Beberapa hari berlalu dengan cepat, Sakura habiskan dengan menanti pria bernama Sasori Akasuna itu kembali mengunjungi cafe. Rasa penasaran perempuan itu memuncak. Bukan, bukan mengenai Sasori yang kenyataannya adalah teman masa kecil Sakura. Ia lebih tertarik dengan info Hinata di akun media sosialnya.
Namun entah mengapa, Sasori tak pernah kembali lagi ke cafe. Mungkin Ia hanya asal singgah dan tidak ingin kembali kemari lagi, entahlah? Tak ada yang tahu.
Saat itu Sakura cepat-cepat memantau media sosial milik Hinata, namun Ia tersadar bahwa akun yang ini berbeda dengan akun baru yang diketahui Tenten. Ternyata Hinata menggunakan akun ganda, namun keduanya tak menyimpan banyak info.
Tidak banyak status dan foto yang Ia post, hanya ada beberapa gambar pemandangan yang ditangkap oleh seorang ahli. Hinata Hyuuga ini, pasti mahir menggunakan kamera. Ah, lupakan itu.
"Sakura-chan."
Naruto memanggilnya. Perempuan itu berbalik dan mendekati Naruto, duduk di salah satu bangku cafe menunggu jam tutup. Hari sudah gelap. Pelangganpun sudah banyak yang pergi.
Sakura tersenyum tipis. Beberapa hari ini memang hubungan keduanya membaik, setelah Naruto meminta maaf padanya. Sebagai seorang perempuan, Ia cukup peka jika pria yang satu ini sedang berusaha mendapatkan hatinya. Justru karena itulah Sakura sangat ingin mempertemukan Naruto dengan Hinata, hingga Ia rela mencari perempuan yang tak ada hubungan sama sekali dengannya itu.
"Kita buat pesta kembang api, bagaimana menurutmu?"
Emerald Sakura beralih menatap Naruto yang masih setia menunjukkan senyumnya. "Hanabi?"
"Ah, bukan itu. Hanya pesta untuk pekerja kita saja. Sekali-kali kita juga butuh liburan, bukan?"
"Acara kecil-kecilan? Kapan?"
"Bagaimana kalau hari minggu?"
Sakura membuka ponselnya, melihat tanggal di sana. Jaga-jaga siapa tahu Ia sudah ada acara. "Huuumm... Boleh. Akan kubantu menyiapkannya." serunya semangat sembari menelungkupkan ponsel di atas meja.
"Baguslah! Kira-kira apa yang akan kita buat? Banyak makanan banyak kesenangan!!"
"Kau hanya memikirkan makan! Bodoh!"
"Bukankah itu yang paling penting?"
"Kita hubungi dulu yang lainnya, siapa tahu ada yang tidak bisa datang."
"Ah benar juga. Kalau begitu, makanan urusan kedua."
Dan begitulah, malam itu mereka habiskan dengan beberapa pekerja lain, membahas acara yang akan mereka adakan untuk bersenang-senang. Saatnya musim panas, saatnya bunga di langit malam!
***
Sasori membuka pintu rumah, menenteng tas laptop dan beberapa lembar kertas. Di belakangnya, seorang gadis cantik berambut gelap panjang mengekor dengan senyuman manis yang mampu membuat siapapun tenang melihatnya.
"Maaf merepotkanmu, Akasuna-san."
Sasori menggeleng. "Aku minta maaf kalau tempatku tidak membuatmu nyaman, hime-sama."
Hinata menggeleng singkat dan menutup pintu, kemudian membantu Sasori membawa cemilan ke halaman belakang "Aku suka di sini."
Mereka terus berjalan, melewati banyak ruang di rumah yang terbilang mewah ini. Hinata tampak takjub dibuatnya. Dengan desain yang begitu unik, rumah ini dipenuhi dengan meja-meja dan rak ukiran, dihiasi dengan boneka-boneka yang sangat mirip dengan manusia. Apa yang biasa orang sebutkan ya? Ball jointed doll?
KAMU SEDANG MEMBACA
Totally Fate
FanfictionMereka tak bersama. Mereka tak saling peduli. Mereka tak pernah bersatu. Namun sebuah janji dibentuk, mewujudkan kedua takdir mereka. Janji yang tak pernah menjadi dugaan. Tak pernah menjadi harapan. Namun menjadi ikatan yang teramat erat. **** *Cha...