Mira mematikan kamera ponselnya.
"Ngapain malam malam telfon?." Sesungguhnya Mira ingin sekali memutuskan panggilannya dengan Samudra.
" Bukannya Lo malah seneng ya?." Samudra terkekeh pelan.
" Udah ah males,mau tidur besok sekolah." Jantung Mira seperti mau copot dan lari dari tempatnya.
"Ya." Setelah itu Samudra memutuskan panggilannya.
Mira memeluk bantal erat erat sambil senyum senyum seperti orang baru menang undian.
" Aaaa Samudra nelfon guee. Apasih gue kok jadi gini." Mira lalu tertidur dengan memeluk bantalnya.
Pagi ini Mira bangun lebih awal, karena hari ini dia ingin datang lebih awal untuk menghindari lelaki yang selalu membuatnya uring uringan tidak jelas.
"Selamat pagi semua." Mira sudah rapi dengan seragam sekolahnya.
" Bang hari ini Mira naik angkutan aja. " Mira menepuk bahu abangnya yang duduk menunggu makanan. Sedangkan abangnya mengerutkan dahinya, tumben sekali adik bungsunya ini berangkat sekolah sangat pagi pagi sekali. Tidak ada angin, tidak ada hujan.
" Semuanya Mira berangkat ya, Assalamualaikum."
Mira berpamitan kepada keluarganya, lalu jalan kaki menuju halte didekat rumahnya, untuk menunggu angkutan.Mira melihat ponselnya, dan ternyata masih jam 06.00 pagi. Mira sendiri heran dengan diri sendiri, ini baru pertama kali Mira datang ke sekolah sepagi ini. Ini bersejarah bagi Mira.
Sekitar 15 menit Mira sampai di sekolahnya. Ternyata sekolahnya masih sepi, karena masih sangat pagi.
Mira berjalan ke kelasnya dengan gontai. Mira meletakkan tas di tempat duduk Mira seperti biasanya. Dan mengambil bekal untuk memakannya di kantin.
Di kantin Mira memilih tempat duduk diujung yang masih sepi. Lalu duduk dan memakan makanan nya dengan khidmat disana.
" Tumben pagi pagi udah dateng. " Satria menarik dan duduk di kursi yang ada di depan Mira.
" Rajin mode on, haha." Mira tertawa sendiri sedangkan satria menatap Mira penuh selidik, dia sudah hafal dengan satu sahabatnya itu, pasti ada yang dia sembunyikan.
" Gue siap kapanpun Lo mau cerita." Satria tahu Mira masih belum mengatakan apa yang terjadi, jadi satria memberi sahabatnya itu waktu.
"Makasih Lo de best deh." Mira mengacungkan jempolnya ke muka Satria sambil tertawa dengan tulus.
Mira tahu dia tidak bisa berbohong pada satria, karena dia sudah sangat akrab layaknya saudara.
Mira dan satria membahas hal hal yang receh, membuat Mira terus tertawa hingga matanya mengeluarkan air."Balik ke kelas kuy." Mira dan satria berdiri dari tempat duduknya, dan meninggalkan kantin.
Di sepanjang koridor Mira dan Satria sama sama diam. Karena satria itu sebenarnya adalah laki laki yang cuek, kecuali kepada sahabat sahabatnya dia akan menjadi seorang satria yang receh.
" Kalian berdua darimana aja?." Priambodo heran menatap 2 sahabatnya itu.
"Kantin." Mira duduk di meja nya dan memasukkan kotak bekalnya. Karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi.
" Sekian dari saya, sampai bertemu di pertemuan selanjutnya. Selamat pagi." Itu adalah guru ekonomi di kelas X IPS 3.
" Pagi." Semua siswa menjawab dengan serempak dan segera berhamburan pergi ke kantin untuk mengisi perutnya.
" Laper, ayo ke kantin. Dari tadi cacing di perut gue udah demo minta diisi." Tata sangat lapar dan ingin segera makan disana, sungguh mata pelajaran tadi sangat menguras otak.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU DAN HUJAN
Teen FictionMira Atmawijaya, gadis biasa yang terlahir sederhana dan sering terlambat ke sekolah, sedikit tomboy, gadis yang jujur dan apa adanya. Mira merupakan secret admirer seseorang. Lalu bagaimana jika orang yang disukai Mira secara diam diam tiba tiba me...