"Maaf Sakura-chan, sepertinya hari ini tak bisa istirahat lagi." seru Naruto dari balik meja kasir.
Sakura tersenyum dan mengangguk. Memang pekerjaan ini cukup membutuhkan banyak tenaga. Pelanggan yang Naruto dapatkan bisa dibilang lebih dari cukup. Bahkan meja-meja yang ditata di luar cafe pun penuh sesak. Hanya dengan tenaga dua orang di sini, istirahat rasanya tak mungkin sekali.
Naruto benar-benar tak menyangka cafe-nya mendapat banyak sorotan dari masyarakat. Letaknya yang dekat pantai merupakan posisi strategis juga. Pemandangan menakjubkan menjadi faktor kesuksesan di sini. Tentu saja, faktor utama dari semua itu adalah produk makanan Naruto dan ice cream buatannya.
Tapi Sakura cukup iba melihat Naruto yang tak pernah istirahat karena melayani pelanggan sekaligus membuat stok ice cream tiap harinya. Sakura pernah menyarankan agar Naruto memesan ice cream dari luar, tapi Ia menolak langsung, tak ingin mengganti cita rasa.
Sekarang ini, mereka membutuhkan pegawai baru. Namun sulit juga mendapatkan yang cocok dan tak sering membuat masalah. Jangan dibilang mencari orang baru adalah hal yang mudah! Naruto termasuk orang yang suka pilih-pilih. Ia harus mendapatkan pelayan yang tidak ceroboh dan memiliki wajah lumayan untuk ditempatkan bagian pelayanan.
Dari semua itu, sebagian besar pendaftar adalah murid-murid pekerja paruh waktu. Mereka jarang mendapatkan full day shift, jadi Naruto belum akan puas jika belum menggaet pekerja tetap seperti Sakura.
"Apa pekerja dari perusahaanmu belum datang juga?" tanya Sakura di sela-sela kesibukannya.
"Mereka akan datang besok lusa. Kumohon, sabarlah."
"Tidak masalah. Lagi pula, aku sudah terbiasa sibuk!"
Keramaian cafe Naruto sampai di telinga Minato, ayahnya yang memegang perusahaan keluarga Uzumaki itu. Naruto lebih memilih bekerja di tempat kecil ini selama belum ditunjuk untuk ikut campur tangan di perusahaan besar dan memusingkan itu. Tapi dengan baik hati Minato akan mengirimkan beberapa pelayan dari perusahaannya untuk membantu Naruto. Lagi pula, cafe Naruto ini termasuk salah satu cabang miliknya bukan?
"Boss, apa aku terlambat?" Seorang remaja belasan tahun keluar dari ruang staff dengan seragam cafe yang serupa dengan Naruto dan Sakura. Melihat ramainya suasana, Ia langsung berlari ke etalase dekat kasir.
"Konohamaru! Kau datang tepat waktu! Bantu di kasir dan aku akan lanjut." Seru Naruto dan langsung masuk ke bagian dapur. Pesanan sudah menumpuk di sana dan Naruto harus cepat-cepat menyusun menu yang dipinta.
"Akhirnya kau datang juga, Konohamaru."
"Iya, maaf agak terlambat, Saku nee!"
Sakura hanya tersenyum, tak mempermasalahkan hal itu sebenarnya. Lagi pula, seorang murid menengah atas seperti Konohamaru pasti sudah susah dengan kerja sampingan seperti ini. Walaupun cukup sibuk, Konohamaru memiliki keahlian yang lumayan tinggi mengenai dessert. Remaja yang bermimpi menjadi patissier itu langsung saja mendapatkan perhatian khusus dari Naruto dan menerimanya bekerja beberapa hari lalu.
"Sumimasen..." seseorang menepuk bahu Sakura halus ketika perempuan itu sedang beranjak mengantarkan pesanan. Sejenak Sakura berhenti untuk memperhatikannya dari ujung rambut.
Cantik. Satu kata bagi gadis itu. Wajah putih yang terbingkai kaca mata, lengkap dengan senyum penuh keramahan di bibir ranumnya. Ia terlihat sangat menarik, terbalutkan kemeja panjang putih polos sederhana dan hot pants gelap yang mengekspos kaki mulus jenjangnya hingga mungkin mampu membuat lelaki manapun bertekuk lutut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Totally Fate
FanfictionMereka tak bersama. Mereka tak saling peduli. Mereka tak pernah bersatu. Namun sebuah janji dibentuk, mewujudkan kedua takdir mereka. Janji yang tak pernah menjadi dugaan. Tak pernah menjadi harapan. Namun menjadi ikatan yang teramat erat. **** *Cha...