Bab 14 - Kita putus.

109 13 6
                                    

Waktu belajar mengajar sudah selesai, saatnya mereka untuk kembali kerumah. Tapi, hanya sebagian yang pulang kerumah, karena kids jaman now kalo pulang ke warung orang, atau kerumah pacar. Nah, kalo Alsya sama Nata beda lagi, mereka ingin pergi ke mall. Alsya ingin jalan - jalan, Nata mah ayo - ayo aja.

Alsya masih merapihkan bukunya, Nata sudah selesai dari tadi, sekarang Nata lagi di toilet, panggilan alam katanya. Selesai merapikan bukunya, Alsya menggendong tasnya. Berjalan ke arah parkir motor.

Matanya melotot, Nata sedang berbicara dengan sang mantan. Alsya cemberut, udah mantan tapi masih aja berhubungan. Pola pikir Alsya masih seperti anak kecil ternyata, namanya mantan tuh harus tetap temenan tapi bukan balikan.

Alsya memasang muka cemberut, berjalan sambil menghentakkan kakinya. Mulutnya sudah maju, hidungnya kembang kempis.

"Ih, padahal cuma ngobrol, tapi kok gue mau nangis sih!?" Gerutu Alsya dan terus berjalan ke arah mereka.

Posisi Nata membelakangi Alsya. Jadi, Nata tidak sadar, yang sadar hanyalah sang mantan.

"Ehm," Suara Alsya menghentikan obrolan mereka.

Nata membalikkan badannya, matanya melebar, Alsya sudah berdiri dibelakangnya, "Udah selesai?"

Alsya hanya mengangguk. Tapi tatapan matanya terus menatap Ratu, yang dipandang hanya memandang wajah sinis.

"Mantan matanya sinis banget," sindir Alsya, Nata mengerutkan keningnya, memandang kearah Ratu yang sedang tersenyum.

"Al, gak boleh gitu." Tegur Nata.

Alsya semakin marah, Ratu tuh kalau lagi liatin Alsya sinis banget, tapi kalau diliatin sama Nata, masang wajah senyum terus. Nata juga malah menyalahkan Alsya membuat mukanya semakin cemberut.

"Maafin Alsya ya, dia emang gitu." Ratu hanya mengangguk dan pamit untuk pulang.

Setelah Ratu pergi, Nata memegang tangan Alsya, "Yuk, jalan - jalan kan?"

Alsya langsung menggeleng, "Gak, lain kali aja,"

"Kenapa?"

Air matanya meluruh, cemburu bener si Alsya emang, "Pusing," itulah alasan yang keluar dari mulut Alsya.

"Kok nangis sih? Kamu kenapa?" Tanya Nata khawatir.

"Pusing, mau pulang." Ucap Alsya.

Nata mengangguk. "Beneran pusingkan?"

Alsya hanya mengangguk. Nata menghela nafasnya, memakaikan helm untuk Alsya. Lalu mereka meninggalkan sekolah dan kembali kerumah.

***

Saat sudah sampai didepan rumah Alsya, dia turun membuka helmnya, dan diberikan kepada Nata.

"Ada obat pusing gak dirumah?" Tanya Nata. Alsya hanya mengangguk.

"Aku lagi ada urusan Al, gak bisa nemenin dulu. Kamu sendiri gpp?"

Lagi - lagi Alsya mengangguk, Alsya memasuki rumahnya meninggalkan Nata tanpa sepatah kata apapun. Nata yang ditinggal pun hanya diam lalu pergi kerumahnya.

Alsya membuka pintu kamarnya, tubuhnya langsung direbahkan dikasur.

"Gak ngertiin banget. Cemburu nih sama Ratu, dasar tahi ayam!"

Matanya terpejam, pusing memang tiba - tiba melanda. Mungkin Alsya butuh istirahat.

***

Jam 07.00 mata yang sedari tadi terpejam, langsung terbuka. Baju seragam yang belum terlepas masih betah ditubuh Alsya.

Alsya berjalan kearah jendela. Matanya tak sengaja memandang Nata sedang memeluk seorang perempuan. Mereka berpelukan didepan gerbang rumah Nata.

Alsya menangis lagi dan lagi. Hatinya sakit, saat Alsya memperhatikan busana mereka, mereka terlihat rapih. Alsya mengamati perempuan itu, tiba - tiba matanya semakin melebar, mulutnya terbuka itu Ratu! Mantan Nata!.

Wah ternyata Nata yang sedang selingkuh, bagus sekali jalan ceritanya. Alsya kagum jadinya.

Alsya mengganti pakaian, nanti saja mandinya habis menghampiri mereka. Dia memakai parfum dan merapikan rambutnya. Wajahnya terlihat kusut, beda dengan Ratu.

Alsya menuruni tangga membuka gerbang rumahnya, berjalan santai kearah mereka. Tangisnya tak bisa berhenti lagi.

"Wah keren, drama korea live nih?"

Mereka melepas pelukannya, Nata memandang Alsya, air matanya sudah jatuh.

"Yaampun Nata keren banget, dulu aja ninggalin Ratu. Sekarang? Udah pelukan aja. dulu aja cuek, sekarang? Betah banget. Balikan aja kenapa si?" Sambil menghapus air matanya, alsya tersenyum sinis.

Nata dari tadi diam, "Al, kamu kenapa disini? Bu-"

"Disini? Liatin pacar selingkuh."

Bibir nata terkatup, "Aku gak sel-"

Lagi - lagi Alsya memotong ucapan Nata, "Bego lo ya? Udah ketahuan masih aja ngeles. Kalau gue yang kayak gini sama Alex, lo gimana?"

Nata diam. Ratu kesini, karena mamahnya sakit, papahnya pergi dari rumah. Ratu butuh ketenangan. Jadinya, Ratu memeluk Nata.

"Jangan egois Al, mamahnya Ratu lagi sakit. Dia kesini cuma cerita," Nata berbicara dengan wajah yang dingin.

Alsya tertawa sini, "Capek Nat,"

"Lo jangan terus egois, jangan kayak anak kecil. Ubah jalan pikir lo!" Bentak Nata.

"Terus kenapa?"

"Kasihan Ratu, lo boleh cemburu tapi gak gini! Untuk sekarang ini Ratu lebih penting!"

Alsya diam. Ratu lebih penting? Ratu penting? Padahal yang sakit mamanya! Alsya tersenyum sini. Mencoba jalan yang terbaik.

"Oke. Dia penting buat lo." Alsya memejamkan matanya, mengembuskan nafasnya. Lalu berbicara dengan nada yang sangat dingin.

"Kita putus."

Selesai sudah. Alsya berlari meninggalkan mereka. Air matanya terus turun. Keputusannya sudah benar.

***

Jangan lupa vote dan komen ya!
Mereka putus sekarang. Emang mantan tuh minta dikebiri ya!

Love you!💚

PreventTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang