Happy reading!!!
Seoul, Korea Selatan....
Sebuah kota yang tidak pernah terlelap. Pagi hingga pagi lagi, kota itu dipenuhi dengan orang-orang yang kehausan materi. Terlihat sempurna dan busuk di belakang, bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Dan dunia hiburan, adalah sumber dari segalanya.
Satu dua orang mempunyai popularitas karena kerja keras. Yang lainnya karena koneksi, yang lainnya lagi karena skandal. Entah tergolong yang mana, dua orang pria ini sangat mencintai popularitas. Mereka bahkan sangat menikmatinya dengan baik.
Pergi ke club, alkohol dan wanita penghibur. Bukankah itu cara terbaik menikmati uang hasil kepopuleran mereka?
Bagaimana dengan publik? Tentu saja mereka menutupinya dengan baik. Sebuah senyuman tampan dari keduanya, maka hal negatif yang orang pertanyakan akan menguap dalam hitungan detik. Ya, orang-orang terlebih penggemar mereka buta dengan ketampanan, tanpa tahu ada sisi gelap yang mereka punyai.
TAK..
Seorang pria tampan dengan tinggi lebih dari 190 cm itu meletakkan gelasnya. Ia melirik seorang pria tampan -namun berwajah dingin- lainnya, sembari menahan tawa.'Ini akan sangat menarik,' batinnya.
Dan seperti pemikirannya. Pemandangan di hadapannya ini benar-benar menarik. Maksudnya, kapan lagi ia akan menyaksikan seorang wanita menggoda temannya yang menyerupai vampir ini? Dan ia tidak bisa untuk tidak memelototkan mata, ketika tangan nakal temannya mengangkat tubuh mungil si wanita untuk berada di pangkuannya.
“O-oh tunggu Hwi, k-kau tidak bermaksud making out di sini, kan? A-atau k-kau ingin kamar?“
Si pria yang di panggil Hwi menanggapinya dengan seringaian. Ia bahkan mulai mengabaikan keberadaan temannya dengan mengijinkan si wanita mengelus seluruh bagian tubuhnya. Keduanya benar-benar memanfaatkan suasana klub malam yang remang-remang tanpa merasa terganggu sedikitpun. Menyisakan si pria tinggi yang menatap mereka shock dengan mulut menganga.
Gila! Ini benar-benar gila. Seumur hidupnya, belum pernah ia menyaksikan teman vampirnya ini terlihat berinteraksi dengan wanita atau tertarik dengan wanita. Tapi sekarang!! Teman vampirnya benar-benar menikmati surga dunia. Bahkan tangannya mulai liar dengan meremas pantat si wanita agar lebih dekat dengannya.
Ketika satu desahan lolos, si pria yang dipanggil Hwi -Hwiyoung- itu mendekatkan wajahnya ke leher si wanita. Sedangkan wanita itu merasa menang. Berhasil membuat seorang top model sekelas Kim Hwiyoung bernafsu padanya. Tanpa berbayar pun ia akan rela menyerahkan harga dirinya jika itu Kim Hwiyoung.
Tetapi... benarkah Kim Hwiyoung bernafsu atau tertarik pada seorang wanita penghibur?? Benarkah??Oh ternyata wanita itu yang terlalu percaya diri. Karena nyatanya Hwiyoung tidak bermaksud mendaratkan wajahnya pada leher wanita itu.
Telinga. Ya sasaran Hwiyoung adalah telinga wanita itu. Untuk membisikkan pernyataan yang bernada ancaman, di mana hal itu membuat wajah si wanita pucat pasi hingga kalang kabut menyingkir dari pangkuan Hwiyoung.
“Tubuhmu akan terbelah menjadi 8 jika kau tidak segera menjauhkan tubuh menjijikanmu, bitch,“
.
.
.
Hwiyoung menatap datar Rowoon yang tidak berhenti tertawa sejak mereka meninggalkan club. Lihat, bahkan pria tinggi itu mulai gila karena menyetir sembari terus tertawa keras. Beruntungnya ia mempunyai konsentrasi yang baik sehingga tidak perlu khawatir akan mengakibatkan kecelakaan.Lalu, mengapa Rowoon bisa tertawa segila itu? Jawabannya adalah wajah pucat pasi si wanita penghibur yang beberapa saat lalu sempat menggoda Hwiyoung.
“Ck,“ decak Hwiyoung kesal.
“Oh oke aku berhenti tertawa. Pffftt padahal kukira kau akan melakukannya,“
“Ck menjijikkan!“Rowoon hanya mampu tersenyum maklum ketika Hwiyoung mulai ketus padanya. Lalu apa-apaan yang Hwiyoung katakan tadi? Meskipun mungkin sudah tidur dengan banyak orang, pria manapun tentu masih akan tergoda pada wanita tadi. Lihat saja badan berisinya lalu-
PLAKK
Rowoon memukul kepalanya sendiri yang tiba-tiba berpikir kotor.
“Kenapa memukul kepalamu sendiri? Kau gila?!“
“Oh tidak Hwi,“
“Atau kau perlu bantuanku untuk memukulnya lebih keras? Kurasa kau sudah sangat merindukan Tuhan,“
“Aish tidak. Hanya saja pikiranku mendadak menjadi liar. Lalu tentang wanita tadi, entah menjijikkan atau tidak, memanfaatkan waktu luang dengan memuaskan nafsu kurasa bukan hal buruk,“
“Aku bukan kau,“
“Aish, bukan berarti aku pernah melakukannya. Tapi kau tau Zuho si model senior kita itu?? Dia akan selalu meluangkan waktu sehari dalam seminggu bersama dua atau tiga wanita sekaligus,“
“Terserah, aku tidak tertarik,“ cuek Hwiyoung.
“Hey, Hwi.. Kau tampan, populer dan bermateri. Apalagi yang ingin kau cari jika bukan pemuas nafsu? Ooh atau kau ingin seperti si model idiot Jaeyoon itu, yang membuang uangnya untuk ratusan tangkai bunga?“Hwiyoung mendelik kepada Rowoon. Bisa-bisanya teman seperjuangannya ini menyamakan dia dengan Jaeyoon. Oke, dia tampan seperti model pada umumnya. Tetapi dia tergolong orang yang tidak suka berbaur mendekati freak. Dan tidak ada satu orang pun yang akan senang disamakan dengan si freak Lee Jaeyoon.
“Tutup mulutmu dan segera antar aku ke apartemen!“
“Pffttt kau tidak ingin-“
“Kim Rowoon... jika kau masih akan terus mengoceh, aku akan mengembalikanmu menjadi Kim Seokwoo si pengantar surat!“
“Dan kau Kim Youngkyun si pemilik kedai ramen kecil!“
Lagi-lagi Rowoon tergelak, mengabaikan Hwiyoung yang matanya hampir lepas karena terlalu banyak melototi Rowoon. Di mana hal itu tidak akan berpengaruh apapun bagi Rowoon.“Baiklah Hwi,“ kata Rowoon setelah berhasil menghentikan tawanya, “kita tidak perlu mengulang masa lalu. Aku pengantar surat atau kau pemilik kedai ramen. Karena kita sudah hampir sampai. Lagipula aku tidak ingin dia terlalu lama menunggumu.“
Dia.
Mendengar kata dia membuat Hwiyoung terdiam. Pikirannya terbagi menjadi beberapa bagian. Potongan-potongan kecil yang sudah hampir terbuang dari kepalanya. Kenangan.
“Tidak masalah. Dia sangat suka menunggu,“
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Dont Know How To Love [END] ✔
Short StoryMAIN CAST : KIM YOUNGKYUN X YOON ARA (OC) DESCLAIMER : terinspirasi dari MV FT Island dengan judul yg sama. Gatau jatuhnya ini songfic atau gmana.. Pokoknya aku kepikiran dari sana.