Luna adalah teman yang baik. Dia selalu menginap saat orang tuaku pergi ke luar kota. Sampai tengah malam, kami masih bermain petak umpet. Lampu rumah sengaja kumatikan agar mudah untuk bersembunyi.
“Tiga ... empat ... lima!” Aku selesai berhitung, saatnya mencari.
Rumah yang gelap memaksaku untuk membuka netra lebar-lebar. Bahkan, sempat berkali-kali jatuh tersandung. Sulit sekali menemukannya dalam kegelapan.
“Luna? Kamu di mana? Aku menyerah!” teriakku kesal karena tak jua menemukannya.
Namun, tak ada jawaban.
Aku mendengus pasrah. Mau bagaimanapun, permainan ini harus tetap dilanjut. Gadis itu tidak akan keluar sebelum aku yang menemukannya. Dengan terpaksa, kaki memberanikan diri untuk terus berjalan. Lagi, aku tersungkur menendang bola yang cukup berat.
Tetapi, kedua mataku berbinar mendapati Luna bersembunyi di bawah tempat tidur. Menyebalkan, gadis bodoh itu malah tertidur dengan lampu mainan yang masih menyala. Tunggu, di mana kepalanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen Horor
KorkuGenre : Horor, gore, dan creepypasta. Warning! Berbau kekerasan dan psikopat. 18+