"Pake baju apa, ya?"
Jam sudah menunjukkan pukul 18.30, tapi aku masih sibuk mencari baju untuk pergi ke prom malam ini, sedangkan Kak Aldo akan menjemputku kurang dari satu jam lagi.
Akhirnya, setelah lama bergelut dengan semua pakaian di lemari, pilihanku jatuh pada dress polos selutut berwarna peach. Aku langsung memakainya lalu aku sedikit merias wajah, simpel saja, tak menor. Barulah kuambil flat shoes berwarna senada dengan dress-ku di rak sepatu, kemudian menyampirkan tas kecil berwarna putih tulang.
Setelah memastikan sekali lagi penampilanku di cermin, aku menuju ruang tamu untuk menunggu Kak Aldo datang.
"Udah mau berangkat, Kak?" Suara Rian yang sedang main handphone-lah yang pertama kali menyambutku di ruang tamu.
"Iya, tinggal nunggu Kak Aldo jemput." Aku beringsut duduk di sampingnya.
"Widihh ..." dia menghentikan aktivitasnya, "CLBK nih ceritanya?"
"Jangan sok tahu kamu," ucapku judes.
"Udahlah... CLBK aja, Kak. Nggak dosa kok." Rian tertawa jail dan kembali memainkan handphone.
Aku memukul lengannya. "Diem, deh, anak kecil nggak usah ngurusin masalah orang dewasa, ya," cibirku.
"Dewasa dari Hongkong. Diduain sama Kak Alder aja nangis, huuu ...."
Aku melotot mendengar cibiran yang keluar dari Rian dan langsung mencubitinya.
"Awh, awh, sakit, Kak. Ampun! Ampun!"
"Biar tahu rasa!"
"Ganas banget, sih, cubitannya, Kak. Duuh ...." Dia masih memegang perutnya yang sakit itu.
"Lebih ganas mana sama omongan kamu tadi, hah?!"
"Hehehe. Maaf, deh, maaf, Kak. Becanda." Dia nyengir. "Eh, tapi itu fakta lho."
"Rian!" Aku memperingatkan.
"Iya, iya. Silent mode on."
Tak lama, Kak Aldo datang dengan setelan jas rapi yang membuatnya terlihat sangat manly.
Ayah dan Ibu yang semula berada di dapur bergabung saat Kak Aldo datang, menyambutnya dengan baik.
"Tante titip Tari, ya, pulangnya jangan kemaleman," ucap Ibu ramah, dan langsung dijawab oleh Kak Aldo.
"Siap, Tante."
Aku dan Kak Aldo pun berangkat menuju salah satu hotel di pusat kota untuk acara prom night malam ini. Hanya butuh waktu 20 menit untuk sampai di sana.
Saat aku masuk, sudah banyak orang yang datang, tentunya yang didominasi oleh kelas 12. Boleh saja kalau kelas 10 dan 11 ikut, tapi tidak wajib. Hanya untuk meramaikan. Tapi dari yang kulihat, ada beberapa teman sekelasku juga yang datang ke sini, termasuk Sarah, Risma, dan Hana.
Aku dan Kak Aldo langsung menghampiri mereka yang tengah sibuk memakan hidangan yang tersedia.
"Makan mulu ya kerjaan kalian." Aku geleng-geleng kepala.
Sarah beralih. "Mubazir kalo nggak dimakan, Tar. Kalo buat besok kan takut basi. Hehehe."
Sepertinya Risma langsung jaga imej begitu melihat Kak Aldo yang sedang merhatiin mereka.
"Eh, ada Kak Aldo. Hehe. Mohon dimaklum kelakuan Sarah, ya, Kak?" ucap Risma kikuk, sedikit malu atas tingkah Sarah yang seperti anak kecil.
"Kayak lo enggak aja, deh, Ris," timpal Sarah tak mau malu sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth or Dare (Completed)
Teen Fiction"Gue suka sama lo. Mau gak jadi pacar gue?" Kalimat itu terlontar jelas dari mulut Tari yang saat ini merasa malu setengah mati melakukan tantangan Truth or Dare dari teman-temannya itu. "Oke, mulai hari ini kita pacaran." Jawaban yang sungguh dilu...