Itu Terjadi (1)

1K 164 43
                                    

Warning: possessive behaviour, messy writing, OOC, a lil bit YAOI

.

.

. 

Kim Doyoung itu tidak waras.

Kim Doyoung itu sama sekali tidak waras.

Karena saat ini dia berdiri teguh di hadapan sebuah mayat dengan pisau berlumuran darah, wajahnya tidak tampak penyesalan sedikit pun. Yang lebih mengerikan adalah, tatapannya mengelam bersamaan pertanyaan yang mengintimidasi. "Apa yang kalian lakukan di sini?"

Taeyong turut memberikan tatapan mengintimidasi sementara Jaehyun -yang memaksa ikut- meneguk ludahnya kasar, kedua member memang sering bertengkat tak jelas tapi mereka tak pernah saling mengintimidasi begini. Taeyong hati-hati berjalan menghampiri Doyoung, di tangannya terdapat sebuah senjata yang tak terduga.

"Bahkan sekarang aku berpikir, sebaiknya sejak awal Doyoung tak perlu menjadi member NCT..."

Tatapan Taeyong menyiratkan bahwa dia takkan menyesal dengan apa yang akan dia lakukan, pegangannya pada benda di tangan kanannya menguat. Doyoung menatapnya penuh tanya, tapi kelihatan mengerti dengan apa yang akan Taeyong lakukan.

Doyoung siap dikorbankan demi grup-nya sendiri, dia siap bila benda di tangan Taeyong ditusukkan ke dadanya detik ini juga. Doyoung takkan melawan.

"Tapi..."

Semua member menahan nafas, Taeyong memasang wajah yang sendu. "Doyoung adalah member NCT, kita sudah mengenalnya lama sejak trainee. Jika dia melakukan ini untuk grup, aku takkan menghalangi. Dia cukup pintar untuk mengetahui akibat perbuatannya dan konsekuensinya untuk grup. Dia akan melakukannya dengan hati-hati."

"Kau takkan mengeluarkannya?" tanya Taeil tajam. Taeyong menggeleng tegas. "Jika dia memiliki keinginan untuk terus bersama NCT, aku akan mendukungnya. Tidak akan ada yang pergi!"

Seketika mereka merinding mendengar seruan Taeyong yang tegas. Egosentrisnya muncul.

"Yunho hyung dan Leeteuk hyung bilang padaku untuk menjaga member-ku, selama mereka masih ingin terus di dalam grup. Aku akan menjaga semua member-ku, tak peduli harus membunuh sasaeng sekalipun."

Taeyong mengeluarkan sebuah kapsul yang dibungkus plastik kecil di hadapan Doyoung dan itu sukses membuat Doyoung bertanya ragu. "Kukira hyung menyuruhku minum ini?"

Taeyong menggeleng. "Bukan, akan kuceritakan nanti. Bagaimana dengan mayatnya?"

"Aku membunuhnya dengan memotong nadi di leher. Sarung tangan melindungiku dari kemungkinan tertinggalnya sidik jari, walau cipratan darahnya ada di kaosku sih. Aku berencana memutilasi dan membuang mayatnya ke laut, memangnya kenapa?"

Sebelum Taeyong menjawab, Jaehyun yang berdiri jauh di belakang mereka bertanya dengan nada takut. "Bagaimana dengan alibi hyung?"

"Aku mengecat rambutku menjadi merah dengan hair colour spray, warna yang sama dengan mantan pacar orang ini. Aku berencana melimpahkan semuanya pada sang mantan, pemicunya bisa karena dia muak dengan kecintaan orang ini pada NCT atau dia ingin kembali berpacaran. Aku menggunakan kendaraan umum ke sini dan tak ada CCTV, alibiku sempurna. Lagipula tidak akan ada yang menyangka seorang idol membunuh fansnya sendiri kan?"

Jaehyun mengangguk, benar juga. Lalu pembicaraan beralih ke masalah lain yang tak terduga, kemunculan sasaeng Jeno. Walau sasaeng itu berhasil ditangkap, tapi mereka tidak bisa menyerahkannya ke polisi. Bahkan saat Jaehyun -berpura-pura- menolongnya saja, dia ditodong stun gun. "Johnny berhasil melumpuhkannya dan membawa mobilnya ke sini, saat ini sasaeng itu sedang pingsan dan diikat dengan tali. Kupikir kita bisa memanfaatkan ini sebagai kesempatan," kata Taeyong lancar. Aneh sekali padahal tadi dia yang paling takut tadi.

Doyoung tampak berpikir sebentar sebelum menjawab. "Aku akan mendengarnya nanti, pertama kita harus pergi dari sini. Jaehyun, bisa ambilkan sapu di luar?"

Rupanya gudang itu sangat berdebu, bahkan lantai pun tampak kotor karenanya. Doyoung menghilangkan jejak sepatu mereka dengan menyapu di sekeliling mayat dan arah mereka datang. "Aku tak sempat menyentuh apapun selain lantai, kalian juga tidak menyentuh apa-apa kan? Berjalanlah pelan-pelan dan jangan menginjak lantai di bagian lain, polisi bisa mengetahui tinggi pelaku dari besar jejak kaki," kata Doyoung sambil berhati-hati menyapu. Jaehyun dan Taeyong memilih keluar untuk tidak mengganggu dan tak lama Doyoung muncul dari pintu.

.

.

.

TBC 

Sengaja Panda potong karena kepanjangan XD. Selanjutnya adalah cara mereka melenyapkan bukti dan membuat skenario alibi. *Panda bermaksud membuat chap ini dan mendatang menarik, tapi kayaknya enggak bagus ya.

Jadi, apa kalian masih berpikir Doyoung tidak bersalah dan tuduhan hyungline tidak beralasan? XD

The Way I Am ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang