Sinar matahari begitu terik seperti biasanya. Udara benar-benar sangat panas, ditambah dengan suara serangga liar yang memenuhi hari. Namun berbeda dari kota-kota besar, Konohagakure masih memiliki banyak tumbuhan dan pohon-pohon rindang, menambah kesejukan tersendiri. Namun semua itu tak dipedulikan Sakura. Sebanyak apapun pohon, tak ada salah satu dari mereka yang mampu mendinginkan hati Sakura bukan?
Perempuan itu menyipitkan matanya, menatap tajam sebuah toko perhiasan yang mulai ramai dikunjungi. Di dalam sana, beberapa orang pegawai sedang sibuk melayani pelanggan. Tapi bukan itu titik fokus penglihatan Sakura. Emerald cantiknya menemukan sosok pria berambut gelap mirip pantat ayam gosong yang tengah berdiri di depan toko, memperhatikan bagaimana para pekerja itu menjalankan tugasnya.
Merasakan kehadiran Sakura, Sasuke menoleh dan menatapnya datar. Perempuan musim semi ini tersenyum miring. Ia mengangkat dagunya angkuh, melepas kaca mata hitam dari wajah, lalu melipat kedua tangannya di depan dada. Sudah dapat dirasakan dari jauh, bahwa Sakura sangat marah hari ini.
"Aku menemukanmu, pria kurang ajar." Bisiknya tanpa menghilangkan senyum iblis itu.
Kuharap aku tak mengenalnya. Desah Sasuke dalam hati melihat tingkah aneh Sakura di tengah-tengah tempat parkir, membuat beberapa orang memperhatikan sambil menahan tawa mereka. Memang terlihat jelas, perempuan itu sangat-sangat mengganggu dengan ekspresi jeleknya, seakan siap menerkam Sasuke.
"Apa yang kau lakukan di sana, Nona??! Pergilah kalau tidak mau kutabrak!!" Teriak seorang paman tua dari balik kaca mobilnya. Beliau terus mengklakson Sakura yang masih berdiri di tengah halaman parkir, sampai akhirnya perempuan itu mendesah dan dilanjut dengan gerutuan.
Dengan hati sedongkol-dongkolnya, Sakura menarik dua koper besar dan pergi menjauh, diikuti Sea yang terus menempel di sekitar kakinya. Pooddle putih itu mejadi pendiam seketika, tepat saat mereka sampai di Konoha. Mungkin Ia merasa aneh dengan tempat barunya?
"Kenapa kau tak membantuku hah? Kau tak lihat barangku sangat banyak?!" Serbu Sakura langsung tanpa adanya sopan santun pada tuan rumah.
Sasuke melirik sejenak lalu pergi ke tangga kecil di samping toko. Ia naik ke atas tanpa ada niatan membantu Sakura sedikitpun.
"Kau tak mau masuk?" Tanya Sasuke dingin.
"Entah kenapa aku setuju mau menikah dengan laki-laki paling buruk sepertimu."
Yap, beberapa hari sudah berlalu sejak Sakura menghubungi Sasuke untuk memberikan kabar bahwa Ia akan tinggal di Konoha. Sasuke sudah memberikan izin padanya, namun Sakura justru menderita! Tak pernah terpikirkan bahwa Ia akan tinggal berdua dengan laki-laki yang belum menjadi suaminya. Padahal saat itu, Sakura sudah membujuk Mikoto lagi agar diperbolehkan tinggal sendiri di apartemen jika Tsunade tak ingin menampung Sakura. Tapi sungguh sial, Sasuke justru lebih cepat memberitahukan pada Mikoto bahwa Ia tak mempermasalahkan hal ini. Maka dari itu, Sakura benar-benar marah dibuatnya.
Kalau di dunia ini tak ada hukum untuk membunuh seseorang, sudah dapat dipastikan bahwa nyawa Sasuke akan berakhir di tangan Sakura. Jika saja.
"Aku sudah menyiapkan semua keperluanmu. Aku juga belikan barang-barang baru untuk Sea. Karena halaman toko ini sudah dijadikan tempat parkir, jadi aku menaruh rumah anjingnya di ruang tengah. Kamar juga sudah kubereskan, tapi aku tak yakin apakah sesuai seleramu atau tidak." Jelas Sasuke panjang ketika Ia membuka pintu lantai dua.
Sakura memperhatikan sekeliling. Isi rumah ini seperti rumah normal yang luas, hanya saja tidak memiliki banyak ruang. Terdiri dari 3 ruangan, satu loteng dan satu balkon. Ruang utama dilengkapi dengan sofa dan karpet. Ada televisi dan beberapa furnitur, serta perabot umum lainnya. Di belakang sofa, ada dapur tanpa penyekat. Bersih dan tertata rapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Totally Fate
FanfictionMereka tak bersama. Mereka tak saling peduli. Mereka tak pernah bersatu. Namun sebuah janji dibentuk, mewujudkan kedua takdir mereka. Janji yang tak pernah menjadi dugaan. Tak pernah menjadi harapan. Namun menjadi ikatan yang teramat erat. **** *Cha...