Chapter 7

42 17 5
                                        

Sebelum baca part ini give me some votes dulu dong!

Sudah?

OKAY..

READY?!

HERE..

WE..

GO!!

💕💕💕

"Hai," sapa pria berambut pirang itu. Pandangan Emma masih agak kabur, namun sebelum kembali menjadi jelas Emma sudah mengubah posisi tidurnya menjadi duduk. "Are you okay, Madam?" Tanya pria itu, terselip kekawatiran di dalam ucapannya. "Where am I?" Tanya Emma balik, dan tidak menjawab pertanyaan sebelumnya. "In the woods," kata pria itu. "Bagaimana aku bisa kemari?" Tanya Emma.

"Well, seharusnya aku yang bertanya itu padamu, Nona. Apa yang kau lakukan disini?"

"Entahlah. Apakah ada kastil di dekat sini?" Tanya Emma, kali ini menatap pria itu. Emma mengerlingkan matanya, menatap pria itu dengan penuh seksama. Matanya yang sungguh indah, membuat Emma tenggelam ke dalam mata coklat itu. Hidungnya yang mancung, garis rahang yang tegas, serta ada beard tipis yang menambah kegagahan pria itu. Serta body-nya, astaga, dari mana dia bisa mendapatkan otot-otot itu? Pikir Emma. Ah, pria di depan Emma ini sungguh sebuah keajaiban. Emma merasakan jantungnya berpacu lebih cepat dari biasanya. Lebih cepat dari pada jantung yang habis lari maraton

"Bisakah kau antar aku sampai ke kastil? Aku tidak tahu jalannya," kata Emma.

"Tentu, Nona. Silahkan naik ke kudaku," jawab pria itu. Lalu pria itu memberi isyarat untuk menurunkan tubuhnya pada kuda itu, lalu kudanya menurutinya layaknya seekor anjing yang terlatih. Emma terheran-heran dan kagum dengan hubungan kuda dan pemiliknya, serta ketaatan kuda itu. "Wah, hebat! Aku baru tahu bahwa kuda juga bisa seperti itu," kata Emma dengan penuh kekaguman.

Pria itu melihat Emma, bagaimana bisa dia tidak mengenaliku? Batinnya.
Ia mengamati Emma dengan seksama pula, memang tidak ada yang berbeda dari wanita ini. Serta tidak ada kabar mungkin dia mengalami sesuatu, lalu bisa lupa dengannya. Atau mungkin Emma pura-pura lupa dengannya.

"What's her name?" Tanya Emma sambil menunjuk kuda yang dinaikinya. "Humus. His by the way," kata Pria itu. "Owh. Humus, you are a great horse!" Kata Emma sambil mengelus-elus leher Humus. "Dan kau adalah..?" Tanya pria itu pada Emma. "Emma. Eh, bukan, maksudku, Madeline," kata Madeline dengan senyum kikuknya.  "Aku James Dolce," kata James memperkenalkan diri. Lalu mereka mengobrol bersama tentang beberapa hal, yang membuat mereka tidak sadar bahwa mereka sudah sampai di pintu Kerajaan Anthem--kerajaan Madeline--

"Terima kasih sudah mengantarku, James," Madeline sambil membungkukkan badannya. "Tentu, Nona. Aku akan pergi dulu," pamit James. Entah kenapa, dada Madeline terasa sedikit sesak mendengar kata perpisahan itu. Memang mereka baru saja bertemu, tapi Madeline ingin pertemuannya yang pertama ini lebih lama lagi. Tapi ia tak tahu bagaimana bisa membuat James untuk tiggal sebentar lagi. Dan akhirnya karena keinginan Madeline untuk bersama James lebih besar dari gengsinya, spontan ia berkata, "Apa kau tidak mau disini lebih lama?" James yang hendak menaiki kudanya dan pergi itu menghentikan aktivitasnnya sejenak. Dalam dada Madeline, ada gemuruh yang sangat kencang, menanti jawaban. Dan menurut dia, apa yang barusan ia lakukan itu suatu tindakan yang berani, meminta seseorang yang baru dikenalnya untuk tinggal lebih lama lagi.

"Ah, maafkan a--"

"Iya, tentu saja ya kau tidak bisa, kau kan pasti sibuk, apa lagi pakaianmu seperti seorang pangeran. Pangeran pasti sibuk, jadi bagaimana mungkin kau bisa tinggal disini lebih lama lagi ya kan?" Potong Madeline begitu mendengar kata 'maaf' dari James. Dan sekali lagi secara tidak sadar semua perkataan itu meluncur dengan sendirinya dari mulut Madeline yang langsung disesalinya sedetik kemudian. Hal itu juga membuatnya sangat malu. Harga dirinya sudah langsung hancur dalam pertemuan pertama.

