"T-tolong a..aku.."
Si Magenta jatuh tersungkur dan tidak bergerak saat Luhan mengambil rambut Kang Eun dan dengan kasar memelintir hingga terdengar suara tulang yang patah. Membuat kedua temannya yang tersisa sedikit merasa takut. Si mungil yang mereka anggap rapuh itu terlihat begitu berbeda. Mata yang sebelumnya terlihat sayu dan rapuh berubah menjadi nyalang. Darah dari sudut bibirnya turun menuju dagu menutupi wajah manisnya yang beradu dengan keringat dan rintikan gerimis hujan yang mulai turun lagi.
"Kau!" Pemuda dengan topi itu siap menyerang Luhan dan berlari menuju si mungil yang masih diam tidak bergerming dengan mata yang terfokus pada tubuh Si Magenta yang tidak bergerak itu. Mungkin dia mati saat ini. Dan ketika sebuah suara derap langkah mendekat Luhan dengan mudah menghindari tinju yang diarahkan pemuda dengan topi itu. Luhan berbalik menendang perut si pemuda bertopi itu dengan lututnya berkali-kali sebelum akhirnya mengakhirnya dengan tinju keras dirahang. Si topi tersungkur dan mengerang, membiarkan Luhan berjalan kearah teman satu-satunya yang tersisa itu.
Gang yang tadinya sepi terasa begitu menyeramkan dan menusuk pori-pori tubuh pemuda itu. Belum lagi ketiga temannya sudah kalah telak dengan dua diantaranya tidak sadarkan diri.
"JANGAN MENDEKAT!" Dia berteriak. Mencoba mengambil sesuatu yang berada di saku jaketnya dan kemudian terlihat mengkilat saat terkena sinar lampu yang temaram. Tangannya sudah bergetar saat Luhan hanya berjarak beberapa langkah dihadapannya. Dia jadi berpikir seharusnya memang tidak berurusan dengan siapapun yang ada hubungannya dengan Kai. Mereka tidak bisa ditebak dan seperti lautan dalam.
Dan itu hanya penyesalan yang ia rasakan saat Luhan kemudian memegang pergelangan tangannya dan memberikannya sebuah senyum seringaian yang menakutkan. Mata sayu berbalut ketakutan yang beberapa saat lalu ia lihat musnah berganti dengan tatapan dingin khas pembunuh berdarah dingin.
Jemari lentiknya yang terasa halus justru terasa seperti sebuah besi panas yang menyentuh kulitnya. Yang kemudian mencuri pisau lipatnya dan selanjutnya dia merasa gelap saat ia merasakan tengkuknya dihantam sesuatu. Seperti pukulan atau apapun itu. Tapi setidaknya dia tidak harus merasakan sakit dari Luhan yang membunuhnya dengan pisau miliknya sendiri.
Setidaknya.
OoO
Sehun tidak pernah melihat ini sebelumnya. Karena selama dua minggu ia menjadi siswa di DEUX, ia mengenal si mungil itu sebagai sebuah 'mawar' yang berada dikumpulan para serigala. Seseorang yang terlihat rapuh, seseorang yang butuh dilindungi, seseorang yang tidak seharusnya dilukai.
Setidaknya itu yang dia pikirkan selama ini tentang si mungil teman sekelas Baekhyun dan juga Kyungsoo itu. Namun pikiran dan anggapan tentang si mungil dengan wajah bak malaikat itu sirna ketika dia melihat dengan mata miliknya sendiri. Tidak ada lagi tatapan hangat seperti sinar matahari pagi dari sorot matanya. Karena yang Sehun lihat malam itu adalah tatapan dingin dan juga ingin membunuh.
Tangan lentiknya memegang pergelangan tangan laki-laki dengan pisau itu, dan dengan tangan yang satunya mengambil pisau itu dan hampir menusuk laki-laki di bagian lehernya. Sehun yang entah bodoh atau apa kemudian melangkahkan kakinya dan memukul tengkuk laki-laki itu hingga jatuh tersungkur di jalanan aspal.
Membiarkan pisau itu akhirnya mengores di bagian punggung tangannya. Tidak terlalu dalam tapi cukup terasa perih.
"Luhan.." Sehun mencoba memanggil nama si mungil itu. Mencoba mencari tahu apa si mungil itu mengenalinya. Namun setelahnya Sehun harus menelan pil pahit. Luhan tidak memberi jawaban apapun dan menatap kearahnya dengan tatapan tidak suka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Wind Oh Sehun
Fiksi RemajaCast : - Oh Sehun - Kim Jongin (Kai) - All member EXO and other