-Lee Taemin
Ah, Korea. Lima tahun berlalu namun rasanya masih sama saja, walau banyak yang berubah sih.Aku menggeret koperku, mataku memandang keramaian. Dimana gadis bermata kucing itu? Ia bilang ia akan menjemputku.
Aku terus melangkah, hingga mataku mendapatkan gadis itu melambai-lambaikan tangannya kearahku. Ia juga meloncat-loncat layaknya anak kecil untuk menarik perhatianku pastinya.
Aku terkekeh. Segera aku mendekatinya. Lalu aku merentangkan tangan lebar-lebar, tanpa babibu ia berlari dan aku menangkap tubuhnya.
Kami berpelukan erat dan lama. Aroma strawberry menguar kuat dari rambut panjang yang aku belai. Beberapa menit tak ada pembicaraan diantara pelukan hangat kami.
Hingga, ia berkata lirih,
"I miss you, taem..
..my bestfriend"
|WHAT IS LOVE?|
Gadis itu menggeliat perlahan. Cahaya matahari mengganggu tidur lelapnya. Guratan lelah tercetak jelas di wajah cantiknya. Rambutnya berantakan, banyak anak rambut membingkai wajahnya. Bahkan, ia tak mengganti baju semalam -juga sepatunya yang tak ia lepas. Posisi tidurnya pun belum berubah, hanya berpindah beberapa centi dari tempat semula karena ia menggeliat.
Bibi Son masuk, berniat membangunkan keponakan tersayangnya. Namun, niat itu ia urungkan kala melihat ponakannya masih terlelap.
Ia mendekati gadis itu, membelai hangat rambutnya yang membuat gadis itu -Naeun menggeliat lagi.
"Tidurlah sepuasmu, sayang. Aku tahu, dirumah kau tak bisa tidur sepulas ini" Gumam bibi Son.
"Aku masih tak habis fikir oleh orangtuamu. Bisa-bisanya mereka menyia-nyiakan anak baik dan pintar sepertimu. Bisa-bisanya mereka mengatakan bahwa kau adalah nakal" Gumamnya lagi, tersirat emosi dalam nadanya.
"Sudahlah bi, tak apa" Naeun membuka matanya perlahan, lalu seulas senyum terlukis di bibirnya. Ia terbangun lalu duduk sembari menguncir rambutnya.
"Tapi mereka benar-benar keterlaluan, Naeun. Mereka hanya memarahi, tapi tak mencari tahu langsung sebab kau selalu pulang malam dan jarang berada dirumah. Mereka hanya melihatmu anak yang selalu pulang malan dan menggolongkanmu dalam anak-anak yang seperti itu" Seru bibi Son.
"Bi, aku bilang sudah" Naeun berkata tegas, setelah itu ia tersenyum lembut.
Bibi Son menghela nafas, "Kau memang seperti ibumu, naeun. Kau sangat berhati mulia bahkan pada orang-orang kejam seperti mereka"
|WHAT IS LOVE?|
-Son Naeun
Setelah aku mandi dan sarapan, aku berpamitan pada bibi Son. Aku berniat pulang. Huh, inikan hari sabtu, semoga saja mama dan papa ada meeting ataupun pekerjaan lainnya, lalu seulgi sedang bermain bersama teman-temannya. Semoga saja.Aku berjalan hingga halte, memberhentikan sebuah bus lalu menaikinya.
Apakah hari ini aku akan meneruskan mencari Sooyoung eonnie? Tapi, sungguh aku sangat-sangat lelah dan merasa pusing. Ah, sepertinya aku sedang tidak enak badan.
Tak terasa, akhirnya aku sampai depan perumahan tempatku tinggal.
Aku menghirup nafas dalam lalu menghembuskannya perlahan, bersiap masuk.
Sepi yang kurasakan disaat menginjakkan kaki di lantai marmer ruang tamu. Namun, sayup-sayup aku mendengar tawa heboh dari arah ruang keluarga.
Apakah mereka hari ini berada dirumah? Aku menajamkan pendengaranku. Kurasa hanya Seulgi dan teman-temannya. Baiklah, itu bukan masalah besar.
Aku meneruskan langkahku menuju lantai dua dimana kamarku berada.
"Darimana saja kau, jalang?" Instruksi Seulgi menghentikkan langkahku. Tawa Seulgi dan temannya terhenti.
"Bukan urusanmu, bodoh" Aku membalikkan badan, menatap tajam Seulgi. Ah, aku baru menyadari teman yang tertawa bersamanya tadi adalah seorang laki-laki.
Seulgi tertawa licik, "Ck, hidupmu memang hanya menyusahkan Papa. Pergi pagi, pulang pagi, seperti anak yang tak ada etika saja"
Aku mengepalkan tangan, meneruskan langkahku tanpa menghiraukannya lagi.
Tenang, Naeun, tenang. Telingamu sudah kebal dengan hinaan. Aku menyemangati diriku.
Memasuki kamar lalu langsung merebahkan diri diatas kasur.
Dulu, kamar ini adalah tempar favoritku. Dulu, kamar ini adalah ruangan terhangat diantara semua ruangan dirumahku.
Dulu, kamar ini adalah saksi bisu saat aku menangis sepanjang malam karena perbuatan kasar ayah. Tapi, sekarang, kamar ini terasa asing dan dingin bagiku.
Sekarang tak ada satu ruangan pun dirumah ini yang terasa hangat saat aku memasukinya. Semua seolah mengisyaratkan bahwa aku tak diinginkan lagi dirumah ini.
Ah, mengapa kepalaku terasa semakin pusing saja? Mungkin ada baiknya jika aku memejamkan mata untuk beberapa saat.
|WHAT IS LOVE?|
-Lee Taemin
Aku menginjakkan kakiku di rumah Seulgi. Sungguh, aku masih tak percaya jika orangtua Seulgi mengijinkanku untuk menginap beberapa hari dirumah ini. Baik sekali mereka.Aku mengedarkan mataku ke seluruh ruang tamu. Benar-benar sederhana namun siapapun yang melihatnya tahu kesan mewah yang tersirat didalamnya.
Lalu mataku terpaku pada foto keluarga Seulgi. Ada dia, papanya, mamanya dan seorang gadis yang tak kukenali. Aku mendekatinya dan menatap lebih dalam foto gadis itu.
"Cantik" Gumamku tanpa sadar.
"Siapa yang cantik? Aku ya?" Tanya Seulgi tiba-tiba sambil meletakkan dua gelas orange juice.
"Eh? Ehm, iya. Kamu disini lumayan. Tumben, Seul" Aku tertawa mengejek.
Maaf, Seulgi, Aku berbohong.
"Yah, kalau ingin mengatakan cantik ya katakan saja. Tidak usah lumayan-lumayan" Cibir Seulgi. Aku hanya menanggapinya dengan tertawa.
"Omong omong, disebelahmu ini siapa?" Tanyaku sambil menunjukkan gadis yang tak kukenali.
"Dia saudara tiriku" Seulgi menjawabnya dengan ketus, lalu bisa kulihat ekspresi wajahnya berubah seketika.
"Siapa namanya?" Tanyaku lagi, aku tak mempedulikan raut wajahnya.
"Apakah itu penting untuk dibahas?" Sindir Seulgi membuatku bungkam. Aku yakin, ada masalah diantara Seulgi dan juga gadis itu.
Tapi aku tak peduli, siapapun nama gadis itu, aku ingin berkenalan dengannya.
[EDITED]
Hai! Ditunggu kritik dan sarannya, juga kerelaan hatinya untuk mem-vote cerita ini, makasih!
KAMU SEDANG MEMBACA
what is love?✔
Fanfiction⏩ what does love mean if you hate each other? ⏪ taeun ft. seulmin. complete © luckyyoungg, 2018. cr pict; pinterest.