Sesungguhnya, jiwa Emma yang berada di tubuh Madeline meruntuki dirinya sendiri. Mengapa ia bisa di tubuh Madeline? Dan mengapa sifat mereka bertolak belakang? Emma yang cenderung pemalu dan pendiam dan jarang berbicara terang-terangan tentang isi hatinya. Dan sekarang ia ada di tubuh orang yang cerewet dan bisa dibilang blak-blakan atau suka bicara terang-terangan seperti tadi itu.

"Ahahahaha!" Tiba-tiba James tertawa. Sebenarnya Madeline bingung mengapa James bisa tiba-tiba tertawa seperti itu. Tapi ia berasumsi James pasti tertawa karena ucapannya barusan. Itu membuatnya menjadi lebih malu lagi. Madeline segera menundukkan kepalanya untuk menutupi mukanya yang pasti sekarang sudah merah layaknya kepiting rebus.

"Aku bukan pangeran," dustanya sambil masih tertawa. Aku tidak boleh ketahuan olehnya kalau aku ini pangeran, batin James. "Baiklah, jika kau ingin aku disini," lanjutnya.  Mendengar itu Madeline tersenyum tipis lalu menghembuskan napas lega. "Ayo," ajak Madeline. Lalu James menarik Humus ke tempat pemberhentian kuda. Humus diikatkan di kayu, tempat itu juga ada jerami dan air jika Humus membutuhkannya.

Lalu James dan Madeline jalan-jalan di taman kastil itu. Taman itu luas sekali, dan ternyata taman itu mengelilingi kastil itu. Madeline terlihat sangat asyik dengan bunga-bunga di taman, kupu-kupu, dan burung-burung kecil yang berterbangan di dekat air mancur. James memperhatikan Madeline dengan seksama. Ia masih heran mengapa wanita yang dulu sangat mengenalnya bisa dalam sekejap saja segala memori tentang mereka yang dulu hilang. Tadi James melihat Madeline tidak mengenalinya itu sangat menyakitkan baginya karena sekarang mereka hanyalah orang asing.

Madeline merasa diperhatikan menoleh ke arah James. "Mengapa kau melihatku sampai seperti itu?" Tanya Madeline pada James yang tadi menatapnya dengan aneh. James seperti tersadar dari lamunannya lalu berkata, "Oh, tidak apa-apa kok."

Bagus sih, kalau ia jadi lupa akan kenangan aku dengannya yang dulu. Ia tidak akan mengingat hal yang menyakitkan itu lagi. Baiklah, James ini adalah kesempatan keduamu, batin James, dan menyemangati dirinya sendiri dari dalam hati.

"James," panggil Madeline. James menoleh dan berkata, "Ya, Nona?"
"Jangan panggil aku nona, panggil saja Madeline," rengek Madeline. "Baiklah.. Madeline."

"Apa kau ingin masuk?" Tanya Madeline yang dijawab dengan anggukkan James. Lalu mereka berdua berjalan ke pintu masuk kastil itu. Ketika pintu dibuka dan mereka berdua masuk, ada seseorang yang melihat mereka berdua masuk. Orang itu sangat terkejut dan berteriak, "JAMES! APA YANG KAU LAKUKAN DISINI?!"

DEG.

______________________________

Hai! Bertemu lagi dengan si Thor!
Hehe sebelumnya Shien mau minta maaf karena minggu ini cuman up sekali. Hal ini dikarenakan.. si Thor habis ikut camp remaja v: 3 hari. Nah pulang" udah tevar. Badannya sakit semua oy. Gela si. Jadi mohon maaf ya semuaa :(

Dan maaf lagi kalau chapter ini menurut aku absurd bgt. Sumpa. V: but yeah, dari pada engga up lagi yekan? 😂 maafkan author yang emang agak gesrek ini v:

Dan ini author's notenya juga un faedah sangath. I know gaes. Tp pengen aja gitu nulis ini v:

Well intinya yaa gue nulis ini itu,
JANGAN LUPA VOTE YA! -tadi diatas udh di ingetin lo, ini lg ya- DAN JANGAN LUPA COMMENTS! -biar gak sepi gitu lo:( sedih aku tu kalo sepi.-
DAN JADILAH READER YANG ENGGA SETENGAH" CMN BACA AWALNYA DOANG TRS ENGGA LAGI. KAN SAKIT, CUMAN MANIS DIAWAL KEK DOI :)
-guetuhgabisadiginiin-

OKE CUKUP YA NOTE GUE SAMPE SINII! SEE U IN NEXT CHAPTER!!
💕💕 LOP U ALL 💕💕

Not a Fairy TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang