Part 4

51.9K 1.9K 15
                                    

9 tahun kemudian...

LD Group, salah satu perusahaan properti ternama di Indonesia. Tempat dimana Yovella mengabdi sebagai...karyawan.

Salah satu hal yang membuatnya menyukai perusahaan ini adalah Kantin!

Untuk kesekian kalinya Yovella menyesap kuah terakhir yang ada di dalam mangkuk dengan rakus, menikmati paduan bumbu yang terasa sangat nikmat di lidah. Kebetulan menu yang disediakan hari ini adalah soto ayam. Makanan favorit semua karyawan.

"Astaga Yovella, sudah berapa mangkuk yang kamu habiskan? berat badanmu akan bertambah jika kamu terus menambah makanan seperti ini." kata perempuan yang ada di hadapan Yovella. Dia adalah Resty, sahabat sekaligus mitra kerjanya.

Yovella memutar kedua bola matanya jengah. Kalimat semacam ini sudah ratusan kali terlontar dari mulut Resty saat Yovella sedang bahagia menikmati makanan lezat. Ya Yovella tahu, Resty perhatian kepada penampilannya. Tapi kalau begini terus terasa seperti dikekang. Makan ini salah. Makan itu salah. Geez..

Resty menarik lengan Yovella dan merentangkanya ke depan. Tangannya menoel lemak-lemak lengan yang berada dekat dengan ketiak Yovella.

"Bergetar! Lenganmu sudah dipenuhi dengan lemak jahat yang menempel. Kamu harus menjaga body, Yovella!" titahnya.

Yovella menarik tangannya dan berdecih, "Aku tidak peduli dengan body-ku. Aku tidak mau tubuhku sepertimu. mirip triplex." Ejek Yovella.

"Demi dewa Neptunus, kita harus segera mengobati mata kamu di optik. Seksi begini dibilang mirip triplex." Resty mengibaskan rambutnya dongkol. Sebenarnya Yovella hanya bercanda. Tubuh Resty memang sangat indah. Tubuhnya berlekuk-lekuk layaknya gitar spanyol. Wajahnya juga cantik. Penampilannya terlihat seperti perempuan dewasa. Kadang Yovella merasa minder saat ia sedang berjalan bersama Resty. Mata-mata para lelaki hanya tertuju padanya.

Yovella hendak membalas ucapan Resty, namun sebelum itu tiba-tiba tangan seseorang merangkulny dari belakang. Membuat dirinya melonjak kaget.

"Adi!" teriak Yovella dengan mata melotot.

"Hey, baby! Do you miss me?" ucap pria bernama Adi itu sembari mengerlingan matanya genit.

"Rindu pantatku!" sahut Yovella jengkel.

"Benarkah?" kekeh Adi. Yovella membulatkan mata ketika tangan nakal Adi tiba-tiiba meraba bokongnya.

"Sialan! rupanya kamu masih berani menyentuhku!" Yovella bersiap-siap untuk menyerang Adi dengan segelas air.

"Ampun! Oke oke, Aku minta maaf, jangan menyiramku seperti kemarin lagi, oke?" Adi mengangkat tangannya dan menyerah.

Yovella mendengkus kesal. Adi memang pria dengan tingkat kemesuman yang tinggi. Pria itu sangat sering menggodanya sejak pertama kali ia menginjakkan kaki di perusahaan ini. Bagian mana dari tubuhnya yang tidak pernah disentuh? Bokong, telinga, leher, bahkan dada Yovella sudah pernah diraba menggunakan tangan kotornya.

Setelah suasana di meja kembali tenang, Adi akhirnya mengeluarkan suara. "Kalian sudah mendengar beritanya belum?"

"Belum." sahut Resty datar.

Adi berdecak, "Asatga, Resty! Dengarkan dulu ucapanku! Belum selesai berbicara sudah dijawab."

Resty hanya berdecih kecil, memalingkan wajah. Malas untuk berdebat dengan Adi.

"Apa?" tanya Yovella mulai penasaran.

Wajah Adi bersinar saat mendengar pertanyaan Yovella. "Kamu penasaran sekali, sayang?"

Yovella (END ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang