Part - 20

242 14 0
                                    

Pukul 1 dini hari, terdengar suara grasak-grusuk dari luar rumahnya. Renita bangun untuk mengecek siapa disana.

Tak disangka

Reyhan masuk kedalam rumah dengan keadaan mabuk berat. Rambutnya acak-acakan, kancing atas kemeja nya terbuka.

Reyhan hendak rubuh kalau saja Renita tidak menyangganya. Memegangi tangan Reyhan dan mengalungkan pada pundaknya. Memapah Reyhan dengan perlahan untuk masuk ke kamarnya.

Bau alkohol sangat menyengat penciuman. Renita abaikan.

Ia memapah Reyhan sampai keatas tempat tidur. Melepas sepatu nya dan menyelimuti Reyhan agar tak kedinginan.

Ia keluar kamar Reyhan lalu masuk lagi dengan membawa kotak hitam tadi. Ia meletakkan kotak itu di nakas Reyhan setelah menuliskan sesuatu disana.

"Selamat malam."

Ucapnya sebelum benar-benar keluar dari kamar Reyhan dan melanjutkan tidurnya.

*****

Paginya ia memasak sarapan untuk Reyhan. Hari ini mereka berdua libur. Entah akan melakukan apa nantinya.

Saat Renita sedang asik memasak, Reyhan berjalan perlahan menuju meja makan. Ia sudah berganti pakaian santai.

Reyhan duduk di kursi sambil memegang kepalanya yang terasa pusing akibat banyak minum kemarin malam.

"Ini diminum dulu, mumpung masih hangat." Ujar Renita lembut.

Ia meletakkan teh hijau kemarin diatas meja.

"Masih pusing?" Tanya Renita.

Reyhan diam saja, hanya memegang gelas teh itu, tidak berniat meminumnya.

Renita tersenyum. Ia menyisir rambut Reyhan dengan tangannya, rambut itu terlihat tak berantakan lagi.

Reyhan mendongak, mata mereka bertemu. Dan Reyhan tau tatapan itu, tatapan miris dari gadis didepannya. Sungguh ia merasa bersalah.

"Mau bubur?" Tanya Renita lembut.

Reyhan mengangguk.

Bahkan Renita sangat pengertian kala Reyhan tak ingin banyak bicara, tak ingin Renita menanyakan apa yang terjadi semalam. Karena Reyhan tak tau kalau Renita menanyakan apa yang terjadi semalam, Renita akan sakit hati. Sangat sakit. Reyhan bodoh.

Renita menyajikan bubur ayam diatas meja. Memberikan sendok kepada Reyhan kemudian menuangkan air putih diatas gelas.

"Lo gak makan?" Tanya Reyhan.

Pasalnya sedari tadi Reyhan hanya melihat Renita melamun.

"Nanti."

"Ck, entar lo sakit gue yang disalahin. Makan cepetan!" Cecarnya.

"Iya." Renita tersenyum lagi.

Ia mulai memakan makanannya.

Namun pikirannya melayang pada kejadian semalam. Apakah Reyhan senang melakukan itu dengan Jessica, setahunya Renita tak pernah melihat mereka berdua kontak fisik.

"Ngelamun mulu, ngelamun apaan sih?!"

"Enggak, bukan apa apa."

*****

Setelah makan, Reyhan langsung kembali ke kamarnya. Duduk diatasnya tempat tidur. Ia melirik sekitar dan menemukan sesuatu di atas nakasnya.

Ia mengambil kotak hitam itu lalu membaca post it diatasnya.

Happy graduation, Reyhan! Selamat ya akhirnya bisa lulus cepet. Oiya, ini hadiah nya, gak bagus-bagus amat sih, semoga suka:) -Renita.

Reyhan tersenyum. Senyum yang lebar setelah sekian lama ia tak tersenyum.

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang