-Park Jimin
Seulgi telah berdiri tegak, "Oh begitu. Namaku Kang Seulgi, kau bisa memanggilku Seulgi""Ya, aku sudah tahu namamu" Aku kembali tersenyum.
"Sejak kapan kau disini?" Seulgi bertanya heran.
"Sejak beberapa menit setelah kau memulai gerakan dance mu" Aku berkata santai.
"Maksudmu-kau telah disini sejak awal? Kau melihat danceku sejak awal?" Seperti yang bisa ku tebak, Seulgi kaget. Dan wajah kagetnya itu sangat menggemaskan.
Aku tertawa lalu mengangguk. "Guru BoA memang tak akan pernah keliru untuk memilih. Ku akui kemampuan dancemu sangatlah hebat, energik dan lihai. Sepertinya kemampuan dance telah mengalir dalam DNA-mu"
Muka Seulgi memerah malu, "Ah terimakasih. Walau aku tak pernah melihatmu dance tapi aku yakin kau juga sama hebatnya". Setelah itu kami tertawa bersama.
"Oh iya, mengapa aku baru melihatmu sekarang? Dan juga mengapa kau disini?" Seulgi bertanya.
"Itu karena sebelumnya aku menggantikan posisi salah satu temanku di tempat latihan kota lain. Makanya jongin menggantikan posisiku disini. Cukup rumit memang, tapi ya begitulah adanya.
Lalu mengapa aku disini? Itu karena aku tahu salah satu mentor akan kesini, aku tahu dari guru BoA. Maka dari itu aku ingin berlatih dan ternyata ada dirimu." Aku menjelaskan, Seulgi mengangguk-angguk.
"Hm, mau dance bersamaku? Akan ku ajarkan ending dance yang telah dirubah itu" Aku mengulurkan tangan dan Seulgi menerima uluran tanganku.
| WHAT IS LOVE? |
Mata gadis itu perlahan terbuka, ia tak menyadari jika hari beranjak sore. Perlahan ia mencoba duduk, namun ia terlalu lemah hingga tubuhnya terjatuh lagi keatas tempat tidur.
Entah mengapa pusingnya semakin menjadi-jadi dan membuat tubuhnya semakin lemas. Tapi tubuhnya membutuhkan air, tenggorokannya kering.
Ia paksakan kaki lemasnya itu untuk berdiri tegak. Dan, berhasil! Walau tubuhnya seringkali terhuyung. Pijakan kakinya tak cukup kokoh untuk menopang tubuh, namun tangannya berusaha mengenggam erat benda-benda disekitarnya yang membantu ia berdiri.
Akhirnya ia sampai di dapur. Tangannya menggapai gelas lalu mengisinya dengan air. Tak banyak air yang ia teguk karena- Prang!-tangannya terlalu lemah untuk memegang sesuatu.
Kepalanya terasa berputar, pandangannya semakin memburam. Hingga-
-Bruk! Tubuhnya jatuh menyentuh dinginnya lantai.
| WHAT IS LOVE? |
-Lee Taemin
Ting Tong! Aku memencet bel rumah Seulgi, berharap pintu segera dibukakan.Hm, apakah Seulgi sudah pulang?
Ceklek! Tak berapa lama pintu terbuka,
"Oh, tuan muda Taemin ternyata, maaf saya lama membukakan pintunya" Bi Minah, asisten rumah Seulgi menyambutku dengan logat daerahnya yang sangat kental.
"Ah, tak apa, bi" Aku tersenyum setelah itu aku dipersilahkan masuk.
"Apa Seulgi sudah pulang, bi?" Tanyaku sembari mengedarkan pandangan.
"Belum, non Seulgi 'kan jika sudah dance suka lupa waktu" Kata Bi Minah sambil terkekeh.
"Ah iya benar" Aku membenarkan, setelah itu Bi Minah pamit untuk kembali bekerja.
Lalu, sekarang aku harus apa? Seulgi belum pulang dan aku mulai bosan.
Aku mulai melihat-lihat berbagai macam foto keluarga Seulgi yang berada di ruang keluarga.
Kupikir, mereka adalah keluarga yang sangat bahagia dan sempurna. Tuan Kang, ia adalah sosok ayah yang baik, berwibawa dan sangat berkecukupan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Nyonya Kang, seorang ibu yang memiliki ketegasan dibalik kelembutan sifatnya. Dan, mereka memiliki dua anak yang cantik bak bidadari.
Kang Seulgi, ku akui dibalik sifat menyebalkannya, dia adalah gadis yang rajin, disiplin dan pantang menyerah terhadap sesuatu yang belum dicapainya. Lalu, saudara tirinya, Kang Naeun, aku tak tahu sifat aslinya, yang pasti kutahu adalah ia sangat cantik. Dan ia-
-misterius.
Aku masih terus terfokus dengan foto-foto keluarga Seulgi. Namun, mengapa foto Naeun jarang sekali ku lihat? Hanya dalam foto bersama saja ia berada, selebihnya tak ada.
Mengapa-
"NON NAEUN! NON NAEUN! BANGUN, NON! TOLONGGG!" Suara histeris sekaligus panik Bi Minah membuyarkan lamunanku.
Dengan segera aku berlari kearah sumber suara yang kuyakini berasal dari dapur.
"Ada apa, bi?" Aku bertanya dan-terdiam setelah melihat objek yang membuat Bi Minah panik dan sekarang menangis.
"Tuan muda Taemin! T-tolong, hiks hiks tolong," Suara Bi Minah terdengar lirih sambil memeluk gasis itu-Naeun.
"Naeun kenapa bi?" Perlahan aku mendekati keduanya dan memegang tangan dingin Naeun yang terkulai lemas.
"Tadi bibi mau kedapur untuk masak makan siang, t-tapi tiba-tiba bibi ngeliat non Naeun pingsan disini, hiks hiks" Bi Minah menjelaskan.
"Ah yasudah, saya yang bawa ke rumah sakit saja, bi. Bibi tolong beritahu orang tuanya saja" Aku mulai mengambil alih tubuh Naeun dari pelukan Bi Minah.
"Ah, y-yasudah. Tapi masalahnya-" Bi Minah terdiam sebentar, seperti memikirkan kata-kata yang tepat untuk diutarakan.
"Masalahnya?" Aku mengeryit bingung.
"Kadang Tuan Kang dan Nyonya Kang tidak peduli dengan non Naeun-tidak, bukan kadang, bahkan biasanya." Bi Minah menunduk setelah mengatakan itu.
"Yasudah, nanti biar saya saja yang menghubungi orangtua Naeun, mungkin mereka akan percaya. Sekarang tolong bantu saya membawa Naeun ke mobil" Aku bangkit berdiri, menggendong Naeun ala bridal style, Bi Minah mengangguk.
Naeun, ku harap kau baik-baik saja.
Hai! Ditunggu kritik dan sarannya, juga kerelaan hatinya untuk mem-vote cerita ini, makasih!
A/n : TaEun moment will start, guys!
Oiya, JANGAN LUPA VOTE DAN STREAMING BUAT COMEBACK APINK YAA!
I'm so sick of lying, you gotta know that.
KAMU SEDANG MEMBACA
what is love?✔
Fanfic⏩ what does love mean if you hate each other? ⏪ taeun ft. seulmin. complete © luckyyoungg, 2018. cr pict; pinterest.