"Apa?? Jadi Naruto menciummu??!!"
Tanpa basa-basi, Sakura langsung menutup mulut Ino, sahabatnya yang gatal dengan semua informasi terbaru itu. Mereka sedang berada di sebuah tempat makan. Akan sangat memalukan jika Ino tak dapat mengendalikan suaranya.
Cukup sudah Sakura memendam segala cerita sendirian. Kini Ia membeberkan semuanya dari awal sampai akhir pada mereka. Hanya satu hal yang disembunyikan Sakura, yaitu perasaan aneh dirinya ketika tak memendam amarah pada Naruto atas peristiwa semalam.
Temari menyesap minumannya, berlagak dewasa dari kawannya yang lain. "Jadi Naruto menyukaimu."
"Astaga.... Cinta segi empat!! Kyaaa.... Manis sekali...!!" Heboh Tenten sendirian. Dialah satu-satunya yang tidak ikut prihatin dengan kejadian yang menimpa Sakura.
Ino menjitak pelan kepala Tenten. "Ini bukan saatnya kagum, bodoh."
"Aaaa ittaai.... Okeoke aku akan diam."
Ino kembali fokus pada Sakura. "Lalu, bagaimana kondisimu dengan Sasuke?"
"Kami masih bertengkar sampai sekarang."
"Cobalah bicara padanya, Sakura." Kali ini Temari yang mencoba buka mulut. Menyarankan keberanian untuk perempuan itu.
Memang semua terjadi karena salah Sakura. Jika saja Sasuke menemukannya saat Ia tengah melawan, mungkin Sasuke masih bisa memberikan toleransi. Di sini, masalah utama bagi Sasuke adalah Sakura yang terlena dan menerima ciuman liar Naruto.
"Uumm.... Mungkin akan kucoba nanti di rumah. Sekarang, ayo kita bersenang-senang."
***
Di rumah Sasuke, pria dingin menyebalkan itu kini hanya mematung dengan mulut yang setengah terbuka, bersiap menelan air dari botol. Tapi bagaikan tersihir, Sasuke terus saja menatap sosok di ambang pintu, melambaikan tangan dengan senyum khas yang amat mempesona.
"Kau...?" Seketika Sasuke tersadar dari aksi bodohnya itu, kemudian Ia segera meneguk air dan berangsur mendekati Karin.
"Lama tidak berjumpa, Sasuke-kun."
"Kenapa kau di sini?"
Mendapati sorotan tajam dari Sasuke, Karin harus menunduk untuk menghindarinya. Tak ada yang lebih menakutkan dari tatapan dingin pria yang satu ini. Mungkin suasana hati Sasuke sedang tidak baik, sampai-sampai berani kasar pada gadis yang sejujurnya masih mengisi hati Sasuke.
"Aku.... Ingin mengembalikan ini."
"...?"
Sasuke meraih tas kertas berwarna pink. Dibuka perlahan, dan Ia mendapati salah satu sepatu kesayangan Sakura dan sebuah hand bag mungil. Sasuke menatap Karin tak mengerti.
Seolah mengerti rasa penasaran Sasuke, Karin langsung cepat-cepat menjelaskan. "Soal itu... Tadi malam Haruno-san pulang meninggalkan tas dan heels-nya. Kudengar Ia libur 2 hari, jadi aku membawakan ini untuknya."
"Semalam? Kau tahu kejadian semalam?"
"Kejadian semalam..? Apa... Ada yang terjadi?"
Karin menatap Sasuke penuh tanda tanya, sedangkan Sasuke langsung buru-buru menggeleng.
Memang Karin hanya diminta oleh Naruto untuk mengantar benda ini, tanpa memberi tahu apa yang terjadi semalam. Sebenarnya Naruto bisa mengantar sendiri, tapi Ia sedang sibuk. Lagi pula, datang pada tuan rumah yang kepalanya masih panas hanya akan menimbulkan kekerasan nantinya. Dan ingatlah, Karin menuruti Naruto hanya karena Ia ingin melihat Sasuke barang sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Totally Fate
FanfictionMereka tak bersama. Mereka tak saling peduli. Mereka tak pernah bersatu. Namun sebuah janji dibentuk, mewujudkan kedua takdir mereka. Janji yang tak pernah menjadi dugaan. Tak pernah menjadi harapan. Namun menjadi ikatan yang teramat erat. **** *Cha...