"Apapun yang telah kamu lakukan, apapun kesalahanmu, kamu akan selalu menemukan kata maaf dalam hatiku"
***
Dara segera mengalihkan pandangannya gugup dengan semburat merah di pipinya. Kemudian ia tertawa canggung memecahkan keheningan yang terjadi.
"Ha..ha..ha.." bukannya mencairkan suasana, tapi itu malah membuat kegugupan Dara semakin menjadi.
Dengan tergesa gesa, Dara menyerahkan tisu dan gelas yang ia pegang kepada Alano, tidak memikirkan bahwa tisu itu bekas keringatnya. Dasar jorok. kemudian berdiri dengan gugup dan berjalan menjauh.
Tanpa disadari oleh Dara, Alano terkekeh geli melihat tingkah Dara yang menggemaskan menurutnya. Perlahan tawanya berhenti.
"Kenapa lo masih ngejar yang gak pasti sih Dar, sedangkan disini gue ada buat lo. Dan kenapa pula Arka bodoh dengan nyia-nyiain lo yang tulus cinta sama dia, padahal gue pingin diposisi Arka, yang dicintai sama lo. Arka itu beruntung." keluh Alano yang tidak bisa dia ungkapkan di depan Dara, ia hanya berani berbicara itu saat sendiri.
***
Jarum jam menunjukkan pukul 16.30
Sekarang Dara sedang mengelap meja-meja menggunakan tangan kanan dengan nampan ditangan kirinya ia angkat sejajar dengan kepala berisi piring-piring kotor.Setelah semuanya bersih, Dara kembali ke belakang dapur untuk mencuci piring-pirng kotor tersebut.
Sore ini cafe sudah mulai sepi, mungkin nanti saat malam akan ramai kembali.
Setelah selesai mencuci, Dara mengambil tisu untuk mengeringkan tangannya, kemudian ia mengangkat tangan kirinya dan melihat jarum jam menunjukkan 17.05, itu adalah waktu yang menunjukan saatnya Dara pulang karena shift Dara sudah habis dari 5 menit yang lalu.
Dara melepas apron yang melekat ditubuhnya kemudian memasukkan nya kedalam loker miliknya.
Mengambil kemeja kotak-kotaknya dalam loker kemudian memakainya. Setelah semua selesai Dara melenggang pergi, belum genap 2 langkah Dara membalikkan bafannya kembali kemudian mengambil permen karet yang ada di loker.
Ia berpamitan kepada semua pegawai yang ada, tetapi ia tak melihat batang hidung Alano. Mungkin ia sudah pulang. Maybe. Dara mengangkat bahunya acuh melenggang pergi keluar cafe.
Tubuhnya lelah, ia butuh istirahat untuk nanti malam kembali bekerja disebuah club mewah.
Memang melelahkan, namun bagi Dara ini adalah tantangan atau ujian yang diberikan kepadanya dari tuhan yang maha esa. Dara tau, setiap kejadian pasti ada hikmah nya.
Ia juga percaya dengan istilah atau kata-kata dari ibu R.A Kartini yaitu 'habis gelap terbitlah terang'. Dara yakin apabila ia berjuang dengan keras sekarang, maka nanti ia akan mendapatkan hasil yang memuaskan, sekarang ia susah, tapi nanti akan senang.
Dara bersyukur, ia masih diberikan rezeki yang cukup untuk kehidupannya sehari-hari. Ia tahu kalau ayahnya selalu mengirimi dirinya uang bekal, tapi percuma, karena uang tersebut akan diambil oleh Ashilla. Pastinya Dara tidak pernah melawan karena jika ia melawan maka Ashilla akan merebut Rain darinya. Meskipun Rain bukan miliknya.
Tapi ini Dara, ia akan mengklaim apapun yang membuat dunia nya menjadi cerah, seperti Rain. Jadi ia menganggap bahwa Rain adalah miliknya.kehidupannya. nafasnya. Oksigennya.Energinya.pahlawannya.SEGALANYA.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fradara
Teen FictionDara sayang sama Rain, tapi Rain gak pernah sadar. Dara cinta sama Rain, tapi Rain tetap acuh. Dara tulus sama Rain, tapi Rain gak pernah percaya. Dara suka sama Rain, dari dulu. Tapi Rain suka sama kakaknya. Bagi Dara, Rain itu harapannya untuk be...