Curhatan Namira

7 0 0
                                    

Dengan sigap Wira langsung saja menangkap Namira yang hampir jatuh terpeleset dan membuat Namira sukses berada dalam dekapan Wira.

"Ih cari kesempatan banget si lo. Hilang deh pelukan pertama yang gue simpan buat masa depan" Namira membenarkan posisinya.

"Untung-untung gue tolongin. Gatau makasih banget lo jadi orang. Makanya besok-besok punya mata digunain. Udah jelas-jelas ada tulisan lantai basah" balas Wira.

"Eh masa? Kok gue gak liat" ucap Namira lagi.

"Terserah. Bodo amat dah" Tutup Wira karena lelah berdebat dengan Namira.

Akhirnya mereka tiba di sebuah cafe yang berjarak 10 meter dari toko buku.

"Yeyyy makan. Ayok cepet, Wir" Namira menarik tangan Wira seperti anak kecil yang minta di belikan mainan.

"Ga makan berapa tahun, Lo?" Wira terpaksa mengikuti langkah Namira karena tangannya yang ditarik oleh gadis itu.

Pelayan cafe pun memberikan daftar menu kepada keduanya.

"Mbak. Creamy chicken fettuccine nya 1, minumnya mixberry" Namira menutup buku menunya.

"Samain aja deh mbak" ucap Wira. Setelah mengiyakan pelayan cafe pun meninggalkan kami.

"Lo mau cerita apa?" tanya Wira seakan ingat tujuan lain Namira mengajaknya kesini.

"Aduh gue gabisa cerita kalo lagi kelaperan" sambil memegang perutnya yang keroncongan. Karena Namira belum makan apapun sejak tadi pagi dan sekarang sudah jam 4 sore jadi wajar saja jika Namira benar2 seperti orang kelaparan.

Namira memang anak yang pelupa soal makan. Mamanya mungkin sampai lelah mengingati anaknya yang satu ini untuk makan teratur.

Lima belas menit kemudian pesanan mereka datang. Lebih cepat dari perkiraan Namira. Mungkin karena cafe ini sedang tidak terlalu ramai.

"Akhirnyaaaa" Namira langsung bergegas menyuapkan fettuccine itu ke dalam mulutnya tetapi di cegah oleh tangan Wira.

"Gue berani taruhan kalo lo lupa baca doa sebelum makan".

"Ups hehehe. Bismillahirrahmanirrahim" ucap Namira sambil cengengesan.

"Dasar bocah doa aja mesti diingatin" Wira pun menikmati makanannya. Namira makan dengan lahap.

Wira hanya geleng2 kepala memperhatikan teman perempuannya makan yang benar2 jauh dari kata anggun.

"Alhamdulillah. Yaudah gue mau cerita sekarang" setelah meneguk minumannya hingga setengah gelas.

"Lo ga liat gue masih makan" Wira menunjuk piringnya yang masih dipenuhi makanan.

"Lama banget sih lo makannya. Ngalahin putri keraton" omel Namira.

"Elo tuh yang makannya kayak orang gak makan seminggu. Gaada anggun2nya jadi cewek" jawab Wira.

"Yeee bodo amat. Lagian makannya sama lo juga jadi ngapain mesti anggun2 bwek" Namira menjulurkan lidahnya.

"Oke..Gue udah selesai. Cerita sekarang lo" sambil membalikkan sendok dan garpunya.

"Hmmm sebenernya gue masih bingung mau cerita apa nggak" Namira menggaruk kepalanya.

"Gak bisa. Lo udah terlanjur bilang jadi lo mesti cerita" paksa Wira.

"Gini. Lo pasti kenal kan sama Girel? Nah gu..." seakan membaca pikiran Namira, Wira pun langsung memotong ucapan gadis itu.

"Lo suka?" Namira terdiam mendengar ucapan Wira. Wajahnya merah padam.

#PenaJuara #RamadhanBerkisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang