Part - 24

248 12 0
                                    

Pagi sekali Renita bangun. Sudah mempersiapkan sarapan untuk pagi ini. Hari berjalan seperti biasa. Sangat biasa.

Setelah melihat jam, ia berjalan menuju kamar Reyhan untuk membangunkan nya.

Tok..tok..tok..

"Rey, udah pagi, bangun!!" Serunya.

"Iya iya." Sabut Reyhan.

"Mau dibawain bekal apa sekalian Lo yang bawa?"

"Gue aja yang bawa, cepetan bikinin."

"Oke!" Serunya lalu balik ke dapur.

Ia bersenandung kecil sampul mengaduk ngaduk tumisan cumi-cumi nya. Mencium harum nya, ia kemudian mematikan kompor dan mengambil mangkuk besar.

Menaruh cumi-cumi itu pada mangkuk bear tadi, lantas ia melihat apakah nasi sudah matang. Kemudian menariknya pada tempat nasi.

Sarapan pun siap.

Tepat ketika Reyhan keluar kamar. Ia mencium bau yang sangat menggugah selera makan.

"Wih, apaan nih." Ucapnya heboh.

"Cumi-cumi. Lagi pengen masak ini." Sahut Renita yang sedang menuang air putih dalam dua gelas.

Tanpa ba-bi-bu, Reyhan langsung mengambil nasi keatas piringnya. Menuang banyak cumi-cumi disana.

"Kok masak banyak banget?" Tanya Reyhan

"Mau dikasih ke anak tetangga."

"Siapa?"

"Tetangga depan, anaknya lucu."

"Oh."

"Ohya, ini bekalnya udah siap." Ucap Renita

Ia memperlihatkan dua tempat makan unyu yang berbeda warna.

"Yang ini isinya nasi, yang ini cumi-cumi." Jelas Renita.

Reyhan hanya mengangguk.

Kemudian Renita memasukkan bekal itu kedalam paper bag dan menaruhnya disamping Reyhan.

"Ehm, lo masih kerja disana?" Tanya Reyhan.

"Masih."

"Kenapa sih lo kerja?"

"Gue kesepian dirumah terus."

Jawaban Renita barusan membuat Reyhan diam.

"Lo gausah kerja ya, entar lo capek." Ucap Reyhan.

"Gak capek kok, gue kerjanya cuma sampe siang." Renita tersenyum.

"Yaudah." Akhirnya Reyhan pasrah.

Ia tak bisa membiarkan Renita kesepian dan bakal melakukan hal yang tidak-tidak kalau saja pikirannya kalut.

"Gue berangkat." Ucap Reyhan setelah menyelesaikan makannya.

"Eh bentar."

Renita berdiri dihadapan Reyhan. Reyhan bingung apa yang akan dilakukan gadis didepannya ini.

Oh ternyata Renita berniat membenarkan letak dasi Reyhan. Itu sedikit awkward.

"Udah bener. Ati-ati ya, Rey. Jangan lupa bekalnya dimakan."

Reyhan hanya mengangguk lalu pergi keluar rumah. Tak lama kemudian terdengar suara mobil menjauh.

*****

Renita sengaja masak banyak hari ini, ia ingin memberi sedikit pada Bu Rina dan Ian.

Tok..tok..tokk..

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang