06. Kabar Baru

717 51 0
                                    


Saat ini, Ify dan Rio sedang ada dirumah rumah Sivia, sedangkan Sivia pergi ke istana untuk kembali bekerja menjadi pelayan seperti hari-hari yang telah berlalu.

Ify memang sengaja meminta Rio untuk datang kerumah Sivia karena dia penasaran, apakah Rio sudah mendapatkan informasi tentang buku tua itu. Karena biar bagaimana pun juga, dia masih ingin kembali ke kehidupannya yang lama.

"Rio, apa kamu udah dapet informasi soal buku itu?" Ify lebih dulu memecah keheningan karena Rio yang sedari hanya diam sambil menatapnya.

"Aku belum bisa mendapatkan informasi apa pun, karena Loris ketua perpustakaan kerajaan sedang pergi dan sampai saat ini belum juga pulang."ada nada kekecewaan saat Rio menjawab pertanyaan Ify tentang buku itu.

"Terus gimana? Kalau kita gak dapet informasi apa-apa soal buku itu, itu artinya aku juga gak akan bisa pulang lagi kerumah aku yang ada di Jakarta. Terus gimana sama kerjaan aku? Bisa-bisa aku dipecat gara-gara aku gak pernah masuk kerja tanpa izin." Ify hanya tidak mau ketika nanti dia bisa kembali kedalam kehidupannya yang sebenarnya semua yang sudah dia milikinya akan hilang begitu saja.

"Bersabarlah, Ify. Aku yakin, Loris akan pulang dalam waktu dekat. Setelah itu, aku akan langsung menanyakan padanya masalah buku itu."

"Semoga apa yang kamu bilang itu benar, Rio."

Saat Ify baru menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba pintu rumahnya dibuka dari luar. Dan menampakkan Iel serta Sivia yang saat ini sedang dipapah oleh Iel untuk berjalan. Ify yang melihat hal itu langsung berdiri dan berjalan cepat menuju Sivia.

"Sivia, kamu kenapa?" Ify bisa melihat wajah Sivia yang pucat serta keringat yang bercucuran diwajahnya.

"Aku tidak apa-apa, Ify. Kau tak pergi terlalu cemas padaku." Sivia menjawab dengan suara yang terdengar sangat lemah.

"Sebaiknya kamu istirahat aja, Sivia."

Ify dan Iel membantu Sivia untuk sampai kekamarnya, dan membaringkan Sivia secara perlahan. Ify langsung beranjak menuju dapur mengambil alat-alat untuk mengompres Sivia.

"Kamu langsung tidur ya Sivia. Sekarang aku mau buatin bubur, jadi pas kamu bangun nanti, kamu bisa langsung makan."setelah melihat Sivia yang sudah mulai tertidur, Ify langsung keluar dari kamar. Berniat membuatkan bubur untuk Sivia makan nanti, karena tidak mungkin orang sakit disuruh makan nasi. Pasti akan sangat sulit untuk menelannya.

Baru saja Ify sampai diruang tamu, dia melihat Rio dan Iel yang sedang duduk tanpa adanya percakapan diantara mereka. Ify memilih untuk menghampiri mereka lebih dulu sebelum dia beranjak kedapur. Dan langsung duduk didepan keduanya.

"Sebelum aku mau bilang makasih ke kamu, karena udah mau repot-repot nyanterin, Sivia pulang kerumah. Tapi, apa aku boleh tau, kenapa Sivia bisa sampai kaya gitu, Iel?"

"Saat itu, aku memang sedang berada didapur untuk mengambil apel. Aku memang sempat melihatnya yang berada didekat ruang penyimpanan sayuran. Dan entah bagaimana tiba-tiba saja Sivia jatuh pingsan. Dan membuat semua pelayan yang ada disana jadi mengkhawatirkannya. Tak lama dia sadar, dan aku memutuskan untuk langsung mengantarkannya pulang." Iel mengakhiri ceritanya dengan mengangkat bahu, pertanda dia tidak tau apa-apa lagi.

"Mungkin dia kecapean makanya sakit. Aku kedapur dulu ya mau buatin bubur untuk, Via."setelah itu, Ify langsung beranjak menuju dapur. Berkutat dengan alat-alat memasak dan bahan yang dibutuhkannya untuk membuat bubur.

✴✴✴✴✴

Cukup lama Ify berkutat didapur sampai dia selesai membuat bubur. Saat dia kembali keruang tamu, ternyata Rio dan Iel masih setia duduk disana.

Secret Book{✔}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang