-Kang Seulgi
Aku berusaha menahan diri agar tidak menimbulkan kecurigaan. Berkali-kali menarik nafas dan menghembuskannya secara perlahan-berharap rasa marah dan benci itu ikut terhembus keluar.Sedari kemarin, mereka-Taemin dan Naeun-membuatku panas. Dimulai saat kelas pertama dimulai, lalu saat istirahat pertama-aku mengetahui Taemin yang menemui Naeun di rooftop, dan sekarang, Taemin yang terus berada di sebelah Naeun selama piket.
Aku menatap tajam ke arah Naeun, apa yang ia perbuat sampai-sampai Taemin menjadi dekat dengannya?
Cih, bakat jalangnya bahkan sampai ke lingkungan sekolah.
"Seul, tolong bantuin taruh buku-buku ini di meja sana, dong!" Seru Namjoo mengagetkanku.
"Oh, oke" Tanpa melepas tatapanku pada Naeun, aku menerima buku dari Namjoo.
"Kau melihat siapa sih, Seul?" Tanya Namjoo, penasaran. Aku menunjuk Naeun dengan dagu-ku.
"Oh, Naeun dan Taemin, aku juga heran mengapa mereka berdua menjadi dekat. Apalagi Taemin adalah temanmu 'kan? Tapi seharian ini ia lebih sering bersama Naeun dan bukan malah bersamamu." Namjoo mengangguk-angguk, matanya memicing layaknya detektif.
"Aku juga yakin teman sekelas ikut terheran-heran dengan perilaku Taemin-selaku anak baru. Minho tadi juga memberitahuku bahwa Taemin bilang ia ingin berteman dengan Naeun. Aneh 'kan? Siapa pula yang ingin berteman dengan si bodoh itu." Lanjut Namjoo, kali ini ia menarik tanganku untuk menaruh buku-buku di rak buku kelas.
Aku hanya diam, mengontrol emosi.
Sambil menaruh buku, aku sengaja memperlambat gerakanku agar aku bisa mendengar apa yang mereka berdua bicarakan-karena rak buku ini dekat dengan tempat Naeun mengelap jendela.
"Eun, aku ingin mengelap yang sebelah sana ya?" Ku dengar Taemin bertanya yang hanya dibalas deheman oleh Naeun.
Ck, sok jual mahal.
"Eun, kau menyenggol tanganku" Taemin terkekeh sambil melanjutkan pekerjaannya, lalu kulihat-oleh ujung ekor mataku-Naeun sedikit menjauhi tubuhnya dari Taemin.
"Eun, awannya bagus ya, apa kau suka awan? Aku sangat menyukai awan, lho" Taemin lagi-lagi berbicara disela pekerjaannya.
"Berisik, kau tahu!" Gertak Naeun lalu ia perlahan menuju jendela di dekat tempatku-rak buku.
Akhirnya Taemin terdiam, tetapi ia tetap mengikuti kemanapun Naeun melangkah.
Ck, kesempatan sekali kau, Naeun.
Hingga mereka semakin mendekat kearah tempatku, aku berpura-pura membersihkan rak.
"Eun, kau pulang sekolah hari ini naik apa? Hari ini aku tidak sedang dijemput, jadi aku akan menaiki bus. Apakah kau mau pulang bersama ku jika kau pulang naik bus?" Pertanyaan Taemin membuat pergerakan tanganku terhenti-sama halnya dengan Naeun.
Astaga, siapa sebenarnya teman baik Taemin disini? Mengapa Taemin bukan mengajakku, malah mengajak si jalang itu?
Aku kembali memanas, mulai tersulut emosi. Ini sudah berlebihan, cukup sudah.
Bug! Bug! Aku sengaja menaruh buku dengan kasar sehingga menimbulkan bunyi keras. Itu sindiran.
Lain halnya dengan Naeun, ia menghentikkan aktivitasnya. Melempar asal kanebo-yang digunakan untuk mengelap kaca-lalu berdiri menghadap Taemin.
Sebelumnya ia mengatur nafas terlebih dahulu, lalu menatap Taemin tajam.
Ia pun cukup merasa sadar diri, ditambah dengan sindiranku yang membuat keduanya sempat menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
what is love?✔
Fanfiction⏩ what does love mean if you hate each other? ⏪ taeun ft. seulmin. complete © luckyyoungg, 2018. cr pict; pinterest.