Chapter 6

44 15 3
                                    

Aku bersyukur pada Tuhan karena sudah mempertemukan kita
-Kevin Blancard-

Senin, 30 April 2018

06.00

KRING!!! KRING!!!

Emma terbangun dari tidurnya, sangat terkejut mendengar alarmnya sehingga ia langsung duduk di tempat tidurnya. Matanya juga langsung melek seketika. Tapi sedetik setelah itu matanya masih mengantuk, dan mulai menutup lagi. Emma hendak membaringkan diri lima menit lebih lama. Jadi ia mematikan alarmnya dan kembali tidur.

06.37

"Emma, bangun! Sudah jam berapa ini? Nanti kau terlambat sekolah. Ayo bangun, Sayang!" Kata Lily -mama Emma- menggoyang-goyang tubuh Emma untuk membangunkan Emma. Emma mengerang, dan meregangkan tubuhnya itu. Emma memerjapkan matanya dan berkata, "Hm? Ehang ini jem berapa?" -memang ini jam berapa maksudnya- ia memang suka berbicara tidak jelas kalau pagi-pagi. Ia tidak mau membuka mulutnya lebar-lebar karena nanti asap naga itu bisa membunuh orang lain.

"Sudah jam 06.40 sekarang. Ayo, makanya cepat bangun! Sarapan sudah Mama siapkan."

"Hah?!" Teriak Emma dan langsung berganti posisi duduk dikasurnya. Lily menutup hidungnya, "Bau, Emma," katanya. Lalu Emma langsung menutup mulutnya lagi, malu sebenarnya. Tapi tak apa-apalah sama Mama sendiri kok.

Emma langsung bergegas mengambil seragamnya dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Beberapa menit setelah itu Emma keluar sudah dengan penampilan yang rapi. Hari ini Emma memakai sweater polos abu-abu dengan rok selutut berwarna merah hitam bermotif kotak-kotak. Ia mengambil jepit rambut berbentuk pita dan berwarna merah muda itu untuk di pakainya. Entah dia ingin memakai itu hari ini.

Emma keluar dari kamarnya, menuju ruang makan. Langsung ia menyambar roti dengan selai strawberry itu, menaruh roti itu di mulutnya. Ia juga langsung mengambil tas sekolahnya. Untung saja kemarin malam ia telah menjadwal buku hari ini. Emma duduk di ambang pintu memakai kaos kaki putih polos pendek, dengan sneakers putih juga. Nah, sekarang dia sudah benar-benar siap.

"Ma, Emma langsung ya! Dadah!" Teriak Emma dari luar. "Ya, hati-hati, Sayang!" Balas Lily dari dalam rumah.

Emma berjalan ke sekolahnya, bukan, tapi berlari karena Emma akan terlambat jika ia hanya berjalan. Ia memilih cara itu karena memang jarak rumah dengan sekolahnya dekat, dan itu cara yang murah dan sehat.

Setelah hampir lime menit berlari sampailah Emma di pintu gerbang sekolah. Dan sayang sekali gerbang sekolah sudah ditutup. Dan peraturannya adalah jika lebih satu menit saja gerbang sekolah sudah ditutup dan murid tidak boleh masuk karena dianggap terlambat.

"Sir, please! Open the gate! Please, open the gate!" Pinta Emma pada bapak satpam sambil menggedor-gedor gerbang tersebut.

"I'm sorry, Child, you may not pass this gate until you get permission from the teacher," balas pak satpam.

Emma mendecak kesal. "Hmm.. seperti ada yang terlambat hari ini," kata seseorang dengan suara berat yang sangat dikenal Emma. Emma menoleh, dan mendapati tentu saja Kevin yang ada di belakangnya. Ah, kebetulan macam apa ini? Kenapa selalu ada dia dan dia lagi? Batin Emma. Ia antara sebal, senang, bosan, aneh, karena tiap kali dirinya ada dalam masalah, atau sedang ingin sendiri Kevin selalu muncul.

"Kau mau masuk?" Tanya dia.

"Hah?" Tanya Emma balik karena bingung apa yang dimaksudkan dengan masuk. Kan tidak bisa.

"Kau mau masuk lalu ikut kelas tidak?"

"Memang bisa?" Tanya Emma balik lagi.

"Siapa bilang tidak bisa?"

Not a Fairy TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang