Nine : End(?)

118 30 5
                                    

Happy reading

A/n : Italic for flashback!!

.





Sesuatu yang sudah kau tinggalkan akan dengan sendirinya mendatangimu ketika kau menyesal.
-Kenangan-

.

.

.

Hwiyoung mencoba fokus pada langkah kakinya dan mencari. Namun semuanya seperti sebuah film tanpa akhir yang terus berputar di kepalanya.

Lalu ketika matanya menangkap seseorang yang ia cari, langkah panjang Hwiyoung memberat. Seperti ada sebuah tali yang mengikat kakinya di setiap langkah.

“Ti-tidak... Ara...“ rintih Hwiyoung dengan suara yang sangat kecil.

.













“Woah kau sudah lebih dekat dengan mimpimu, Youngkyun-ah,“
“Aku tidak akan berani bermimpi jika tidak mempunyai tujuan,“
“Ya kau harus sukses. Benar kan?“
“Hey sejak kapan sukses menjadi tujuanku? Tujuanku sedang berdiri di hadapanku,“





Hwiyoung mendekati tubuh kaku itu dengan sangat pelan. Kenapa ia begitu bodoh sampai melupakan Ara? Mana niat awalnya yang akan segera kembali untuk Ara? Air matanya menetes dengan bebas.










“Kau mencintaiku dengan baik Ara. Tapi aku tidak,“
“Apa yang kau katakan? Kau sudah-“
“Ini bukan ambisi pribadiku pada materi dan untuk dikenal. Tapi seperti inilah caraku mencintaimu,“
“Kalau begitu, ayo berjuang bersama,“
“Kau mendukungku?“
“Tentu. Ini juga caraku mencintaimu. Ayo jadi model terkenal dan bahagia bersama,“







Hwiyoung bersimpuh di dekat tubuh Ara. Dengan tangan bergetar, Hwiyoung merengkuh tubuh dingin itu. Ia mendekapnya erat dengan harapan jika itu akan membuatnya lebih baik. Tetapi mata Ara terpejam sangat erat. Jangan lupakan bibir pucat dengan tubuh dinginnya.

Kehilangan adalah satu kata yang tiba-tiba menakuti Hwiyoung. Membuatnya refleks menggumamkan nama Ara berkali-kali. Tetapi orang mana yang akan sadar jika sudah lebih dari 10 jam terjebak di dinginnya ladang bunga matahari?

Gumaman Hwiyoung mengeras. Pria angkuh itu kehilangan wajah datarnya. Ia menangis tersedu hingga beberapa tetes air matanya membasahi wajah Ara.

“Ara Ara bangun. Maafkan aku,“

Ia mengatakan kalimat itu berkali-kali hingga keheningan yang membalasnya. Yoon Ara tidak akan bangun.













“Ara“
“Aku bukan gadis yang bisa dibandingkan dengan materi. Aku percaya bahwa itu keyakinanmu, Youngkyun-ah,“
“Apa Tuhan sedang meminjamkan malaikatnya?“
“Jangan menggombal!“
“Hehe. Aku hanya takut pada diriku sendiri,“
“Hey, jangan membuang kesempatan, Youngkyun-ah. Ayo terima tawaran itu,“
“Tapi...“
“Bukankah kau sangat menantikannya? Bukankah kau tidak suka dengan gelar si pemilik kedai ramen kecil?“
“...“



.




Hwiyoung melebarkan matanya untuk sesaat. Melihat bagaimana mata sayu Ara terbuka dengan sangat lemah. Hwiyoung baru akan berterima kasih pada Tuhan karena sudah mengembalikan Ara. Namun bisikan lirih dari mulut Ara membuatnya panik hingga air matanya harus keluar lagi.

“Terima kasih sudah kembali untukku, Youngkyun-ah,“
“D-diam.. A-aku akan menyelamatkanmu. Aku...“
“Kau mendengarkanku dengan sangat baik,“

Nafas Hwiyoung memburu seiring dengan suara Ara yang mengecil. Ia dilanda kepanikan.

Tanpa menunggu lama lagi Hwiyoung segera mengangkat tubuh dingin Ara ke mobilnya.
Hwiyoung sangat kacau sampai membuatnya harus mengendarai mobil dengan serampangan. Mulutnya sibuk bergumam untuk keselamatan Ara. Tetapi kenyataan sudah sangat jelas.

Menempatkan gadis manis sekuat Ara untuk lebih dekat dengan Tuhan.

Tepat di tanggal kelahirannya Hwiyoung kehilangan gadis yang sangat ia cintai.
Dan ini sebuah akhir.



“... aku berjanji ini akan menjadi keegoisanku yang terakhir...“








I Dont Know How To Love [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang