3. introduce, hm?

944 108 6
                                    

-Kang Seulgi
"Seul, hari ini aku ingin menemui temanku ya" Izin Taemin padaku.

Aku mengangguk, tersenyum. "Aku juga hari ini akan berlatih dance"

"Woah, kau masih mengikuti club dance?" Tanya Taemin tak percaya.

"Bahkan sekarang aku menjadi ketua dance perempuan sekaligus mentor bagi dancer baru" Aku membanggakan diri.

"Wah, kau benar-benar hebat, Seul! Sejak SMP kelas tiga aku berhenti dance untuk fokus belajar. Tapi sekarang sepertinya aku ingin mengikuti club dance lagi" Taemin menggelembungkan pipinya.

Aku mendekatinya lalu memegang pipinya, sedetik kemudian, "Akh! Sakit" Aku mencubitnya.

"Yak! Kang Seulgi!" Ia berteriak kesal memegangi pipinya yang merah.

"Habisnya kau sangat lucu" Aku tertawa keras.

Aku tak menyadari, ia sudah siap menyerangku, lalu ia mengejarku. "KANG SEULGI!" Ia berteriak kesal. Aku segera menghindar, lalu berlari sambil menjulurkan lidah.

Kami berlarian ke seluruh rumah hingga lelah. "S-s-s-sudahlah khang seulghi akhu lelah" Ujar Taemin dengan nafas terengah-engah, aku mengangguk. Kami membaringkan tubuh diatas sofa.

"Huh, garagara kau aku jadi lelah, 'kan niatku tadi ingin pergi" Kata Taemin kesal.

"Yak, itu juga garagara kau! Mengapa kau malah mengejarku?!" Aku tak terima. Ia yang memulai masa aku yang disalahkan?

"Huh sudahlah" Aku bangkit lalu menuju kamar, meninggalkan Taemin yang masih kelelahan.

Aku melewati kamar Naeun. Sepi, tak ada suara apapun. Apakah ia masih tertidur? Tapi, untuk apa aku memikirkannya? Aku melanjutkan langkahku hingga suara lantang Taemin menghentikkan langkahku.

"KANG SEULGI, AKU PERGI DULU" Taemin berteriak dari bawah. Aku memutuskan tak menjawabnya dan meneruskan langkah ke kamar, membersihkan diri.

|WHAT IS LOVE?|

Aku telah sampai di tempat latihan. Krek! Aku membuka pintu ruang latihan utama. Eh? Mengapa lampunya dimatikan? Tanganku meraba dinding sebelah pintu, berusaha menggapai saklar lampu dan dapat! Aku menyalakan lampunya.

"Mengapa sepi?" Aku bermonolog sambil terus berjalan menuju ruang ganti. Hingga aku selesai berganti baju, ruangan tetaplah sepi. Aku berinisiatif untuk memeriksa ruang latihan tingkat pertama.

"Permisi" Aku membuka pintu ruangan dan yang kudapati hanyalah ruangan kosong.

Hening, aku berpikir cepat. Kemana mereka semua? Ini jam 10 lebih, sudah waktunya untuk latihan. Ini pun hari senin, hari dimana semua tingkat kelas masuk.

"Ah, Lisa!" Aku memanggil rekan sesama mentor dance.

"Ada apa, Seul?" Gadis berambut pirang itu menghampiriku.

"Kemana semua orang? Mengapa tempat ini begitu sepi?" Aku menolehkan kepala ke segala arah.

"Kau tak tahu? Hari ini 'kan guru BoA sengaja meliburkan kita semua setelah seminggu kemarin kita full untuk berlatih kompetisi. Kau kebetulan sekali datang disaat aku membuka kunci tempat ini, kalau tidak kau juga tahu kalau tempat ini terkunci. Semua libur. " Lisa menjelaskan sambil terkekeh melihat wajah bingungku.

"Benarkah? Lalu untuk apa kau datang?" Aku masih tak mengerti.

"Iya benar, apa kau tak melihat informasi di grup semalam? Aku kesini untuk mengambil beberapa barangku yang tertinggal di loker dan juga guru BoA menyuruhku untuk memeriksa lalu mengunci tiap kelas" Lisa memperlihatkan kunci yang ia pegang.

Aku mengangguk-angguk, "Kau kesini sendiri?"

"Tidak, aku bersama Bambam." Lisa tersenyum. Aku mengangguk-angguk lagi.

"Kau kesini untuk apa?" Lisa balik bertanya.

"Berhubung tidak ada murid yang harus aku ajar, mungkin akan ku gunakan ruang latihan utama untuk berlatih. Oiya, kau bisa menyerahkan kunci itu padaku"

"Kau ingin berlatih?" Lisa bertanya tidak percaya. Aku mengangkat satu alis, mengisyaratkan tidak boleh?

"Yah, well, aku tahu kau memang mentor yang rajin. Tapi apa kau tak ingin menginginkan waktu istirahat walau sehari? Seperti kencan misalnya" Lisa menyeringai jahil.

"Aku ingin kencan dengan siapa memang?" Aku mendengus, Lisa memang tahu cara untuk membuatku sebal.

"Dengan temanmu yang dari Canada itu" Lagi, ia semakim membuatku sebal dengan kalimatnya ditambah ia tengah terbahak sekarang.

"Sudahlah, sana kau pergi!" Aku berteriak sebal, mengambil paksa kunci dari tangannya lantas menjauhi Lisa.

"Wah, kau mengusirku, eoh?" Lisa kembali tertawa melihat wajah masamku.

"Makanya jangan berada di area friendzone" Lisa berteriak dan, Brak! Suara tawanya hilang bersamaan dengan aku yang menutup pintu ruang latihan utama.

Aku menarik nafas dalam dan menyenderkan tubuhku di dinding. Separuh diriku masih terbawa kesal oleh Lisa, separuhnya lagi terbawa kesal oleh kenyataan.

Ya aku tahu, aku memang berada di area friendzone dengan Taemin. Lalu apa yang harus aku lakukan agar dapat keluar dari area itu? Menembaknya? Mengatakan bahwa aku mempunyai perasaam padanya?

Argh, tidak tidak! Aku tidak mungkin melakukan itu. Aku mengacak rambut asal. Huh, sepertinya aku bisa gila.

Tapi bukan Kang Seulgi namanya jika tidak melampiaskan kekesalannya pada dance.

Ya, aku selalu melakukan random dance jika sedang kesal, marah, kecewa ataupun dance. Menyetel musik asal lalu tubuhku mulai meliuk mengikuti irama dengan energi full.

Hingga tak terasa waktu satu jam telah berlalu. Baiklah, sehabis ini aku akan mengulang dance yang akan ditampilkan setelah kompetisi, setelah itu pulang.

"Ending dancenya bukan seperti itu" suara bass seseorang mengagetkanku.

Bukankah hanya ada aku di ruangan ini? Karena fokusku telah terpecah dan terlalu kaget, tubuhku oleng.

"Apakah kau tak mempelajari ending dance yang diajarkan sewaktu hari minggu kemarin? Apakah kau tak tahu itu telah diubah?" Pria itu menangkap tubuhku sebelum tubuhku mencium dinginnya lantai.

"Eoh?" Hanya itulah responku.

"Baiklah, baiklah, sepertinya kau terlalu kaget. Sebelumnya, perkenalkan namaku Park Jimin, seorang mentor dance dan juga ketua dance laki-laki. Kau pasti mengira Kim Jongin 'kan yang menjadi ketua dance laki-laki? Dia hanya menggantikan posisiku untuk sementara waktu. Ah, ya, kau bisa memanggilku Jimin" Sebelum bertanya, pria yang mengaku bernama Jimin itu telah menjelaskan panjang lebar.

Dan sekarang, pria itu tersenyum menatapku.

Hai! Ditunggu kritik dan sarannya, juga kerelaan hatinya untuk mem-vote cerita ini, makasih!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai! Ditunggu kritik dan sarannya, juga kerelaan hatinya untuk mem-vote cerita ini, makasih!

A/n : SeulMin moment will start, guys!

what is love?✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang