Bab 15 - Masa penyesalan

122 9 4
                                    

Nata memejamkan matanya, air matanya sebentar lagi akan luruh. Hatinya terasa sakit, apalagi mendengar ucapan Alsya yang terkesan sangat dingin. Ini salahnya, percaya dengan Ratu. Yang ternyata, Ratu hanya menguji kepeduliannya.

Flashback on

Saat Alsya berlari menjauhi mereka, suara Ratu mulai terdengar.

"Ternyata kamu masih sayang sama aku ya Nat? Aku cuma bercanda. Mamah sama papah aku sehat dan mereka sedang dirumah,"

Ratu tertawa, "Sampai kamu tadi kasar gitu sama Alsya. Kamu memang selalu pilih aku."

Nata terdiam. Sangat keterlaluan, "Anjing lo!"

Ratu mengatupkan bibirnya, "Pergi, jangan berani ngomong sama gue lagi!" Bentak Nata.

Setelah itu, Nata memasuki rumahnya meninggalkan Ratu sendirian diluar.

Flashback off.

Dia menyesal melakukan ini ke Alsya, harusnya dia tidak kasar seperti itu. Hubungan mereka putus secara sepihak. Nata sangat menyayangi Alsya. Tapi, kalau sudah begini. Nata harus berjuang.

***

Suara alarm membangunkan seorang gadis yang patah hati. Mata bulatnya terbuka, mulutnya mulai menguap. Rambut berantakan, kamar berantakan, persis seperti orang putus cinta. Emang beneran putus sih, hehe.

"Ah sialan, berantakan banget," Gerutu Alsya didepan kaca sambil memperhatikan penampilannya.

Tak mau menunggu apapun. Alsya langsung beranjak ke kamar mandi, untuk membersihkan dirinya.

Setelah selesai melakukan ritual mandi, Alsya mulai berpakaian dan menggunakan sepatu. Sebelum turun untuk sarapan, lagi - lagi Alsya berdiri didepan kaca.

"Yaudalah, dia juga udah milih Ratu. Masih banyak cowok ini. Tunjukkin ke Nata kalau gue juga bisa bahagia. Dandan dikit boleh kali ya?"

Tangannya mengambil bedak, setelah itu ia poleskan ke wajahnya. Mengambil liptint dan dioleskan sedikit di bibirnya. Itu saja cukup.

Alsya tersenyum puas, "Makin cakep aja gua."

Alsya menuruni tangga sambil bersenandung kecil. Saat sampai tangga terakhir, matanya menatap Nata yang sudah duduk manis dimeja makan. Ah ya, Alsya lupa. Nata punya kunci cadangan rumahnya.

Alsya tidak mau ambil pusing, toh dia udah milih Ratu, mereka juga hanya MANTAN.

Alsya berjalan santai dimeja makan, mengambil sehelai roti dan mengoleskan selai coklatnya. Matanya terus menatap ke arah roti, baginya Nata hanyalah debu.

Nata menghela nafas, "Sayang, Maafin aku." Nata berbicara seperti orang putus asa.

Alsya melotot, tapi langsung memakan kembali rotinya. Sayang pala lo peyang! Batin Alsya.

"Aku tau aku salah, tapi aku gak mau putus," ujar Nata memelas.

Alsya hanya diam. Setelah rotinya habis semua, Alsya mulai beranjak pergi kesekolah dan meninggalkan Nata.

Baru saja ingin melangkah, Nata sudah menahannya, "Sayang, maaf."

Alsya mulai memasang wajah datar. "Jijik banget." Usai berkata seperti itu, Alsya memaksa melepaskan tangannya, berlari kearah depan gerbang. Untung saja ada taxi yang lewat, jadinya dia bisa langsung meninggalkan Nata.

Sedangkan Nata hanya diam. Hatinya nyeri, Alsya saja jijik dengan dirinya? Semua memang salahnya. Dia tertawa miris sambil keluar dari rumah Alsya dan melesat ke sekolah.

***

Belajar mengajar disekolah telah usai, Alsya meminta pindah tempat duduk. Ya, tadi Alsya duduk dengan Reno. Dan terus menghindari Nata.

Saat ini, Alsya sedang diluar gerbang menunggu taxi lewat. Handphonenya berdering menandakan ada telpon, nama Alex tertera disana. Alsya langsung mengangkatnya.

"Halo, kenapa Lex?"

"Kangen nih, jalan yuk!"

Alsya terkekeh, "Yauda oke, jemput gue ya?"

"Yes! Siap sayang! Kakanda segera meluncur!" Ucap Alex kegirangan

Alsya hanya terkekeh, lalu mematikan telfonnya. Tapi, pikirannya kembali pada kejadian kemarin. Nata juga lebih memilih Ratu. Kalau dipikir - pikir tak ada salahnya mencoba dengan Alex.

"Al, belom balik?" Tanya Nata tiba - tiba muncul dihadapannya.

"Lo buta?"

Nata memejamkan matanya, "Al, gue sayang lo."

Alsya memandang Nata sinis, "Gue gak."

"Maaf soal kemarin Al, Gue emosi. Dan ternyata Ratu cuma ngerjain Gua. Mamah papahnya sehat dirumah,"

Alsya terkekeh, "Gak peduli."

Mata Nata berkaca - kaca, "Kita gak putus, gua sama lo pacaran."

"Bacot."

Baru saja Nata ingin menjawab, suara motor Alex sudah terdengar.

"Halo baby, nunggu lama ya?"

Alsya melotot, "Kok lo ngatain gue babi!?"

Alex langsung tertawa, "Baby sayang, bukan babi."

Pipi Alsya merona, "Gombal lo."

Nata memandang mereka tajam, maksudnya apa ini? Alex tak sengaja memandang ke arah Nata. "Halo Nat,"

Nata hanya diam saja. "Yauda yuk jalan." Ucap Alsya sambil menaiki motor Alex.

Sebelum Alex jalan, tangan Alex menepuk dada Nata.

"Penyesalan datangnya belakangan, bro."

***

Jangan lupa like, komen, and share ya!!

Makasih! Love you!💚

PreventTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang