🎲11🎲

1.1K 205 14
                                    

'Together'

'Together'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

+++

“letakkan semua milikmu” kata Black dengan seringaian miliknya.

Astaga, sangat menyebalkan.

Jisung meletakkan laras panjangnya.

Black menghela napas, “kau tidak mungkin hanya membawa itu”

Jisung mendecakkan lidahnya.

Ia mengeluarkan peluru dari sakunya.

Peluru panjang yang melingkari tubuhnya.

Pistol tangan yang dibawanya.

Tak lupa kacamata khusus sniper.

“sudah semua, apalagi maumu?” tanyanya sarkas.

Black terkekeh.

“bawa dia”

Sekelompok orang memasuki gedung itu dengan peralatan lengkap.

Jisung membelalakkan matanya.

Tunggu, ia dijebak.

“pastikan dia masih hidup, buat dia mengaku, siksa saja jika tidak mau mengakui segalanya yang dia perbuat bersama rekannya” kata Black memandang Jisung dengan pancaran kemenangan.

Jisung ingin membunuhnya, sungguh.

Namun, orang-orang berbadan besar tersebut menggiringnya paksa.

Jisung berusaha melepaskannya.

Memberontak dengan sisa tenaga miliknya.

“sialan kau, sialan, sialan, sialan!!!!!” seru Jisung frustasi.

“oh, ya. Jangan lupa siksa Jaehyun juga, dia memiliki informasi rahasia kalian” ujar Black kemudian memunggui Jisung dan para penyelidik.

“kau...kau akan menerima akibatnya...pengkhianat”

🔫


Sudah tak terhitung berapa kali tembakan diluncurkan begitu saja.

Granat-granat seakan memburu mereka, membuat mereka kewalahan.

Tak hanya itu, Bae Jinyoung yang terluka semakin terlihat pucat.

Dan sialnya, mereka tak memiliki peluru berlimpah.

Hingga bantuan para penyelidik terus bertambah layaknya lalat.

Dan tepat 1 km lagi perkotaan nampak di pandangan mereka.

“akhirnya,” kata Ong cukup lega, keluarganya bisa bertahan sebentar lagi.




Ya, sebentar lagi.





Kecuali ia melihat apa yang berada di depannya.





“hyung!” panggil Jihoon setelah melihat keadaan menggunakan teropong kecil.





Senyumnya seakan pudar tergantikan wajah panik.





Ong yang melihatnya menaikkan alis, “kenapa?”




“barikade penduduk berada di sekitar jalan masuk kota” kata Jihoon panik.




Ong mendecakkan lidah.

Kenapa harus demo dari sekian banyak masalah?

Menembusnya sama saja berbahaya.

Mereka bisa melukai orang tidak bersalah.

Sialan.

“sial, kurasa kita akan terpisah jika begitu caranya” kata Ong frustasi.

“akan kuledakkan dalam hitungan ke sepuluh, kalian masuklah ke dalam barikade untuk sementara, mungkin kita akan berpisah” kata Ong akhirnya lalu menghela napas, “tenang saja, aku yakin kita akan bertemu lagi”

Jihoon tersenyum tipis, “tentu saja, hyung. Pasti”

🔫




Note:

UJIANNN WOHOOO
.
.
.
.
maw cry TT TT
Ya, jadi author baru masa ujian sampe akhir bulan
*prokprok
Jadiii, maap klo kemungkinan jarang update uhuhuhu
Makasi buat dukungannya ke work ini, semoga bisa nulis lebih bagus lagi ya hwhw
Sekian,
-Guanlin's wife

ESCAPE [Wannaone]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang