Part 5

200 12 5
                                    

Setelah membalas chat dari jheni, dia tidak membuka chat dari teman temannya yang lain. Dia melihat status terbaru teman temannya.
Setelah puas bermain hp. Mira menaruh hpnya diatas nakas meja disamping tempat tidur Mira, Mira segera ke kamar mandi.

Setelah selesai mandi, Mira ke dapur untuk mengambil minuman.

*****
" Udah bangun dek?." Puri menyapa adiknya yang sedang minum.
"Hmm.." Mira menjawab pertanyaan kakaknya dengan cuek, dan segera pergi ke ruang tengah, untuk menonton Upin & Ipin.

"Assalamulaikum." Kak Septa pulang dan langsung menghampiri mamahnya dan mencium tangan mamahnya yang lagi menata makanan di meja makan.
"Loh abang, tumben jam segini udah pulang." Mamahnya heran biasanya putranya pulang jam setengah 6 petang. Dan sekarang saat mamahnya melihat jam dinding masih jam 17.00.

"Iya mah, kerjaan abang udah selesai jadi langsung pulang. Tu bocah kampret tumben diam aja, kenapa mah?." Tanya Septa kepada sang mamah.
" Gue bukan kampret abang, dan satu lagi gue nggakpapa." Teriak Mira dari ruang tengah yang sedang menonton tv.

"Tuh mulut bisa nggak dikondisikan, kayak situ doang yang punya mulut." Sindir Puri kepada adiknya, sementara sang mamah hanya tersenyum karena putrinya yang paling kecil sudah kembali seperti semula.

"Ya suka suka gue dong kak. Mulut juga mulut gue." Mira dan kakak perempuannya itu selalu berdebat, hampir setiap menit mereka bertengkar. Mamahnya yang sudah hafal akan sikap kedua putrinya hanya diam.

"Adek mulutnya dijaga ya, sama kakaknya kok nggak sopan gitu!." Tegur bang Septa kepada Mira.
" Ih abang malah belain dia, dia duluan yang mulai bang. Sono salahin dia aja. Jangan salahin Mira." Ucap Mira sebal.

" Kok lo jadi salahin gue sih, dengerin noh kata bang Septa lo ituh udah nggak sopan sama gue. Lo harus Minta maaf sama gue S.E.K.A.R.A.N.G!." Puri berkata dengan songongnya.
" Denger ya kakak gue terkamfret sedunia raya jagat raya, gue nggak sudi dan nggak akan minta maaf sama lo. Karena gue nggak salah. Noo. No.No." Mira sambil menggerakan jari telunjuknya kekanan dan ke kiri.

" Mending kalian diam. Terus kita makan malam." Ucap sang mamah yang melerai perdebatan kedua putrinya.
"Adekk sini, makan!!!." Mamahnya duduk di kursi di depan Bang Septa.
"Iya mah bentar. Kurang bentar lagi Upin & Ipin nya bersambung." Mira masih tetap pada posisinya dari tadi yaitu menonton kartun kesukaannya.

"Adek..!!" Bang Septa berkata dengan nada yang sangat dingin, Mira sudah hafal dengan nada seperti itu. Itu artinya Bang Septa mau marah.
" Iya iya, adek kesitu." Mira segera mematikan tv dan duduk di depan kakaknya Puri yang sedang memakan makanan yang sudah mamahnya masak tadi.

Saat Puri memakan makanannya dia melihat kakaknya yang sedang menatapnya dengan tatapan membunuh.

Putri hanya menatap kesal kakaknya yang selalu memancing emosinya.
Setelah selesai makan Mira langsung beranjak dari meja makan dan langsung pergi ke kamar.

"Mamah,Abang Mira mau ke kamar dulu. Bye." Mira mencium pipi sang mamah dan langsung ke kamar dan mengunci pintunya.

Jam sudah menunjukkan pukul 00.00, tapi Mira masih berkutat dengan novelnya itu. Mira sangat menyukai novel, Mira selalu membaca novel. Meskipun itu bukan noveknya sendiri.

Terkadang Mira meminjam banyak novel di perpustakaan daerah, terkadang dia juga beli sendiri di Gramedia. Tapi dia harus menyisihkan uang jajannya selama 2 minggu.

Hoahhhh
Mira beberapa kali menguap dan mengucek kedua matanya. Sekarang Mira sudah mulai mengantuk. Mira menandai sampai mana dia membaca, dan besuk Mira akan melanjutkannya. Mira mematikan lampu kamarnya dan segera pergi ke dunia mimpi yang sangat indah.

AKU DAN HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang