Prolog

189 19 6
                                    

Ketika aku membuka mataku, kulihat ada hamparan hijau disekelilingku. Aku sadar, kalau aku bukan ini bukan kamarku. Mungkin aku sedang bermimpi(?) Entahlah, aku pun tak tahu.

Aku yang tadinya berbaring di amparan yang hijau itu terbangun. Melihat sekellingku, aku nampak seperti di padang rumput hijau yang berada di tengah-tengah hutan. Karena aku tidak melihat apapun selain pepohonan disekelilingku. Dan aku mulai yakin kalau aku bermimpi.

Aku berjalan, sambil melihat sekeliling mencari sebuah jalan. Namun ada yang menarik perhatianku.

Aku mendengar suara kuda. Ya, aku yakin itu pasti kuda. Suaranya berasal dari pohon raksasa di seberangku. Aku mencari-cari asal suara itu. Lalu aku menemukan kuda berwarna putih yang cantik, sedang makan rumput disana. Kuda itu diikat ke pohon, sebenarnya aku merasa kasihan, tapi kurasa itu supaya dia tidak kabur.

Aku mendekati kuda itu dan mengelus-elus kuda itu. Dia kuda yang baik. Tapi, aku mendengar suara langkah mendekat. Langsung aku menoleh kearah itu. Oh, ternyata, memang ada seseorang disana.

Ia memakai sepatu boot hitam, dan seperti seragam pangeran (?) Entahlah aku tak tahu apa itu namanya. Jasnya berwarna putih krem, begitu juga dengan celana panjangnya. Perawakannya tinggi, rambut pirangnya sedikit acak-acakan, alisnya tebal, hidungnya mancung, kulitnya juga termasuk putih. Dan matanya, ah, mata itu begitu mempesona, begitu cantik. Iris matanya yang biru kehijauan itu seakan menenggelamkanku.

Ia berjalan kemari, ke arahku! Ia tersenyum kepadaku. Ah, entah rasa aku ingin disini selamanya.

Not a Fairy TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang