27. happy birthday

626 62 8
                                    

—Son Naeun
Sudah sebulan semenjak kejadian itu. Kini tante Yuri dan Seulgi memutuskan tinggal di apartementku setelah aku sedikit memaksanya. Tante Yuri sudah resmi bercerai dengan papa dan memutuskan keluar dari perusahaan papa. Kini ia tengah mencari pekerjaan dalam relasi pertemanannya.

Seulgi pun memutuskan ikut bekerja part-time denganku untuk membantu mamanya.

Tante Yuri juga meminta maaf padaku berkali - kali —padahal aku sudah memaafkannya sejak lama.

"Naeun, entah apa yang harus tante lakukan untuk menebus semua kesalahanku dulu." Tante Yuri kembali berujar pada saat kami sedang makan malam.

"Astaga, sudah berapa kali ku bilang, tante tidak usah merasa bersalah seperti itu. Aku benar - benar sudah memaafkan kalian sejak lama," Aku tersenyum.

"Jika kau tidak keberatan, tante minta untuk dipanggil 'mama', boleh? Tante benar - benar merasa bersalah dan untuk membayarnya, tante ingin kau menganggapku sebagai ibumu. Tante bersedia menyayangimu seperti anak tante sendiri. Seulgi pun tidak keberatan memiliki saudara dengan hati sebaik dirimu." Itu permintaan tante Yuri pada malam yang lain saat kami sedang berkumpul.

Aku terdiam, memandang keduanya. Seulgi mengangguk dan tersenyum.

"Apakah boleh?" Aku bertanya ragu - ragu.

"Sangat boleh, sayang. Kau benar - benar anak baik, sabar, dan pengertian. Kau berhak menerima kasih sayang dari semua orang atas apa yang selalu kau perbuat —demi membalas kesedihan masa lalu." Tante Yuri mendekatiku lalu membelai rambut hitamku.

"Ng —mama Yuri?" Aku menyebutkan pelan. Tante Yuri tersenyum senang dan langsung memelukku, begitupun Seulgi.

Rasanya hangat, hangat sekali.

Inikah rasanya memiliki keluarga? Inikah rasanya pelukan hangat seorang ibu?

Jika iya, aku mohon kepadamu, tuhan —aku ingin seperti ini selamanya, aku ingin merasakan cinta seorang ibu.

|WHAT IS LOVE?|

—Park Jimin
Lega rasanya mendengar cerita Naeun dan Seulgi. Mereka benar - benar menjadi satu keluarga —walau tanpa figur seorang ayah.

Setelah sekian lama, akhirnya Naeun merasakan itu. Akhirnya Naeun merasakan kebahagiaan dari seorang ibu.

Aku benar - benar bangga kepadanya karena ia sanggup bertahan sejauh ini —hingga akhirnya mendapat kebahagiaan baru, balasan yang setimpal dengan usahanya selama ini.

Ah, ngomong - ngomong —pertemanan kami bertiga berjalan lancar walaupun terkadang aku masih sakit hati melihat Seulgi. Tapi aku sudah berjanji untuk merelakannya jadi tak apa —aku akan berdamai dengan masa lalu.

Lalu dengan Taemin —aku bingung, anak itu hilang entah kemana. Seulgi juga tak mengetahuinya dan Naeun memutuskan tidak peduli.

Aku heran dengan sikapnya, sebenarnya dia kenapa? —dan kemana?

Aku pernah mendatangi rumahnya bersama Seulgi, tapi semua tertutup rapat. Satpamnya pun hanya berkata mereka semua sibuk. Lalu nomornya juga tidak aktif, semua medsosnya sudah non-aktif. Sebenarnya kenapa sih dia?

Hingga suatu hari, nomor tak dikenal memberi pesan padaku.

xxx.
|jim, ayo kita bertemu.
|ada yang mau aku bicarakan.
|jangan ajak dan beritahu siapapun.
|di cafe xyz besok siang pukul 11.
18.00

pjimin
yak, siapa kau?|
jangan macam - macam denganku.|
18.10

xxx.
|kau pasti mengenalku.
|intinya aku orang yang sedang kau cari.
|jika penasaran, datang saja.
|aku akan menceritakan semuanya.
18.15

what is love?✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang