Aku Hancur

49 1 0
                                    

Sahabat yang memeluk kita dengan erat. Supaya pisau itu menancap lebih dalam

Pagi ini aku bersiap-siap menghadiri acara pernikahan sang mantan. (perlu banget gitu di garis bawahin, ckck) biar nampak jelas gitu kan gengs.... wkwkwk ketawa evil

Sungguh menyesakkan memang tetapi aku tidak boleh cengeng aku harus terlihat kuat di depannya. Setelah memakai riasan yang nampak begitu natural aku kembali menatap diriku didepan cermin mengatakan pada diriku bahwa aku kuat meski kenangan itu masih tersisah (kau  yang manis di kenang tapi pahit utuk di ulang)

“Halo kak jadi kan jemput gue? Bareng ke pernikahan Angga” tanya ku kepada Reyhan. Aku tadi menelpon Nisma mau bareng kesana tapi katanya ketemu di rumah mempelai aja. Jujur aku penasaran dengan calon yang bakal jadi istrinya Angga hari ini, aku bahkan tak pernah melihatnya. Jelas lah orang dia di jodohin  batinku

“Jadi ini gue udah mau nyampe”balasnya

                              ****
Kaki ku berasa begitu bergetar memasuki halaman rumah Angga, ingatan itu kembali muncul ketika aku pertama kali berkunjung ke rumahnya dan disambut hangat oleh ibunya. Dan hari ini aku kembali datang tetapi dengan suasana berbeda. Rumahnya sangat ramai banyak lelaki berjas dan perempuan yang terlihat glamor. Bisa di definisikan bahwa orang-orang tersebut dari kalangan  elit.

Aku memandang Angga dari kejauhan dia sangan tampan hari ini mengenakan jas putih yang terlihat pas dengan ukuran badannya. Aku hanya bisa tersenyum kecut melihatnya, aku melihat mempelai perempuan itu dari kejauhan sedikit menyipitkan mataku sepertinya aku mengenalnya. Yah aku sangat mengenalnya dia sahabatku sendiri Nisma??

“Kak itu beneran Nisma?” tanyaku kepada Rey seakan tak percaya apa yang kulihat sekarang

“Iya dia Nisma, bukannya di undangan nya sudah tertera jelas?”balasnya dan bertanya

Flash Off

“Maaf telah menyakiti mu” ucapnya seraya memberikan sebuah undangan. Aku menatapnya kosong bahkan untuk menerima undangannya pun tidak.

Aku sungguh bingung kenapa Nisma selama ini seolah bersikap seperti bukan dia orangnya. Arrgh aku sungguh frustasi sekarang di kepalaku hanya berputar kalimat-kalimat yang tak aku mengerti. Aku butuh penjelasan !!!

Aku pun dengan nekad nya maju kedepan ingin berbicara langsung dengan Nisma apa maksud semua ini.

“Nis, lo perempuan yang mau di jodohin itu?”tanyaku berharap itu semua hanya mimpi

“Iya, gue baru tau??? Kemana aja? Makanya jangan belajar mulu ampe lupa kalo gue nikung lo”balasnya dengan sangat pedas. Aku bahkan tidak melihat Nisma yang dulu seakan semua itu hanya topeng

“Kok lo jahat nis?”tanyaku dengan suara parau seakan masih tak menyangka dengan apa yang di hadapanku.

“Awalnya gue juga gak mau di jodohin, tapi waktu tau itu Angga gue langsung nerima. Kenapa ? siapa sih yang gak suka dia. Yah sebenarnya awalnya gue menyukai  Rey tapi dia bahkan tak menaruh hati padaku justru dengan jujur dia ngomong ke gue dia cuman suka sama lo dan gue sakit banget, lo tau gak betapa terpuruknya gue? Enggak kan? dari itu gue benci lo.

“Maaf  Nis, gue memang salah. Gue sadar gak cocok di katakan sebagai sahabat". Ucapku tertunduk lesu mendapati semua kenyataan yang menyakitkan ini

Aku kembali menatap Angga dengan penuh perasaan seolah mengisyaratkan "Aku masih mencintaimu" lalu tersenyum sampul seakan senyum untuk terakhir kalinya.

Tatapan ku kembali tertuju kepada Reyhan "Maaf kak gue kurang peka dengan perasaan kaka selama ini, gue kira perasaan itu hanya sebatas adik kakak dan ternyata semua itu salah. Aku hanya perlu belajar apa yang ku rasakan belum tentu orang lain rasakan." setelah mengucapkan permintaan maaf aku pun meninggalkan mereka berjuta jarum mengujam menyayat hatiku. Sakit? Jelas tidak usah di perjelas lagi.
Andai saja aku dihujani meteor cokelat dan jadilah koko crunch pasti akan lebih enak dan tidak perlu sesakit ini.

TBC
Jangan lupa meninggalkan jejak.
Lope lope 😘

Sebuah Goresan KecilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang