"Perkenalkan, namaku Azet"
Murid baru itu tersenyum lembut, tanpa paksaan sama sekali. Dia mengamati keadaan kelasnya. 25 orang, berarti 26 orang jika dihitung dengan dirinya.
"Ada yang ingin kalian tanyakan?" Suara Mrs.Syaza membuyarkan pikiran Azet yang terus mengelana.
"Siapa nama lengkapmu?"
Anak baru itu menjawab ringan, "Azet Allard"
Kelas menjadi ramai dengan berbagai suara bisikan maupun teriakan.
"Apa keahlianmu hingga kau bisa diterima di sini saat pertengahan semester?"
"Sudahlah Ginny, dia pasti punya keahlian, salah satunya adalah manja. Bukankah begitu, putri Allard?" Licik. Gadis dengan rambut sepinggang itu menatapnya dengan tatapan merendahkan, seolah-olah Azet hanyalah sebuah barbie ayahnya.
Azet tersenyum sinis, menatap kedua perempuan yang kini tersenyum mengejek ke arahnya. "Kau ingin aku melakukan apa, Winny? Bukankah kalian kembar? Anak dari Yang Mulia Willen?"
Tidak, anak kembar itu tidak terlihat terkejut. Mereka hanya menampilkan ekspresinya selama beberapa detik tanpa diketahui orang lain. Namun tentu saja Azet menangkap perubahan ekspresi itu.
"Ah, kau harus tau Azet, Winny saudariku ini merupakan anggota paduan suara dan vokalis kebanggaan keluarga kami. Jika kau ingin dipermalukan, bernyanyilah" Ginny tersenyum miring, membalas ucapan Azet dengan sengit.
"Kau ingin aku bernyanyi lagu apa, tuan putri?"
Winny tersenyum penuh kemenangan menyadari subjek bullyannya sudah masuk perangkap. "Kau bisa menyanyikan lagu All I Ask."
"Ah, anak-anak. Bukankah seharusnya kita ke ruang musik untuk mempelajari beberapa hal? Dan kalian juga bisa mempermalukan teman baru kita di sana." Mrs.Syaza tersenyum lembut, mengakhiri perdebatan muridnya.
🍁
Hah, dasar sombong. Bukankah sebelum bertanding kita harus mengetahui kekuatan diri sendiri dan kekuatan lawan? Dan mereka dengan seenaknya merendahkanku di hari pertama masuk. Menantang bernyanyi? Bahkan wajah mereka langsung pucat ketika aku baru saja menyanyikan satu bait diiringi permainan piano. Ho ho hoo mereka dipermalukan oleh putri Allard yang 'manja' ini.
Yap, Azet memikirkan kejadian tadi sambil terus berjalan dan tersenyum kecil. Ketika menyadari ada seseorang yang berjalan ke arahnya dengan jarak 2 meter, dia memperlambat langkahnya dan melewati lelaki itu.
"Hei, anak baru." Lelaki yang hendak menabraknya itu berteriak, kembali menghampiri Azet yang diam karena merasa terpanggil.
"Bukankah seharusnya kita bertabrakan seperti di film atau seperti cerita di wattpad? Mengapa kau melewatiku begitu saja?"
"Karena kau tidak penting, lagipula ini kehidupan nyata, tidak seperti cerita di khalayanmu itu." Azet mendengus kecil, mengangkat sedikit sudut bibirnya dengan tatapan mengejek.
"Siapa namamu? Kau tak sopan padahal masih baru di sini"
"Hee..memangnya aku peduli? Aku bukan wanita yang memakai seribu topeng di wajahnya. Jika aku memang tak sopan, aku tidak akan pura-pura sopan di hari pertama ku" Kini dia benar-benar mendengus hingga orang yang di depannya bisa mengetahuinya. Mungkin tatapan jengahnya pun tak bisa luput dari pandangan orang itu.
"Aku bertanya padamu tentang namamu, nona, bukan tentang seribu topeng."
"Ah, apakah aku harus memberitahu namaku pada orang aneh sepertimu ?" Azet menaikan sebelah alisnya, menatap lelaki itu dari bawah ke atas, memperhatikan penampilannya. "Namaku Azet"
"Siapa nama lengkapmu?"
"Kau pedofil. Kau tidak perlu mengetahui nama lengkapku" Azet menunjuk dada orang itu
Laki-laki itu tiba-tiba tertawa, "Jika umurmu 3 tahun, kau boleh menyebutku pedofil" laki-laki itu kembali menatapnya dari atas ke bawah dan kembali lagi ke atas, menatap matanya. "Kau bukan adik Nic, kan?"
Azet kembali memutar bola matanya, menatap jengah lawan bicara. "Entah Nic mana yang kau maksud. Aku adik dari Nicholas Allard. Dan nama lengkapku Azet Allard. Selamat tinggal orang aneh yang tak penting"
Azet pergi begitu saja, meninggalkan kakak kelasnya yang masih diam.
Sial, sial, sial. Ternyata Nic benar, adiknya masuk ke sekolah ini. Ahh~bukannya dalam cerita wattpad gadis baik akan tertarik dengan seorang badboy? Bukankah aku harus jail dan menyebalkan agar gadis itu luluh padaku? Laki-laki itu tersenyum miring. Maaf Nic, bukannya aku tidak menghargaimu, tapi adikmu benar-benar menarik.
"Oh, hei Al..e. Muka lu kenapa tuh? Kaya kemasukan setan mesum aja. Btw udah ketemu sama adek gw belum? Kayaknya elu deh yang berhasil bikin dia terus ngedelik pas ketemu gw di parkiran."
Senyum Ale berubah menjadi seringaian kecil, "sip, berarti bener dia adek lo. Gw udah ketemu. Dia cantik, buat gw aja, gw suka."
Pletak.!!
"Hoo..enak aja lo! Playboy kayak lo gakan gw biarin sama adek gw." Nic mengusap tangannya yang baru saja menjitak kepala Ale.
Tin tin.!!
"Bangke, lo mau pulang ga? Kalo gamau bilang aja, Vin lagi banyak kerjaan"
Yap, Vin -anak baru yang memperkenalkan dirinya sebagai Azet- menekan klakson berkali-kali. Dan jika kalian berpikir dia yang mengendarainya, sebenarnya salah. Dia memang duduk di kursi depan, sambil menekan keras klakson walau supirnya sudah melarang.
"Adek biadab lu.! Gw udh bilang kalo nama gw Nicholas, bukan Kevin.!! Tunggu bentar anggur!!" Nic berteriak menunjukan ekspresi kesal pada adiknya, namun kembali memalingkan wajahnya menatap Ale.
"Lu jangan deketin adek gw. Bye gw duluan" Nic berjalan mundur menghampiri Vin sambil terus mengacungkan jari telunjuknya menunjuk Ale yang terkekeh.
Benar, Ale memang sudah menyusun rencana, bagaimanapun caranya, ia harus mendapatkan hati gadis itu. Persetan dengan kakak biadabnya, Ale sudah bertekad untuk meluluhkan hati adik kecilnya.
🍁🍁🍁
Yap, Zee datang lagii. Sebenernya ini jauh dari ekspetasi Zee yang berharap tokoh utama kita itu perangainya lemah lembut, polos, baik hati, dan tidak sombong. Soalnya dari awal Zee emang udh bikin sifat si tokoh utama tuh jauh dari kata nakal dan nyebelin, tapi apa daya Zee..
Tapi tak apa lah yaa..kalian udh tau gimana sifat tokoh utamanya.
Dia emang nyebelin, kata-katanya pedes..tapi mungkin aja ada beberapa sifat baik hatinya.Pokoknya kalian ga boleh ninggalin Zee. Zee udah berusaha buat kembali nulis di wattpad walau karya ini bener-bener jauh dari karya sebelumnya.
Maaf juga kalo ceritanya berbeda dengan ekspetasi kalian.Typo everywhere.
Thanks for read, vote, and comment.Love you❤
Zee🍭
KAMU SEDANG MEMBACA
Call Me Vin
Novela Juvenil"Kenapa sih bingung gitu? Panggil ya panggil aja, gausah ragu. You can call me Vin, like my family" "Of course i will. But I'll call you Az, and you can call me Panda as you wish" Yap, jarang bahkan tak ada yang memanggilnya Vin, kecuali keluarganya...