***
Hingga nanti kau kan tahu, bahwa cinta ini selalu ada untukmu.
***
Menangis. Dara menangis. Setelah melihat kejadian tadi, ia berlari tanpa memperhatikan jalan. Tidak mempedulikan cibiran-cibiran yang ditunjukan kepadanya saat ia menabrak bahu orang lain.
Dan disinilah ia berada, dibawah pohon taman belakang sekolah. Melampiaskan semua emosi yang ia pendam selama 2 tahun lebih, kejadian saat bundanya pergi meninggalkan dirinya dengan semua kesalahan pahaman. Meninggalkan luka yang berbekas dihatinya. Meninggalkan orang-orang yang sekarang membenci Dara.
Flashback 7 years ago
Dara saat ini, baru saja kembali dari sekolah. Ia sangat bahagia mendapat nilai tertinggi di sekolahnya. Hari ini adalah hari kelulusannya. Sayang nya disaat hari bahagia itu, tidak ada yang datang. Bundanya sedang sakit, dan ayahnya sedang berada diluar negeri, ada sebuah proyek ayahnya yang mengalami kebangkrutan.
Kakak angkatnya ,Galih, juga datang sendiri untuk mengambil raport di sekolahnya, SMP Tunas Bangsa. Dan saat ini Dara berada di halaman rumah nya yang terlihat sepi. Jantungnya berdetak dengan cepat, entah karena alasan apa. Firasat nya mengatakan ada yang tidak beres. Biasanya bundanya itu selalu menunggu di kursi depan.
Hubungan antara ibu dan anak sangat kuat bukan?Berlari kedalam rumah. jantung Dara seperti berhenti berdetak, mata nya menangkap seseorang yang tergeletak di atas sofa dengan pisau dapur yang menanncap diperut orang tersebut.
"Bunda?!!!" Air mata mengalir dengan deras dari sepasang mata cantik yang sekarang menatap bundanya dengan sedih.
Dara berlari dengan cepat kearah sofa, langkah nya memelan saat melihat banyak darah yang keluar. Dengan perasaan campur aduk, Dara berlutut didepan Bundanya sambil terisak.
Dara megambil pisau yang tertancap diperut bunda nya itu, yang ia pikir menyakiti bundanya. Menghiraukan baju dan tangannya yang dipenuhi dengan darah bundanya sendiri.
Tanpa Dara sadari, Ada seseorang yang berdiri mematung diambang pintu dengan pikiran negative kearah Dara. Galih.
Galih berjalan dengan cepat kearah Dara, ia mendorong dengan kasar tubuh Dara, menyebabkan Dara terjatuh dengan dahi membentur ujung meja kaca, sehingga mengeluarkan darah. Galih tidak peduli. Ia tidak peduli dengan keadaan Dara, yang ia khawatirkan bundanya.
Air mata Galih tidak dapat ditahan, ia memandang Dara yang sedang memegang keningnya dengan tajam. Tidak ada pandangan kasih sayang dari Galih seperti biasanya.
"pembunuh" hanya satu kata yag keluar dari mulut Galih.
"Bukan kak, Dara gak tau apa-apa" Dara menggelengkan kepala nya dengan kuat. Menyangkal perkataan yang jelas ditunjukkan kepada dirinya.
"Ada apa ini?!"pekikan keras seorang wanita yang tidak lagi muda mengalihkan pandangan Galih dari Da ra, air matanya kembali turun dengan deras saat melihat semua keluarganya berdiri mematung.
"Dara... Pembunuh"dalam keheningan, suara itu dapat terdengar dengan jelas. Galih kembali mengeluarkan suaranya, yang membuat semua orang yang ada dirumah tersebut tercengang. Memandang Dara dengan tidak percaya.
Adik dari bunda Dara -Dina- berlari kearah seseorang yang kini tergeletak dengan wajah pucat dan bersimbah darah, memeriksa denyut nadi nya dengan tangan gemetar. Sadar tidak ada detak nadi, ia menjerit dengan keras.
"Kak,kak, bangun kak!!" jeritan yang diiringi dengan air mata itu berasal dari Dina.
Semua nya bergegas menuju kearah Dina. Memastikan keadaan Rani.
hampir semuanya menjerit dengan keras saat mendapati Rani tidak lagi bernyawa.Dara yang melihat itu segera bangkit, mengabaikan rasa sakit didahinya.Langkah nya terhenti saat ia melihat Galih berdiri didepannya, dengan tatapan benci dan tangan mengepal dikedua sisi tubuhnya.
"Pergi!"
"pembunuh!"
***
Aku tau part ini pendek banget...banget...banget...
Tapi gak tau kenapa aku pingin segini aja dulu. Aku tau, konflik nya udah ada diawal, dan ini tuh ngebosenin.Setidaknya hargai karyaku dengan menekan ⭐. Terima kasih
Penulis amatir
Ig: Aininurh14
Annyeong 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Fradara
Teen FictionDara sayang sama Rain, tapi Rain gak pernah sadar. Dara cinta sama Rain, tapi Rain tetap acuh. Dara tulus sama Rain, tapi Rain gak pernah percaya. Dara suka sama Rain, dari dulu. Tapi Rain suka sama kakaknya. Bagi Dara, Rain itu harapannya untuk be...