Sementara di kelas Samudra semua siswa sudah duduk di bangkunya masing masing saat pelajaran matematika berlangsung.
" Lo kemarin kemana bro?." Dika yang duduk disebelah Samudra sudah pusing dengan angka angka di papan tulis.
" Ada urusan." Samudra sibuk dengan pensil yang dicoret coret di buku dengan mencari nilai x.
" Smart people mah beda." Dika lebih memilih untuk tidur.
--------------------------------------------------------
" Ei Sam gue main ke rumah Lo ya." Semenjak 10 menit yang lalu setelah bel pulang sekolah berbunyi, Alif mengikuti Samudra ke parkiran." Oi ngapain Lo kerumah Sam?." Dika merangkul bahu Alif untuk berjalan bersama.
" Numpang makan sekalian main game kuy. Besok kan libur, gue nginep sekalian ya Sam." Alif berbicara dengan wajah tanpa dosa.
" Hm." Samudra hanya bisa membalas deheman untuk temannya itu, lagian Samudra jadi punya teman dirumah.
" Lo mau ikut nggak Dik?." Tanya Alif setelah menaiki motornya.
" Gue nanti malem aja kesana, nanti gue dicariin Mak gue lagi." Dika berjalan menuju tempat motornya terparkir manis.
" Anak emak Lo, dasar." Begitulah mereka berdua, tidak mengenal tempat untuk berdebat dan saling menghina.
" Surga di telapak kaki Ibu inget!." Alif dengan polosnya hanya menganggukkan kepalanya.
Samudra yang dari awal emang bodoamat sama mereka, langsung mengendarai mobil nya untuk pulang ke rumah." Wah Si Sam main ninggal aja, keterlaluan." Alif segera menaiki memakai helm dan mengendarai motornya untuk keluar dari sekolah.
Hari ini Pelajaran di kelas Mira dan teman teman sangat melelahkan, bagaimana tidak satu hari penuh hanya menghitung terus bahkan disaat yang lain sudah keluar dari kelas mereka masih harus bertempur dengan angka angka yang ada di papan tulis.
" AKHIRNYA KITA GO HOME." Tata berteriak dengan senang saat guru itu mengakhiri kelas hari ini.
" Assalamualaikum sahabat-sahabatku yang sifatnya 10 12 sama saiton." Puput melambaikan tangannya dan tertawa.
" Bukan temen gue." Priambodo langsung membawa ranselnya dan pergi keluar kelas.
" Mir pulang sama siapa?." Satria menunggu Mira yang masih membereskan buku-bukunya.
" Naik angkot. Yuk pulang." Satria dan Mira berjalan beriringan menyusuri koridor yang sudah sepi oleh penduduk.
" Kalau gue nggak ada futsal, gue anterin pulang." Satria tersenyum masam.
" Nggakpapa kali santai aja, lagian kan gue bukan 1 atau 2 kali naik angkot. Udah sering banget. Jadi tenang,oke. I'm fine." Mira menepuk bahu sahabat lelakinya itu untuk meyakinkan bahwa dia baik baik saja.
Mereka berpisah saat di koridor, dimana Satria berbelok untuk berjalan ke parkiran mengambil kuda besi nya. Dan Mira yang berjalan lurus untuk menunggu angkutan umum yang sering dinaikinya saat jam pelajaran di sekolah telah usai dan bel pulang berbunyi.
•••••••••••••
" ASSALAMUALAIKUM IBUNDA YANG PALING CANTIK ANAK GANTENG IN HERE." Dengan bahagianya Alif berteriak dirumah samudra, memanggil malaikat penolong mereka disaat lapar pulang sekolah." Ibu gue." Samudra berjalan menghampiri lalu memeluk ibunya sebentar dan segera ke lantai atas, lebih tepatnya dikamar samudra.
" Yee sewot ae bang, orang Ibunda setuju setuju aja, iya kan ibunda sayang." Alif memeluk ibu samudra dengan hangat.

KAMU SEDANG MEMBACA
AKU DAN HUJAN
Teen FictionMira Atmawijaya, gadis biasa yang terlahir sederhana dan sering terlambat ke sekolah, sedikit tomboy, gadis yang jujur dan apa adanya. Mira merupakan secret admirer seseorang. Lalu bagaimana jika orang yang disukai Mira secara diam diam tiba tiba me...