Antara abu-abu dan warna-warni

7 3 0
                                    

"Tuan nona ini udah larut malam banget, ayok kita pulang saja ya" tanya rendy pada ku yang membuatku kesel padanya,
"Apaan si nih anak, nggak gaul banget, gue aja yang anak gadis biasa aja, eh loh pulak yang khawatir, nggak usah bencong deh"
Ku lontarkan perkataan pedas padanya berharap ia mau mengerti, karena memang aku ingin di tempat ini sampai pagi, melepaskas kesedihan ku, aku sadar tatapan friendly, matanya ity melihat wanita itu seperti menyimpan ketertarikan, cara ku ini kuharap mampu mengembalikan perhatiannya itu, perhatian yang tak pernah kubayangkan bisa hilang seperti membalikkan telapak tangan hanya kerena bertemu seorang cewek biasa, bahakan cewek yang dibawah biasa.

"Tuan nona, sekarang sudah pukul 2, ayok pokoknya kita harus pulang" ucapan nya memebuat ku kaget, karena dia mengucapkannya seperti memerintah padaku, bukan hanya itu dia juga memegang dan menarik tangan ku sekarang, ku lepas kan tangan nya lalu kutampar pipinya dengan sekuat tenagaku mencoba menyadarkan siapa dirinya, jangan sok mengaturku.

Yang herannya, dia hanya sedikit mengelus pipinya, kemudian seperti orang aneh dia melamun.

"Tuan nona, disana ada papa tuan nona"
"Ihh, serius loh mana, dimana, emmmmm," kurang ajar ni anak pakai nutup mulut gue sambil nyeret-nyeret gue, emang dia pikir dia siapa sih
"Maafkan saya tuan nona, tapi ini saya harus lakukan," dia masih tetao menteret-nyeretku sambil mendekapku dan menutup mulutku, memasukkam kedalam mobil, ketika dia sudah masuk di mobil, aku sudah menyiapkan ancang-ancang ku untuk mengebomnya
"Heh loh, gue pecat loh yah? Tugas loh itu gue suruh cuman nemanin gue, kalau loh mau pulang loh pergia aja, gue masih mau disini" tanpa menghiraukan ku dia menstarter mobil ku dan membawaku pergi dari karoke ini. Aku sungguh kesal, sangat kesal, tak mampu aku membendung rasa kecewaku pada mereka semua, dalam sehari, aku merasa sangat berubah menjadi orang yang sangat menderita
"Rendy, loh tahu kan gue tuh sangat sayang sama dia, gue masih mau di tempat itu, gue strees rendy, gue butuh hiburan. Ehhh hiks eh,, hiks" aku tak peduli lagi walaupun aku nangis seperti anak kecil dihadapannya. Dia mendengarkan perkataan ku tapi tak berkomentar sedikit pun.

Lalu dia keluar mobil sebentar, mengekuarkan ponsel jadulnya, tanpa kamera, memang ada yah orang semiskin itu pikirku, kemudian dia seperti menghubungi seseorang , dia berbicara tampaknya serius, sambil beberapa kali dia paling kan wajahnya.

"Hallo pak"
"Iya rendy, bagaimana kamu sudah berhasil membawak yuki keluar dari tempat itu"
"Sudah pak,saya akan menjaganya"
"Iya saya tahu itu, makanya saya percayakan yuki pada kamu. Saya dan keluarga kamu setujuh menikah kan yuki dan kamu besok"
"Hm besok? Apa tidak terlalu cepat, saya rasa yuki belum siap untuk menerima ini semua, "
"Yuki, harus bisa menerima ini rendy, papa kamu sudah semakin parah kondisinya, saya tidak mau mengecewakan papa kamu, apa lagi untuk seumur hidupnya, saya takut terlambat rendy"
"Iya pak , sebenarnya saya juga khawatir sama kondisi papa, saya juga tidak ingin mengecewakan papa"
"Ya sudah diputuskan kamu untuk menikah besok, sekarang kamu bawak dia ke rumah itu, kasih dia obat yang saya kirim bersama minuman tadi, kasih kan padanya, itu obat penenang agar nanti dia bisa di urus sama dayang-dayang saya untuk mempersiapkan diri ke pesta besok"
"Ehm, baik lah pak, saya harap ini juga menjadi yang terbaik buat yuki, kalau dari saya, saya berjanji akan menjaga nya, memberinya kebahagian dengan segenap hidup saya"
"Trimakasih rendy, kamu tenang saja, saya tahu yangnterbaik untu anak saya, dan yang terbaik itu memang kamu"
"Trimakasih pak atas kepercayaannya"
"Yasudah rendy sekarang kamu urus calon istri kamu"
"Baik pak"

