[Chapter 17 : Who?]

2.3K 267 25
                                    


Drap...

Drap...

Drap...

Terlihat seorang laki-laki dengan Jubah Hitamnya berjalan menyusuri Koridor markas Hexa dengan langkah yang lebar. Wajah tanpa Ekspresinya masih saja menunjukkan bagaimana gelisahnya dia. Hingga saat masuk ke sebuah ruangan besar dimana dulunya tempat Tetua Hexa berdiam, seorang laki-laki lain terlihat duduk disinggasananya.

"Aku sudah memberikanmu auraku, bagaimana reaksi mereka saat melihatmu?" Tanyanya dengan seringaian diwajahnya. Laki-laki itu terdiam sejenak dan menghembuskan napas.

"Tidak ada reaksi yang berarti." Jawabnya singkat. Pria di singgasana itu menopang dagu dan menatap laki-laki itu dingin.

"Aku sudah menyelamatkanmu dari ledakan kuat akibat pertarungan Ayahku dengan para cecungguk itu, tapi seperti ini kah caramu berbalas budi?" Ujarnya tajam, "seorang pengkhianat juga seharusnya dimusnahkan, tapi karena kemurahan hatiku kau selamat, Park Jimin" lanjutnya.

Pria itu menatap telapak tangannya dan mengepalnya perlahan. Jimin terlihat meringis seiring menguatnya kepalan pria itu da mulai berlutut karena tak kuasa menahan keseimbangannya.

"Kau tahu aku bisa membunuhmu tanpa menyentuhmu bukan? Bahkan Segel baru di telapak kakimu itu bisa menjalar dan membakar tubuhmu jika kau mulai berkhianat atau bahkan jika  aku mau." Pria itu terus menekan Jimin dan terlihat senang melihat Jimin kesakitan.

Drap!

Ia turun dari singgasananya dan berjalan kearah Jimin yang masih berlutut menahan sakit ditubuhnya.

Ia mensejajarkan posisi kepala mereka berdua dan menatap Jimin yang terengah pelan.

"Lakukan semuanya sesuai perintahku, atau ... kau akan mengalami siksaan yang panjang. Kau tahu aku kan?" Kecamnya dan kembali berdiri. "Kembali ke dunia itu dan tetap awasi mereka, aku akan menyusun rencana untuk menyerang mereka dan menguasai dunià." Lanjutnya dan kembali kesinggasananya.

"Dan ... jangan sekali-kali berpikir kau akan berhasil melarikan diri dariku, kau tahu aku masih punya tawanan kan?"

Jimin berdiri perlahan dengan kepalan kuat pada tangannya. Ia menggertakkan giginya kuat, seandainya ia bisa menjadi lebih kuat mungkin anak ini bukanlah hal yang sulit baginya. Jimin berjalan keluar dengan langkah lebar.

Ia memakai topi pada Jubahnya kembali saat keluar dari Naungan Hexa itu. Ia berjalan kesebuah arah yang tidak asing. Ya, arah dimana menuju sebuah rumah yang dulu dia tinggali bersama orang-orang yang harus dia awasi.

Rumah itu kini sudah kembali seperti semula setelah hancur lebur karena pertarungan sebelumnya. Jimin sengaja membangun rumah itu lagi dengan kekuatannya. Karna hanya saat berada dirumah itulah segel dikakinya tidak akan bereaksi jika ia berpikir untuk berkhianat kembali pada Hexa.

Menjaga pikirannya agar tetap utuh tanpa memikirkan untuk melindungi yang lainnya tentu bukan hal yang mudah baginya.

Ia tiba di rumah itu, langkahnya langsung terhenti sebelum ia menapakkan kakinya masuk melewati pintu setelah ia buka.

"Park Jimin..."

Jimin membuka topi Jubahnya dan menatap pria dihadapannya itu dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

"Pada akhirnya kau akan kembali ... berpihak pada Hexa?"

Jimin hanya terdiam.

"Aura itu ... kenapa kau punya aura Hexa?"

"Hexa sudah mati."

"Apa yang kau bicarakan?"

"Kau tahu Tetua Hexa punya keturunan'kan? Dia bahkan lebih keji daripada Tetua yang sebelumnya dibunuh oleh anak itu."

[BANGTASY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang