Sore, Sasuke sudah sampai di kota tujuan, Konohagakure. Tempat baru baginya untuk merintis karir.
Sebenarnya keluarga Sasuke bisa dibilang cukup terkenal dengan kesuksesan perusahaan mereka, namun kali ini Sasuke melepas bisnis yang sudah Ia lama tekuni. Semua karena Itachi menawarkan sebuah pekerjaan untuk menjalankan toko perhiasan di Konoha. Sasuke lakukan demi mendapat pengalaman baru sebagai pedagang kecil. Banyak keuntungan yang Ia dapat, sekaligus ini adalah kesempatan bagus untuk mendirikan perusahaannya sendiri dari nol.
Itu hanyalah niat awal Sasuke. Namun tak pernah disangka, gadis yang dicintainya akan menghubungi Sasuke dan berharap bahwa pria itu benar-benar akan mengambil tawaran kerja dari Itachi.
Bagaikan sebuah keajaiban. Dulu Sasuke sudah berkali-kali ditolak Karin, gadis itu. Namun sekarang Ia merindukan Sasuke? Pertanda baik macam apa ini sebenarnya?
Jika diingat-ingat lagi, memang Ia sudah sangat lama menyukai Karin. Kedua orang tua Sasuke adalah sahabat dari orang tua Sakura, jadi Ia sering berkunjung ke Konoha sejak masih kecil. Dan saat itulah Ia mengenal Karin. Namun gadis keluarga Uzumaki itu tak pernah sekalipun membuka hati untuknya, jadi Sasuke seperti kayu yang terambang di tengah lautan. Ia tak bisa menepi untuk mengakhiri perasaan, namun juga tak ada kepastian yang akan membawanya ke daratan mana.
Sekarang, dengan keajaiban ini, Sasuke semakin semangat untuk pindah ke Konoha. Saat itu, sama sekali tak terpikirkan tentang janjinya dengan Sakura. Sasuke sudah tertelan dalam hasrat kuat, hingga Ia bahkan sering membayangkan akan tinggal bersama Karin, merawat anak-anak mereka dan hidup bahagia.
Setelah beberapa hari sebelum keberangkatannya, Ia baru ingat kalau belum mengabari apapun pada Sakura. Memikirkan tentang perempuan musim semi itu, seluruh harapannya hancur sudah. Sasuke terlajur membuat janji itu, jadi apapun yang terjadi, Ia harus menepatinya sebagai seorang laki-laki sejati. Di manakah harga diri seorang Uchiha? Pria Uchiha tak boleh mengingkari janji yang sudah dibuat.
Namun apalah daya, Sasuke tetap ingin mencoba untuk membatalkan janji demi perasaan cintanya yang kuat. Dengan keberanian penuh, Ia mengajak Sakura bertemu dan berniat untuk jujur. Sayang sekali, Sakura tak bisa menerimanya dengan senang hati. Sasuke maklumi karena memang janji itu sudah lama dibuat dan Sakura bahkan menolak banyak pria hanya untuk menjalankan janji bersamanya.
Sekalipun Ia sangat tersakiti, namun Sasuke berusaha untuk bertanggung jawab. Ide tentang rencana itu dirinya sendiri yang membuat, jadi Sasuke harus tetap menjalankannya. Apapun yang terjadi.
Tapi, sanggupkah Ia menolak gadis yang sangat dicintainya itu? Bahkan sampai sekarang, Sasuke belum dapat memikirkan cara bagaimana menyelesaikan masalah ini. Ia tetap berangkat menuju Konoha untuk menyelesaikan pekerjaan, namun apakah Ia sanggup menjaga perasaan? Apa lagi Sakura tak ada di sini. Akan gawat nanti jika Ia melupakan Sakura dan justru lepas kendali untuk mencintai Karin.
Kau harus bisa, Sasuke. Kau harus bisa.
Alhasil hanya doa lah yang mampu Ia kerjakan saat ini. Mungkin Sasuke harus benar-benar fokus pada bisnis, agar tak memiliki waktu untuk memikirkan Karin. Tapi apakah Karin akan sakit hati juga seperti dirinya nanti?
Bodoh! Kenapa kau terus memikirkannya?! Sekarang waktu untuk tidur, Sasuke. Lupakan Karin. Waktu untuk tidur sekarang jauh lebih penting.
Sasuke berniat untuk benar-benar tidur, namun Ia teringat akan kado dari Sakura yang belum sempat dibukanya. Jadi Ia kembali bangun, lalu berjalan menuju meja di samping jendela untuk mengambilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Totally Fate
FanfictionMereka tak bersama. Mereka tak saling peduli. Mereka tak pernah bersatu. Namun sebuah janji dibentuk, mewujudkan kedua takdir mereka. Janji yang tak pernah menjadi dugaan. Tak pernah menjadi harapan. Namun menjadi ikatan yang teramat erat. **** *Cha...