Huh lama banget si,,,,, si rendy ngomong, sama siapa lagi tuh? Si OB ini lama-lama bertingkah juga ya? Perlu gue tabok lagi ni orang.
"Lama banget sih loh"
"Lama ya,, sorry ya,,"
"Ngomong sama siapa loh tadi"
"Sama,, eh air minum itu tuan nona yang minum ya?"
"Iya, emang kenapa? Ini air minumkan"
"Eh,, iya tentu saja itu air minum, itu tadi saya beli sebenarnya memang buat tuan nona kok"
"Loh belum jawab pertanyaan gue, loh ngomog sama siapa tadi?"
"Sama calon papa,,eh sama maksudnya sama papa aku"
"Papa? Bisa juga orang miskin kayak loh ngomong papa"
Ehm tiba-tiba aja gue kok jadi ngantuk banget ya, mungkin karena gue terlalu lelah hari ini, terutama lelah hati, biasanya juga gue nggak akan ngantuk kalau semalaman begadang nonton drama korea, gue tidur aja kali ya disini, lagian gue yakin rendy orangnya nggak macam-macam, malahan cenderung udik ni anak, kalau dia berniat jahat udah dari tadi kali dia jahat sama gue, gue heran kok gue bisa jadi dekat ya sama cowok selain yang jadi cowok gue, OB lagu ni, adah deh nanti aja gue pikir lagi gue tambah ngantuk banget ni.

"Rendy loh antar gue kerumah gue ya, alamat gue jalan kenanga no 8, yang paling gedek rumahnya diantara rumah-rumah gedek
gue udah ngantu banget ni, gue mau tidur."
"Yaudah tuan nona istirahat aja"
Tak mampu lagi aku membuka mataku, kurebahkan diriku ketempat duduk, dan mulai terlelap kedalam dunia mimpiku.
*****

"Sayang,,, bangun sayang,,, udah pagi nih" ehm aku seperti mendengar suara mamah, tapi mama kan sekarang lagi di negara inggris melanjutkan event yang mama menangkan di spanyol dua hari yang lalu.segera ku sadarkan diriku dari tidurku, tidur yang terasa sulit untuk ku kepaskan
"Ehhhmmm mama? Mama udah pulang? Bukannya mama masih harus di inggris ya hari ini, sekarang?
"Ya udah pulang dong sayang, mana mungkin mama nggak hadir ke pesta pernikahan anak mama"
"Pernikahan anak mama? Siapa yang menikah ma? Hari ini menikahnya"
"Ya kamu lah sayang, kamu nggak lihat sekarang kamu udah pakai baju pengantin, udah jadi permaisuri yang cantik'
'Loh apa ini, apa yang terjadi mah, aku mau menikah? Menikah dengan siapa? Dengan friendly? Tapi aku punya masalah dengan friendly semalam"
"Bukan dengan friendly sayang, tapi dengan seseorang yang mama dan papa percaya kamu akan mendapatkan cinta terbaik darinya, kamu harus bisa terima semua ini sayang,ini yang terbaik buat kamu"
"Mah aku nggak mau mah, mama sama papa jangan seenaknya ngambil keputusan ginj dong, pokoknya aku nggak mau, aku mau lari dari pernikaha ini" segera kulepaskan tangan mama yang memelukku, lalu aku berlari ke jendela yang ada di kamar ini, aku baru sadar kalau ini bukan kamar ku
"Sayang kamu jangan pergi!! sayang,,,"

#Day8
#RamadhanBerkisah
#PenaJuara

SillentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang