"Gue boleh gabung gak" ucap seseorang.
Deg...
Suara indah itu seakan tidak asing ditelinga Namira. Ia hapal betul siapa pemiliknya.
Namira pun menoleh ke arah teman-temannya yang kini sedang menahan tawa.
"Eh Girel. Ayo gabung aja tuh disebelah Namira masih ada tempat kosong. Iyakan, Ra?" ucap Gita sambil berkedip kepada Namira.
"Ah iya gabung aja sini" Namira menarik tasnya yang ia letakkan di kursi kosong untuk menyerahkan kursinya kepada Girel.
"Kebetulan banget sih, Rel" ucap Gita seolah tidak tahu apa-apa. Padahal ini adalah rencananya untuk mencomblangi Namira dan Girel.
Namira melirik ke arah Gita menebar senyum tipisnya sambil bertelepati kepada Gita. "Oh ini ya rencana lo." ucapnya dalam hati.
Gita hanya menyengir mendapati tatapan Namira.
"Kalian udah pada pesan makan nih?" Tanya Girel.
"Udah. Lo mau pesen ya? Gue mintain menu deh" ucap Maura.
"Mbak.. minta menunya lagi ya" Maura melambai kepada salah satu pelayan cafe.
Seorang wanita paruh baya pun datang dengan membawa 4 gelas milkshake mereka beserta buku menu yang diminta Maura.
"Pesan yang ini deh mbak" tunjuk Girel ke salah satu makanan di dalam buku menu.
"Sama milkshake vanilanya 1 lagi ya" lanjutnya.
"Wah selera nya sama kayak Namira" goda Alisya.
"Oh lo juga suka vanila?" Ucap Girel sambil menoleh ke arah Namira yang berada tepat disebelahnya.
Namira hanya membalas pertanyaan Girel dengan anggukan kecil. Ia seperti orang yang kehilangan kata-kata untuk berbicara. Padahal dari sebelum Girel datang, Namira tidak berhenti mengoceh.
"Lo kok diam aja, Ra? Padahal tadi gue liat kalian berempat heboh banget. Apa gue ganggu kalian ya?" tanya Girel yang menyadari perubahan Namira.
"Eh...h nggak kok, Rel. Gue cuma... Cuma Laper aja. Jadi nyimpan energi dulu biar nggak abis hehe" jawab Namira yang sudah bingung mencari alasan.
Padahal alasannya sudah jelas bahwa Girel lah penyebab perubahan drastis sikap Namira. Bagaimana tidak? Orang yang beberapa waktu terakhir selalu menyita perhatiannya kini berada tepat disebelahnya. Padahal baru saja Namira mendengar kabar bahwa Girel sudah tau perasaan sukanya lewat ocehan Aldi.
Apakah ini pertanda baik untuk kisah percintaan Namira?