"Kai.." Luhan mengerjab, satu air mata jatuh dari mata beningnya "Kau benar-benar Kai..?"
"Ya. Aku Kai." Kai menatap Luhan dengan tatapan sedih, melepaskan satu tangannya untuk kemudian dia gunakan untuk mengelus pipi yang basah karena keringat dan air mata itu, "Aku disini. Jangan takut. Tidak akan ada yang menyakitimu."
"Benarkah?" Luhan mengerjabkan matanya, membuat buliran air matanya kembali jatuh, "Kai..."
"Ssstt.." Kai bawa Luhan dalam pelukannya dan mengusap punggung sempit milik laki-laki itu. "Jangan menangis."
Kai benci sekali ketika ia harus bangun dimalam hari dan menemukan Luhan ketakutan karena mimpi buruknya. Luhan yang seperti ini akan membuatnya jauh lebih untuk bersabar dan menunggu Luhan untuk kembali tertidur. Kai tidak pernah keberatan jika ia harus menenangkan Luhan dan memeluk Luhan sepanjang malam hingga si mungil itu tertidur dengan nyenyak. Kai suka ketika Luhan seakan bergantung padanya dan membuat Kai hanya satu-satunya orang yang bisa ia jadikan rumah untuk berlindung.
Kai menyukai Luhan yang seperti ini daripada Luhan yang dulu ia kenal. Tapi hal yang membuat Kai merasa sedikit sesak didadanya ialah... Luhan yang tidak pernah bisa melupakan Xiamu.
Kai mungkin sadar jika Luhan sekarang adalah miliknya, namun Kai bahkan tidak bisa menjamin jika Luhan benar-benar merelakan dirinya menjadi miliknya. Kai ingin memiliki Luhan, bukan hanya tubuhnya yang berada di pelukannya, melainkan hatinya juga.
Kai tahu serapuh apa Luhan itu. Bahkan Kai juga merasa bersalah dengan apa yang terjadi pada Luhan kini. Luhan yang dulu ia kenal tidaklah seperti ini. Kai suka ketika ia melihat tersenyum cerah saat memainkan piano untuknya. Kai suka ketika Luhan memeluknya saat ia merasa tak ada seseorang yang menginginkan kehadirannya di dunia ini-bahkan ayahnya sendiri-dan kemudian mengatakan padanya dengan nada yang begitu lembut jika Kai tidak sendiri. Ia memiliki Luhan yang selalu disampingnya.
"Kai.." ujar Luhan lirih, "apa kau sudah tahu keberadaan Xiamu?"
Kai tersenyum tipis, "Belum." Jawabnya kemudian dengan jamarinya yang masih sibuk membelai surai yang terasa lembut itu. "Kita bisa mencarinya lagi,."
"Tapi Kai.. kenapa dalam mimpiku Xiamu mati?"
"Itu hanya mimpi." Jawab Kai berusaha selembut mungkin. "Xiamu menghilang tepat saat ulang tahunmu dan tidak ada yang tahu itu."
"Tapi Kai..." Luhan semakin mengeratkan dirinya dalam dada Kai yang berada didepannya dengan lengan milik Kai yang ia gunakan sebagai bantalan kepalanya, "Xiamu.."
"Luhan!" suara Kai terdengar tidak suka dan itu membuat Luhan diam, "Jangan bahas tentang Xiamu lagi. Ini sudah malam. Cepat tidur sekarang juga."
Kai tahu Luhan saat itu tengah menggerutu. Memberengut sebelum ahirnya si mungil itu menyamankan posisinya di dalam dekapan Kai. Kai tersenyum tipis saat Luhan melingkarkan tangannya di pinggangnya untuk mencari kenyamanan dari sana.
Kai beharap.. Luhan yang selalu bergantung padanya seperti ini akan berlangsung selamanya. Dan alasan kenapa Kai ingin sekali menjauhkan Luhan dari Sehun karena Kai yakin jika Sehun mampu untuk merebut Luhan darinya. Firasatnya mengatakan itu.
Kai benci kehilangan. Karena Kai tahu rasa sakit kehilangan saat ibunya meninggal empat tahun lalu. Begitu pun tentang Kai yang tidak ingin Luhan pergi darinya.. apalagi untuk menjadi miik orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wind Oh Sehun
Teen FictionCast : - Oh Sehun - Kim Jongin (Kai) - All member EXO and other