu. Anak itu manis. Pipinya tembam dengan mata bulat yang lucu.
"Jagoan ayah.." Sang ayah tersenyum kearahnya dan kemudian memberi isyarat dengan tangan untuk dirinya mendekat. Si mungil itu tersenyum, menampilkan satu lesung pipit tipis di bawah matanya dan kemudian mendekat kearah sang ayah.
"Appa.. dia siapa?"
Sang ayah tersenyum, mengusap helaian rambut miliknya itu dan kemudian mengarahkan tatapan matanya kearah si mungil lain yang kini mencoba bersembunyi dibelakangnya.
"Dia kakakmu. Dia akan berlibur untuk beberapa minggu disini. Berteman baik dengan Hyung-mu, ya."
Hyung?
Dia tidak pernah tahu jika ia memiliki Hyung yang lain. Ibunya selalu berkata bahwa ia adalah anak satu-satunya. Dan kenapa ayah bilang jika anak kecil yang kini memeluk kaki ayahnya itu menyebut anak itu sebagai kakaknya.
Dia tidak mengerti tentang hubungan rumit antara dirinya dengan anak kecil itu. Yang dia tahu adalah, setelah anak itu masuk kedalam lingkup keluarganya… ayah dan ibunya tidak pernah akur lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/148536690-288-k430773.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wind Oh Sehun
Teen FictionCast : - Oh Sehun - Kim Jongin (Kai) - All member EXO and other