Part 6.

199 10 6
                                    

Sam langsung menarik dan menggenggam tangan Mira lalu pergi meninggalkan lapangan.
"Lepasin!!, kaki gue sakit lo tau nggak sih_-. Dan enak aja lo main tarik tarik tangan gue, lepas nggak???!." Mira membentak Sam karena beraninya dia menarik narik tangannya. Mira sangat kesal karena Sam berjalan sangat cepat, Mira sangat sulit menyeimbangkan langkah Sam, karena kaki Mira masih sakit. Mira berjalan dengan sedikit pincang, entah kemana Samudra membawanya, Mira sudah berontak minta dilepaskan tapi Si kepala batu sama sekali tidak menanggapinya-,-.

******
Ternyata Sam membawa Mira ke UKS
"Duduk!."Sam menyuruh Mira untuk duduk di brangkar UKS, Mira hanya diam dan menurut.
Samudra pergi keluar UKS, entah kemana perginya. Mira juga tidak tahu, dan tidak ingin tahu.
Mira melihat roknya yang sobek, padahal itu seragam sekolah, emang keterlaluan kakak kelasnya itu.

"Emangnya gue salah apa, gue nggak pernah nyakitin Kak karel, tapi kenapa dia justru jahat sama gue, mempermalukan gue didepan banyak siswa, mana seragam gue sobek lagi." Mira binggung dengan tingkah Karel kepadanya, tapi Mira tak mau ambil pusing dengan tingkah Karel.

Mira bangkit dari duduknya.
"Siapa yang suruh lo berdiri!." Sam datang dengan kotak p3k ditangannya.
Mira terkejut karena sejak kapan Sam ada disitu.
" Suka suka gue lah orang kaki kaki gue. Lo nggak usah ngatur ngatur gue karena lo bukan siapa siapa gue!.Lo ngerti." Mira berkata dengan jari telujuk yang dia arahkan ke muka Sam.

"Lo duduk, terus diam!." Sam berkata dengan nada yang sangat dingin, hingga membuat Mira mau tak mau menuruti perintah Sam.
Mira kembali duduk di brangkar, dan tiba tiba Sam menarik kaki Mira, sehingga kaki Mira lurus. Sam mulai mengobati lutut Mira yang berdarah dan lecet. Tapi darahnya sudah kering sih, hehehehe.

Setelah mengobati kaki Mira, Samudra menarik tangan Mira, dan melihat luka yang ada di siku Mira.
"Ishh...pelan pelan, sakit." Mira megaduh kesakitan saat sikunya diberi obat merah oleh Si Kepala Batu. Sam tidak memperdulikan Mira, dia terus mengobati luka Mira.

"Kenapa lo tadi nolongin gue?? Dan kenapa lo perhatian sama gue?." Mira bertanya akan sikap Sam kepadanya.
" Emang harus ya pertanyaan itu gue jawab?." Sam mengangkat satu alisnya keatas.
" Tau ah, orang ditanya malah balik nanya." Jawab Mira dengan mengedikan bahunya, dan menggembungkan kedua pipinya seperti anak kecil, karena sebal dengan Samudra.

Sam hanya tersenyum saat melihat sikap Mira yang seperti anak kecil.
Entah kenapa Sam tadi menolong Mira, mungkin karena jiwa kemanusiaannya.
Ah sudahlah, jangan dibahas. Mira merasa nyaman dengan si Kepala Batu. Padahal dia sangat arogant.

Aww...
Sam melempar obat merah ke kepala Mira, dan sangat tepat sasaran mengenai kepalanya Mira:v.
"Lo rese ya!." Mira mengepalkan kedua tangannya yang siap siap untuk menghajar muka Sam.
"Kenapa?, mau nonjok?. Tangan masih sakit berani nonjok?. Hebat-,-, tapi gobl*k." Mira mengurungkan niatnya mendengar ucapan Sam yang sangat menusuk hati.
"Jahat." Mira membuang muka, dia sangat sangat kesal kepada Sam.

Samudra pergi meninggalkan Mira di UKS.
Mira hanya bisa melihat kepergian Sam dengan tatapan yang sulit diartikan.
Mira segera bangkit dari brangkar UKS dan pergi untuk ke kelasnya. Mira berjalan dengan gontai. Mira kesal karena seragamnya jadi kotor dan sobek. Tapi Mira mencoba bersabar atas apa yang dilakukan kakak kelasnya yang sok berkuasa itu.

****
KELAS
  Mira sangat beruntung, karena kelasnya kosong tidak ada gurunya. MERDEKA.
Mira langsung meletakkan tasnya dan segera duduk dibangkunya.
Tata heran melihat penampilan sahabatnya seperti orang yang baru bangun tidur, atau habis terkena air genangan hujan. Eh tunggu kan hari ini nggak hujan.

Tata mendekati Mira yang sedari tadi hanya diam.
"Mir lo kenapa?."Mira hanya diam tidak menjawab pertanyaan Tata. Mira masih larut dengan pikirannya bahkan Tata bertanya pun tidak dijawab. Hebatt:v.
" Lah, kan ini masih pagi baju lo kusut banget kayak muka lo." Priambodo datang dan memperhatikan Mira yang sedari tadi melamun saja.

AKU DAN HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang