15. Siapa?

496 28 2
                                    


"Ada berita baru apa, Shilla?"

"Mereka sudah mulai bergerak, Bunda. Tadi pagi, Ify sudah tidak ada dirumah dan mengatakan dia pergi karena ada urusan. Dan kurasa mereka sedang mencari sesuatu."

"Hemm. Baiklah, kita tunggu saja apa yang mereka lakukan. Cepat atau lambat, permainan ku akan segera dimulai. Dan satu lagi, laksanakan perintahku malam ini juga."

"Baik, Bunda. Sekarang aku akan pulang dulu, karena takut mereka mencurigai ku."

"Baiklah, silakan saja."

✴✴✴✴✴

Sivia dan Agni sudah sampai di istana. Mereka jalan menuju pintu belakang, namun belum sampai didalam, mereka melihat Alvin yang hendak masuk ke dalam istana.

"Jenderal Alvin." Alvin yang merasa  namanya dipanggil pun menengokkan kepalanya.

"Iya, ada apa Agni, Sivia?" tanya Alvin.

"Apa pangeran Iel dan pangeran Rio ada di istana?" tanya Sivia. Alvin terdiam sebelum akhirnya menjawab.

"Pangeran Rio sedang tidak ada di istana, tapi sepertinya pangeran Iel ada didalam, itu pun kalau dia sedang tidak pergi."

"Boleh kami bertemu dengan pangeran Iel? Kami ada keperluan dengannya."

"Ayo, aku pun ingin bertemu dengannya." Sivia dan Agni menganggukan kepala secara bersamaan sebagai jawaban dari ajakan Alvin.

Sampai akhirnya mereka bertiga masuk kedalam istana untuk bertemu dengan Iel.

✴✴✴✴✴

"Mawar hitam dan pedangnya." Rio dan Ify berucap secara bersamaan setelah meihat apa yang ada dibalik pintu tersebut.

"Akhinya kita menemukannya tanpa harus bersusah payah untuk mencarinya, Ify." ucap Rio dengan nada gembira.

"Iya, Yo. Akhirnya ketemu juga."

Mereka masuk kedalamnya dengan sedikit waspada, karena takut terjadi sesuatu yang tidak mereka inginkan.

"Aku yang akan mengambil mawar dan pedang itu Ify. Karena aku tidak mau kau terluka karena duri-duri tajam pohon mawar."

Ify menganggukan kepala. Setelahnya Rio berusaha untuk mencabut pohon mawar dari tempatnya dengan hati-hati karena durinya yang sangat tajam dan panjang-panjang. Dengan perlahan, pohon mawar hitam tersebut tercabut dari tempatnya tumbuh semula. Rio juga langsung mencabut pedang yang menancap tepat disamping bekas pohon mawar itu tumbuh.

"Akan aku simpan pedang dan pohon bunga mawar ini didalam tas ku. Dan  menanam mawar ini di istana nanti saat kita sudah sampai. Karena tidak mungkin pohon ini bisa bertahan lama."

"Iya, Rio. Dan jangan sampai mati ya, aku takut aku gak bisa pulang kerumah ku lagi. Pedangnya juga" Ify tersenyum pedih ketika mengingat nasibnya yang sekarang ini berada sangat jauh dari rumahnya.

"Kau tidak perlu bersedih, Ify. Karena setelah semua ini selesai, kau pasti bisa kembali lagi kerumah mu."

Jauh didalam hati Rio dan Ify ada perasaan tidak rela jika tiba saatnya mereka berdua harus berpisah dengan jarak yang sangat jauh nanti. Namun apalah daya, kehidupan mereka berdua berbeda. Mereka memiliki kehidupan yang berbeda yang suatu saat nanti harus kembali mereka hadapi masing-masing.

"Iya, Yo." Rio mengusap rambut Ify dengan lembut untuk menenangkan Ify.

"Ayo kita pergi dari sini dan kembali ke istana. Aku tak mau ada yang melihat kita dan mengetahui apa yang kita miliki yang ternyata mereka adalah orang yang bisa membahayakan nyawa kita berdua."

Secret Book{✔}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang