"Oke Namira jangan salting" ucapnya dalam hati.
Ternyata semuanya diluar dugaan Namira. Bersama Girel rasa canggung Namira perlahan menghilang karena Girel benar-benar orang yang asik dan tidak pernah kehabisan bahan obrolan. Sedikit banyak Namira mulai mengetahui hal-hal baru tentang Girel bahkan Namira tahu cerita tentang neneknya yang menderita alzheimer. Dimana kakeknya yang tetap setia mendampingi neneknya walaupun kehadiran sang kakek tidak diingat lagi. Ketika hanya sang kakek yang dapat mengingat manisnya kenangan mereka berdua. Sungguh kisah cinta yang mengharukan.
"Belok kanan, Rel" ucap Namira memberi arahan kepada Girel, karena ini pertama kalinya Girel kerumah Namira.
Akhirnya mereka tiba dirumah Namira.
"Makasih ya. Mau masuk dulu gak?" tanya Namira.
"Gak deh lain kali aja. Udah mau maghrib" tolak Girel halus.
"Oh gitu. Yaudah hati-hati ya pulangnya" ucap Namira.
"Wah ngusir ni" canda Girel.
"Lah ni orang tadi katanya udah mau maghrib" ucap Namira.
"Iya iya... Becanda kok. Gue pamit ya. Bye, Ra" Lambai Girel dari balik kaca mobilnya.
"Iya hati-hati dijalan. Jangan ngebut" teriak Namira. Sepertinya Namira sudah melupakan rasa canggungnya.
Namira masuk ke dalam rumah sambil bersenandung kecil membuat orang yang melihatnya akan langsung tahu bahwa hatinya sedang berbunga-bunga.
"Ahhh gue seneng. Gue perlu cerita nih sama Wira" gumamnya.